Kandidat atau partai yang memiliki sumber daya besar sering kali mendominasi media dan ruang publik, sehingga menciptakan ketimpangan informasi bagi pemilih.
5. Intervensi Teknologi (Cyber Attack)
Ancaman serangan siber, seperti peretasan sistem informasi pemilu atau penyebaran informasi palsu, dapat merusak kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.
6. Polarisasi dan Hoaks
Penyebaran berita palsu (hoaks) dan ujaran kebencian di media sosial sering memperparah polarisasi di masyarakat, sehingga memengaruhi keputusan pemilih dan merusak kohesi sosial.
7. Kurangnya Pendidikan Pemilih
Banyak pemilih yang belum memahami pentingnya pemilu yang jujur dan adil, sehingga mudah terpengaruh oleh manipulasi atau tekanan pihak tertentu.
8. Tekanan dan Intimidasi Politik
Ancaman fisik atau psikologis terhadap pemilih, kandidat, atau penyelenggara pemilu dapat terjadi, terutama di wilayah dengan konflik politik tinggi.
9. Ketimpangan Sumber Daya Kandidat
Kandidat dengan sumber daya lebih besar cenderung lebih mampu menggalang dukungan, sehingga mengurangi kesempatan yang setara bagi semua kandidat.