Â
GENDING LAINNYA TERDENGAR, PANGGUNG BERUBAH,
                                                                               TANDHENG ALOS DI MULAI.
TOPENG DALANG MENCERITAKAN PERISTIWA SELANJUTNYA.
Â
TABUHAN GAMELAN SEMAKIN LAMA SEMAKIN KERAS, GERINCING GUNGSHENG SEMAKIN SEREMPAK BERIRINGAN, BEBERAPA PENARI MELENGGAK SESUAI DENGAN CERITA YANG DI HANTAR DALANG, DAN KEMAGISAN PANGGUNG SEMAKIN LAHIR. CREK-CREK KIAN BERBUNYI.
Â
DALANG     :           Di gunung Pajudden, desa guluk-guluk, Sumenep, Ke’ Lesap memilih sebagai tempat pertapaan untuk menempa dirinya, menjadi manusia yang kuat, menyatu dengan alam. Dan semakin lama, waktu yang terus berjalan seperti berada dalam genggaman jiwanya, hingga beberapa tahun lamanya, Ke’ Lesap memutuskan turun gunung, dengan kekuatan Kodhi’ crancang sebagai senjata pamungkasnya semakin termashur pada setiap penduduk desa yang dikunjungi, bahkan beberapa kelompok blater yang mengganggunya, di libas dengan mudahnya berkat kesaktian yang di milikinya, sehingga mereka menjadi pengikut Ke’ Lesap, hingga akhirnya pertemuan dengan Raden Buko, adalah awal pemberontakan Ke’ Lesap, dan menunjuknya sebagai panglima perangnya, di mulailah penyerangan pada kerajaan Sumenep, di mana Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro IV atau di kenal Raden Alza sebagai adipati Sumenep, sehingga terjadi peperangan hebat.
Â
KE’ LESAP DAN RADEN BUKO, BESERTA BEBERAPA PASUKANNYA MENYERANG HABIS-HABISAN KERAJAAN SUMENEP HINGGA AKHIRNYA KE’ LESAP BERHASIL MEMATAHKAN PERLAWANAN RADEN ALZA.
Â