SESEORANG         :          Penari itu salah satu putri kerajaan, Tuan.
KE’ LESAP             :           Aku cukup tahu banyak putri  dari Cakraningrat.
SESEORANG         :          Tapi kau pastinya tak pernah tahu persis berapa banyak istri yang dinikahi Raja biadab itu. (SEKETIKA KE’ LESAP TERTEGUN, LALU SESEORANG TERTAWA BERBAHAK-BAHAK) Apa yang sedang kau pikirkan, Tuan? Bersenang-senanglah, dan tak seorangpun berani menyentuh tawanan itu, seperti perintahmu, apalagi dia seorang putri  keraton.
KE’ LESAP             :          Kapan kau menawannya?
SESEORANG         :          Baru tadi sore Tuan, kutemukan  putri Raja itu, hendak masuk ke lingkungan istana, di antar beberapa pengawalnya, sementara Raja belum berani menduduki istana. Hanya saja sebagian kerabatnya.
KE’ LESAP             :          Kirimkan surat pada Raja biadab itu, kalau kadipaten, tak kunjung diduduki, sampai besok pagi, kita akan akan segera mendudukinya, dan syah istana itu akan menjadi milik kita.
SESEORANGÂ Â Â Â Â Â Â Â Â : Â Â Â Â Â Â Â Â Â Baik, Tuan. Akan segera kuantar suratmu, tapi biarlah malam ini menjadi malam kita bersama, sekarang bersenang-senanglah dengannya.
Â
PERLAHAN-LAHAN KE’ LESAP MENDEKATI PENARI, SANG PENARI SEMAKIN KEGIRANGAN KARENA TAHU KALAU LELAKI YANG MENDEKATINYA, ADALAH PIMPINAN PENGIKUT MEREKA, GAMELAN SEMAKIN BERTABUH KENCANG, KE’ LESAP SEMAKIN AKTRAKTIF MENARI, BERSAMAAN ITU SATU PERSATU BEBERAPA PENGIKUTNYA TUMBANG KARENA TUAK, KE’ LESAP HERAN MELIHATNYA, SEKETIKA CAKRANINGRAT V MUNCUL DENGAN MENOMBAK TUBUH KE’LESAP, YANG TERPANCAR SINAR DAN MENGUASAI PANGGUNG. BEBERAPA PRAJURIT KERAJAAN MUNCUL.
Â
KE’ LESAP             :          (KESAKITAN) Kau sungguh tidak mencerminkan sikap seorang ksatria, kau dan ayahmu, bahkan nenek moyangmu di takdirkan ke muka bumi sebagai pengacau.