lebih baik kamu tahu bahwa aku tidak pernah berhenti merindukanmu,
aku mohon duduklah lagi...
biarkan aku menikmati ini semua sebelum kamu benar benar pergi"
aku terduduk lagi karena mendengar kalimatmu yang begitu lain dari biasanya,
coba aku periksa, ini kamu bukan sih?
dulu saat masih ada kita,
kamu tak pernah dengan sengaja menahanku pergi sekalipun kamu berurai air mata menyaksikan kepergianku,
"kenapa? kenapa aku harus tinggal?
apa bedanya nanti atau sekarang? toh aku juga akan pergi?" kataku ketus
"jangan menatapku seperti itu? aku tidak suka?"
ada apa dengan tatapanku?