Kemampuan cepat dalam menyelesaikan dan merespon kebutuhan Costumer (pelanggan), akan membuat Organisasi mampu menjaga pelanggan tetapnya sehinggah tidak beralih ke Perusahaan lainnya, kemampuan secara Cepat dalam mersepon kebutuhan pelanggan akan membuat organisasi bisa bertahan ditengah gempuran persaingan antara peusahaan maupun organisasi yang ada saat ini.
Organisasi maupun Perusahaan yang tidak memiliki kemampuan dengan merespon secara cepat hasrat dari pelanggan,maka hal ini bisa memunculkan akibat atau konsekuensi dimana Perusahaan tersbeut akan mengalami kegagalan dan ditinggalkan oleh Pelanggan dan tentunya membuat perusahaan maupun organsiasi tersebut akan mengalami nasib kerugian bahkan gulung tikar.
Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah Strengthening Resilience, apa yang dimaksud Resiliensi adalah Kemampuan untuk mengatasi krisis secara mental dan Emosional, atau untuk kembali ke status sebelum krisis, karena itu dalam menciptakan kekuatan dan menguatkan organisasi, maka organisasi tersebut harus dibangun Dari Leader dan Anggota Tim yang memiliki kemampuan Resiliensi yang kuat.
Kemapuan Resiliensi wajib dimiliki oleh anggota tim dan Leader didalam organisasi sehingga mampu bertahan dari krisis maupun goncangan yang terjadi, Pegawai yang tidak memiliki Resiliensi akan mudah sekali putus asa dan tidak memiliki kemampuan kerja yang maksimal karena secara mental dan emosional dia tidak mampu terbangun dari krisis yang dia hadapi akibatnya, hal tersbeut akan berdampak pada daya kinerja Organisasi. Karena itu Jika kinerja organisasi ingin kuat maka harus dibangun dari Kemampuan Resiliensi yang dimiliki oleh Leader atau pemimpinnya dan Anggota Tim kerja yang ada didalam organisasi tersebut.
2. "True Hybrid" The New Balance of In-person and Remote Work
"Hibrida sejati" Keseimbangan baru secara langsung dan kerja jarak jauh, Perubahan pole Kerja Terjadi 90% didalam organisasi ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai Organisasi terpaksa berusaha untuk merancang ulang model kerja baru, akhirnya modle kerja Baru yang mampu menghadapi tantangan adalah model kerja Hybrid., model kerja Hybrid pun menjadi model kerja yang diterapkan tak kala pandemi covid-19 melanda dunia, hampir 90% smeua perusahaan didunia ini menggunakan model kerja Hybrid kepada karyawannya.
Model kerja HybrId pada dasarnya memperkenalkan model kerja yag bisa dilakukan dikantor dan model kerja yang bisa dilakukan diluar kantor seperti WFH (Work From Home), Model Kerja WFH tentunya memiliki keunggulan dibandingkan model kerja dimana karyawan atau pegawai datang kekantor.
Pada model kerja WFH pegawai atau karyawan tidak memerlukan kedatangan mereka kekantor unutk bekerja namun lebih kepada pekerjaan tersebut tetap dapat dilakukan dan diselesiakan  oleh karyawan atau pegawai dari rumah.
Model Kerja jarak jauh seperti  WFH memiliki kelebihan Fleksibel Time, dimana pegawai atau karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun, model kerja jarak jauh akan menjadi pilihan ketika menghadapi situasi yang tidak pasti seperti halnya dimasa Pandemi Covid-19.
Model kerja jarak jauh seperti WFH tentunya memerlukan kecanggihan teknologi, seperti halnya dalam melakukan meeting, meeting dapat dilakukan secara Hybrid termasuk Meeting jarak jauh dengan memnafaatkan teknologi seperti aplikasi Zoom yag memungkinkan pelaksanaan meeting dapat dilakukan dimanapun,kapanpun dan dari manapun.
Pengaturan ulang model kerja dengan menggunakan model Hybrid sangat ditentukan oleh teknologi yang ada, karena itu Organisasi atau perusahaan wajib menyediakan struktur dan dukungan terhadap model hybrid tersebut, disinilah letak tanggungjawab organisasi, bahwa keberhasilan model kerja Hybrid sangat ditentuka oleh kesiapan dan dukungan dari organisasi masing-masing.