Di sisi sukarelawan, mentor kegiatan kelas menulis, matematika, dan berbahasa sebagai bagian dari kecerdasan literasi, tumbuh dan berkembang perlahan-lahan. Sekalipun perlahan, hal tersebut merupakan tolok ukur positif bagi Pustaka Ballak Kana untuk terus bergerak.


Anak-anak lelaki juga mahir berkesenian. Lucky, Wiwin, dan Rifky kian piawai menabuh gendang. Tunrung Pakanjarak dan tunrung rincik, nama tabuhan gendang Makassar, sudah mereka kuasai. Mereka menjadi lelaki panggilan: mengisi acara yang membutuhkan pemain gendang.

Kreativitas tanpa batas
Selain itu, anak-anak muda dalam lingkaran Pustaka Ballak Kana juga aktif berjejaring. Mereka rutin berkomunikasi dengan sesama pengelola Taman Bacaan Masyarakat, bahkan lintas ormas kepemudaan. Satu misi yang tengah kami galang: menghijaukan Turatea.
Mulai dari mana? Dari tiap-tiap rumah anggota. Dari situ dulu. Teman-teman juga mulai belajar memanfaatkan barang-barang bekas. Ban mobil misalnya, disulap menjadi pot bunga. Hasilnya dijual. Lumayan untuk mengisi dompet dan menambah kas PBK untuk membeli buku.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI