Coba bayangkan betapa dilematis posisi Amien Rais. Tidak mendirikan PAN berarti menyiksa Hanafi, mendirikan berarti menyiksa Mumtaz. Sungguh pilihan yang level rasa sakitnya mirip dengan memakan buah simalakama.
Namun, ada rasa sakit yang jauh lebih menyakitkan. Rasa sakit yang diawali rasa kecewa. Betapa tidak. Sudahlah dilepeh oleh besan sendiri, sekarang Amien Rais dilecehkan oleh anak sendiri. Perih sekali nasib Pak Amien. [kp]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!