Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Jakal yang Gagal Menjaga Waktu

20 Mei 2023   22:45 Diperbarui: 20 Mei 2023   22:59 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua ekor jakal di tengah gurun gersang (Sumber: Krugerpark/Karl Svendsen)

Pijar mendeham-deham ketika bank memberikan informasi melalui ponsel cerdas bahwa kartu kredit Girang terkena biaya tambahan. Dan, ia harus menatap wajah Pijar, putrinya, yang mulai dongkol karena ia tidak segera bermain, padahal sudah gilirannya untuk menjatuhkan kartu.

"Ayah," ujar Pijar mendesah, "Pijar boleh bertanya?"

Buru-buru Girang menaruh gawai di pahanya. "Silakan, Nak."

"Apabila makanan yang bisa menghidupkan kebahagiaan keluarga adalah Waktu, lantas bagaimana caranya kita bisa memastikan kebahagiaan keluarga kita mendapatkan makanannya?"

/3/

Setiba di rumah, halaman tampak senyap. Tidak ada Binar, istri Girang, di sana. Pada hari-hari biasa, tiap menjelang siang, Binar biasanya berada di halaman. Ia duduk di sela rumpun bunga matahari dan melati, bersandar ke batang ketapang, dan melahap sebuah buku sebelum akhirnya tertidur karena elusan angin.

Girang langsung ke teras. Duduk di kursi, menyandarkan letih, dan mendengkus penuh penyesalan. Ia baru saja melukai hati putrinya alih-alih menyenangkannya. Ketika memejamkan mata, kupingnya mendengar suara istrinya. Seperti tengah menelepon seseorang.

"Suami saya selalu terpaku pada gawai atau komputernya," kata istrinya dengan nada kesal, "sedangkan saya seperti pemain sirkus yang kelimpungan menyiapkan segala kebutuhan anak-anak. Itu pun sembari menjemur cucian."

Terjeda sejenak.

Lamat-lamat ia dengar suara lawan bicara istrinya, tetapi tidak jelas siapa orangnya dan apa yang tengah ia katakan.  

Lalu, istrinya berkata lagi, "Suami saya tengah menikmati kopi hitam pekat sembari membaca berita daring di gawainya ketika saya menyiapkan makan siang untuk anak-anak, lalu membantu putri kami merapikan tas dan pakaian sekolah, lalu menemani putra kami merampungkan 'pekerjaan rumah'."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun