Coba bayangkan betapa dilematis posisi Amien Rais. Tidak mendirikan PAN berarti menyiksa Hanafi, mendirikan berarti menyiksa Mumtaz. Sungguh pilihan yang level rasa sakitnya mirip dengan memakan buah simalakama.
Namun, ada rasa sakit yang jauh lebih menyakitkan. Rasa sakit yang diawali rasa kecewa. Betapa tidak. Sudahlah dilepeh oleh besan sendiri, sekarang Amien Rais dilecehkan oleh anak sendiri. Perih sekali nasib Pak Amien. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H