Di sisi sukarelawan, mentor kegiatan kelas menulis, matematika, dan berbahasa sebagai bagian dari kecerdasan literasi, tumbuh dan berkembang perlahan-lahan. Sekalipun perlahan, hal tersebut merupakan tolok ukur positif bagi Pustaka Ballak Kana untuk terus bergerak.
Anak-anak lelaki juga mahir berkesenian. Lucky, Wiwin, dan Rifky kian piawai menabuh gendang. Tunrung Pakanjarak dan tunrung rincik, nama tabuhan gendang Makassar, sudah mereka kuasai. Mereka menjadi lelaki panggilan: mengisi acara yang membutuhkan pemain gendang.
Kreativitas tanpa batas
Selain itu, anak-anak muda dalam lingkaran Pustaka Ballak Kana juga aktif berjejaring. Mereka rutin berkomunikasi dengan sesama pengelola Taman Bacaan Masyarakat, bahkan lintas ormas kepemudaan. Satu misi yang tengah kami galang: menghijaukan Turatea.
Mulai dari mana? Dari tiap-tiap rumah anggota. Dari situ dulu. Teman-teman juga mulai belajar memanfaatkan barang-barang bekas. Ban mobil misalnya, disulap menjadi pot bunga. Hasilnya dijual. Lumayan untuk mengisi dompet dan menambah kas PBK untuk membeli buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H