Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lima Alasan Kroasia Bisa Lolos ke Final

11 Juli 2018   05:18 Diperbarui: 11 Juli 2018   15:29 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (Data Infografis: Khrisna Pabichara. Desain: Syahrul Ramadhan)

Ivan Rakitic (Foto: FIFA/Getty Images)
Ivan Rakitic (Foto: FIFA/Getty Images)
Inggris memang tidak menemukan perlawanan yang berarti dari timnas Swedia pada babak perempat final. Laskar Tiga Singa menang 2-0 di Samara Arena, Sabtu (7/7/2018). Akan tetapi, Kroasia bukan Swedia. Inggris tidak akan leluasa memainkan bola di lini tengah. Rakitic punya tandem sehati, Kramaric. Keduanya berwatak sama: petarung.

Sedikit ke belakang, jiwa petarung juga ada dalam diri Vida. Bek ini bagai petarung bebas yang kukuh menjaga benteng pertahanan. Pasangannya, Lovren, tidak kalah garang. Umpan silang yang jadi makanan empuk Kane mesti diantisipasi dengan baik oleh mereka. Dan, konsentrasi harus penuh hingga akhir laga.

Menyitir harapan Corluka, seperti dilansir FIFA.com, Kroasia berani bertarung. Kalau perlu, kerahkan seluruh upaya demi kemenangan. Pendek kata, habis-habisan. Seluruh penggawa harus padu sepanjang laga. Seperti keluarga, tutur Corluka. Laksana jemari dikepal, padu dalam satu tinju.

***

Alasan Keempat: Gairah Bermain

Tentu saja ketika laga dimulai nanti akan ada tekanan, namun kami saat ini benar-benar menikmati kehadiran kami di babak semifinal.

~ Mario Mandzukic, Penyerang Kroasia

Setiap memulai pertandingan, para pemain Kroasia laksana robot penuh tenaga dan kaya kreativitas. Tidak ada yang masuk ke lapangan dengan wajah bermuram durja atau mimik tertekan. Mereka bagai sekumpulan bocah yang tertawa riang mengejar layang-layang. Mereka bermain sepenuh hati, menikmati alir bola, dan meresapi kenikmatan dan kebahagiaan di lapangan.

Bermain tanpa beban, bermain tanpa tekanan.

Kami menikmati kehadiran kami di semifinal. Pernyataan Madzukic, yang dilansir Mirror, benar-benar sesuai kenyataan.

Lihatlah Subasic. Tiada jeri di wajahnya menghadapi Messi, Aguero, atau Di Maria. Kiper yang bersinar di AS Monaco itu berhasil menggagalkan empat tembakan penalti pada babak tos-tosan melawan Denmark dan Rusia di babak gugur. Lihatlah Ante Rebic. Tiada rasa takut membayang di matanya ketika berhadapan dengan bek-bek lawan yang tangguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun