Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gonjang-ganjing Gaji Ibu Mega dan Kolega

28 Mei 2018   20:24 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:38 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Pak Mahfud tidak salah. Memang mereka belum digaji. Kenapa begitu? Kita juga tahu keleus. Peraturan Presiden baru ditandatangani Presiden Jokowi pada 23 Mei 2018. Setelah itu baru cair gajinya. Lagi pula, bisa saja gaji dirapel dari Juni 2017 hingga Mei 2018. Jika itu terjadi, setiap anggota Sepuh Songo berhak atas rapelan sebesar Rp1.209.732.000. Muke gile! Fantastis! 

Bagi saya, ada tiga alasan remeh mengapa Sepuh Songo diupah ratusan juta. 

Pertama, nama dan kredibilitas. Ibu Mega, misalnya. Beliau mantan Presiden RI ke-5, Ketua Umum PDIP atawa partai yang tengah berkuasa, plus putri Bung Karno yang identik dengan Pancasila. Nggak enak kalau upah beliau setara gaji Ketua BPK yang cuma lima jutaan. Maka lumrah jikalau upah beliau lebih besar. 

Try Soetrisno? Beliau jenderal purnawirawan dan mantan wakil presiden. Mahfud MD? Beliau mantan menteri dan mantan Ketua MK. Ahmad Sjafii Maarif? Beliau mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Yang lain juga begitu. Kalau bukan mantan ini, pasti mantan itu. Mantan harus diupah mahal.

Kedua, tugas mereka berat dan mulia. Sepuh Songo ini adalah Dewan Pengarah. Siapa yang diarahkan? Presiden. Itu berat loh. Gembala mengarahkan kambing saja susah. Ayah mengarahkan anak saja tidak mudah. Kalau yang diarahkan sedang penurut sih tidak apa-apa. Bagaimana kalau sedang bandel dan tidak mau mendengar? 

Perkara apa yang akan mereka arahkan? Pancasila. Ini mulia, loh. Kita menunjukkan arah jalan kepada orang yang tersasar dan tersesat saja sudah mulia, apalagi mengarahkan hal-hal yang berkait-paut dengan Pancasila. Saya rasa, Dilan pun tidak sanggup menanggungnya. Mungkin Dilan belum pernah ikut Penataran P-4 berjam-jam. Mungkin juga ia tidak hafal 36 butir Pancasila. Mungkin, loh!

Ketiga, rezeki anak saleh. Dulu Ibu Mega sebenarnya masih ngebet maju jadi Capres. Dua kali dikalahkan SBY tentu menyakitkan. Tetapi Wong Cilik menghendaki Jokowi yang naik ke ring pilpres melawan Prabowo. Beliau ikhlas dan memberi jalan. Kalau beliau tidak ikhlas, Jokowi tidak akan jadi Presiden RI. Nah, ini yang disebut rezeki anak saleh. Atau, kalau sudah rezeki tidak akan ke mana. 

Lagi pula, mereka sudah sepuh. Sebentar lagi Lebaran. Biarkan mereka tidak cemas menghadapi Lebaran. Mereka sudah dipastikan menerima gaji bulanan. Mungkin dapat THR dan Gaji-13 pula. Besar sekali. Cukuplah buat angpau cucu-cucu dan cicit-cicit. 

Saya, juga kalian, mestinya turut berbahagia atas rezeki mereka.

Lantas mengapa warganet riuh dan ricuh? Kontan upah sebegitu gede bikin gaduh. Betapa tidak. Saat ini daya beli rakyat sedang rendah. Ekonomi tengah terimpit. Petani diserbu barang impor. Beras diimpor, garam diimpor. Apa saja diimpor. Penganggur bertambah, tenaga kerja asing membludak. Lapangan kerja kurang, PHK malah menjamur. 

Di tengah kesulitan ekonomi itu, kaum elite bagi-bagi uang. Wajar kalau banyak yang berteriak. Wajar bila banyak yang protes. Teriakan dan protes itu sebenarnya lumrah. Utang negara mencapai 4.000 triliun. Rupiah kian lemah syahwat. Ndilalah, Sepuh Songo malah bertabur rupiah. Teriakan dan protes itu bertolak pada asas kepantasan, kelayakan. dan kepatutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun