Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jihad Bunuh Diri dan Stamina Berpuasa

18 Mei 2018   03:46 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:21 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Daripada jihad bunuh diri lebih baik jihad melawan nafsu sendiri selama Ramadan. 

/4/

Apabila kesadaran cinta dan kesabaran jihad beribadah selama Ramadan sudah subur di kalbu, kita bisa setenang Bangau Sepuh menikmati hidup. 

Coba lihat sekitarmu. Banyak di antara kita yang berangkat kerja sejak pukul lima subuh dan tiba di rumah pukul tujuh malam. Begitu selalu dari Senin hingga Jumat. Kadang Sabtu masih lembur, Minggu harus masuk pula. Anehnya, tiada yang tampak selain mata kuyu dan wajah lelah. Ada pula yang suasana hatinya kibang-kibut. Berantakan. Yang masih pendekatan tiap hari marahan. Yang sudah berkeluarga sedikit-sedikit cekcok.

Puasa mestinya kita jalani sepenuh cinta. Cuaca panas tidak mengeluh, peluh berlelehan tidak mengesah. Ikhlas saja. Kita puasa bukan karena tergoda iming-iming surga. Mencintai Tuhan kok minta imbalan. Kita puasa bukan karena terbujuk hitung-hitungan pahala. Mencintai Tuhan kok minta pahala.

Lihatlah bagaimana Bangau Sepuh ditawari menjadi Anggota Dewan Penasihat Presiden. Bahkan ditawari langsung oleh Presiden Singarif, tetapi ia menolak. Bangau Sepuh semata-mata memberi nasihat. Tidak lebih, tidak kurang. Tidak seperti relawan pendukung yang sontak menunggu jabatan setelah Presiden Singarif dilantik. Relawan kok menanti imbal jasa.

Saya juga akan sama. Kalau ada yang menawari saya surga, atas nama jihad membela agama, akan saya kembalikan kepadanya. Dengan pelan saya berkata, "Kenapa Tuan tidak segera mengejar surga? Mengapa peluang masuk surga itu Tuan tawarkan kepada saya? Kenapa Tuan tidak meniru sifat Tuhan yang mahakasih dan mahasayang?"

Untung tidak ada yang datang menawari saya masuk surga dengan cara bunuh diri. Kalaupun ada yang datang, sekalian saya ajak buka puasa di Istana Presiden Singarif. Atau bukber di kedai kopi langganan Bangau Sepuh. Biar stamina berpuasa tetap terjaga.

Kandangrindu, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun