Di sinilah pentingnya ide dan kerangka artikel sudah rampung, entah di kepala entah di catatan, sebelum kita tumpahkan ke dalam tulisan. Penulis yang cakap memiliki vaksin guna menangkal serangan virus kalimat bertele-tele. Vaksinnya bernama kerangka gagasan.
Kini kita tiba di anak tangga ketiga. Keringkasan namanya. Perhatikan secermat-cermatnya paragraf Anda.
Di sinilah perlunya setiap penulis mengenali kata.Â
Anda harus bisa membedakan antara kata sifat dan kata kerja, memastikan mana nomina dan mana pronomina, atau mencamkan penggunaan adjektiva dan pemakaian adverbia.Â
Bingung memahami diksi pada kalimat di atas? Jika jawaban Anda "ya", berarti Anda butuh berintim-intim dengan kata.
Bentuk ringkas dan bentuk panjang berpilin erat dengan kefasihan kita dalam mengenali kata. Aku membutuhkan kamu dapat diringkas menjadi aku membutuhkanmu. Itu masih di tataran kalimat, belum bergerak ke tuturan paragraf.
Perhitungkan kalimat pokok atau kalimat utama. Kalimat utama dalam satu paragraf biasanya satu atau dua kalimat saja, selebihnya pelengkap belaka.
Kita mesti menyadari bahwa pembaca artikel, baik di blog maupun portal berita, banyak memakai ponsel ketika membaca. Paragraf yang panjang dapat menguapkan gairah membaca. Jika sudah begitu, pertanda tulisan kita ditinggalkan sebelum khatam dibaca. Kecuali pembaca sangat membutuhkan tulisan kita.
Kini tiba waktunya kita menilik resep keempat, yakni ketandasan. Silakan tilik infografis di bawah ini.