"Loh? Beneran?"
"Iya gusti. Gapercayaan banget sama Bapak sendiri. "
"Lah?"
"Teh, berhasil juga ada waktunya. Kegagalan yang belum sempat diselesaikan kemarin, tuntas hari ini. Selamat yah. Nanti di jalan teriak, pamer sama semesta kalo anak Bapak juga layak ada dipuncak bahagia yang lama. "
"Hahaha. Boleh teriak kan kali ini, Pak?"
"Boleh deh buat orang yang dari kemarin capek-capekan belajar. Tapi teriaknya pelan-pelan aja, yah. "
"Ih hahaha. Sama aja bohong. "
      Aku tersenyum. Semesta, makasih buat bahagia yang nyatanya gak pernah surut. Gak pernah hilang, namun hanya tersendat. Makasih untuk selalu ada meski gak keliatan. Maaf yah. Pernah benci untuk jangka waktu yang lama. Untuk alasan yang kekanakan. Semesta, makasih untuk selalu ciptakan bahagia yang sempurna. Makasih untuk tetap menyimpan senyum Bapak dan Ibu yang indah. Jangan pernah hapus itu ya semesta, karena kekecewaan mereka adalah sakit yang nyata.Â
     Inilah akhirnya. Gadis taurus yang sempat mengira semesta jahat, nyatanya adil yang sebaik-baiknya. Semesta hanya menunda bahagia kita sekejap saja. Gagal yang dia kasih adalah bentuk perhatian yang hangat. Andai semesta tahu, betapa bahagia ini akan kupinta untuk abadi selamanya. Karena ternyata, gagal bukanlah usai. Dia hanya menjadi rute pemberhentian yang aman, gak suntuk di jalan, jika kita mampu menggunakan waktu yang semesta kasih sebaik mungkin.
      Kata Bapak, semesta cuman jail. Kalo kamu sedih, tuntasin itu sampai habis. Karena nanti bahagia akan menggapaimu dengan penuh sukacita. Semangat yah. Gak ada sukses yang mudah, gak ada sukses yang cepat. Semuanya proses yang indah dan rahasia.
Kalo gagal melingkupi harimu, tuntaskan itu sebaik mungkin. Seikhlas yang kamu bisa. Jangan biarin untuk terus ada. Karena senyamannya kegagalan, dia bukan hal yang layak untuk dinikmati lama-lama.Â