Mohon tunggu...
10_Kadek Anggun Damarani
10_Kadek Anggun Damarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Degradasi Moralitas Gaya Berpacaran Gen-Z: Perspektif Karma Phala dan Karma Patha sebagai Acuan Muda Hindu Berkualitas

12 Mei 2024   19:13 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:53 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Degradasi moralitas kerap terjadi ketika terdapat penurunan moral dari suatu individu. Degradasi moralitas yang paling berpengaruh dewasa ini terjadi di kalangan pemuda-pemudi atau yang lebih dikenal dengan istilah Gen-Z. Gen z adalah istilah untuk orang-orang kelahiran tahun 1995-2015 yang saat ini berusia sekitar 7-25 tahun. Apabila dilihat dari segi usia, gen-z masih tergolong belia serta masih dalam masa mencari jati diri sebelum menuju kedewasaan. 

Tentu saat mencari jati diri ini, sifat keduniawian tak luput mengikutinya. Apabila tidak disertai dengan iman yang kuat, maka kemungkinan besar pengaruh negatif yang akan menghampiri di depan mata. Pengaruh modernisasi dan globalisasi juga mendukung adanya banyak perubahan dari segi lingkungan dan cara bersosialisasi individu.

Degradasi moralitas yang sangat terlihat dari perilaku gen-z adalah gaya berpacaran yang semakin lama semakin melewati batas wajarnya. Perilaku berpacaran adalah fenomena kehidupan yang cenderung terjadi di kehidupan para remaja yang biasanya terjadi karena ketertarikan dengan lawan jenis sehingga menumbuhkan benih perasaan untuk membangun suatu hubungan. 

Namun, sebenarnya berpacaran adalah suatu hal yang normal menurut psikologi. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah gaya berpacaran remaja zaman sekarang yang terkesan terlalu ‘bebas’ hingga melampaui batas normal orang yang berpacaran. 

Akibat modernisasi serta globalisasi mempengaruhi pola pikir remaja untuk menormalisasikan gaya berpacaran tidak sehat dan menganggap bahwa berpacaran merupakan suatu kegiatan yang wajib dan wajar dilakukan. Suatu akibat, pasti ada sebab yang menjadi titik awalnya begitupula dengan fenomena berpacaran pada remaja. 

Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mendorong remaja berpacaran. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri remaja contohnya yaitu kurangnya kasih sayang yang dirasakan remaja dari orang tua ataupun orang terdekatnya sehingga remaja cenderung mencari kasih sayang melalui orang lain. 

Selain itu dari faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri remaja salah satu contohnya adalah dari lingkungan pertemanan sebab dengan melihat teman-teman yang ada di lingkungannya semua berpacaran, maka ada dorongan eksternal yang mendorong remaja untuk bisa menyaingi teman-temannya dalam hal berpacaran. 

Gaya berpacaran yang terdegradasi adalah gaya berpacaran yang melanggar norma salah satunya norma agama yang ada. Gaya berpacaran yang tidak sehat tentu membawa dampak buruk bagi remaja atau gen-z yang sedang labil di ke-‘abu-abuan’ dunia ini yang salah dianggap benar dan yang benar dianggap salah. Contoh dari gaya berpacaran yang tidak sehat adalah sering berpelukan, berduaan di tempat yang sepi, bahkan hingga melakukan kontak fisik yang seharusnya tidak dilakukan di masa-masa berpacaran. 

Namun anehnya, remaja cenderung menormalisasikan dan menganggap hal itu sudah biasa dilakukan di lingkungannya dan tidak menganggap hal yang tabu lagi. Hal ini dinormalisasikan sebab pengaruh lingkungan dari satu orang kemudian dicontoh oleh orang lain karena melihat kenikmatran duniawi yang sifatnya sementara. Sebab pada dasarnya, hal buruk pasti akan selalu lebih mudah untuk dilakukan oleh manusia ketimbang melakukan hal-hal baik yang dianggapnya sulit.

Sifat keduniawian sungguh membutakan mata siapapun yang terjebak di dalamnya. Menurunnya pemahaman remaja mengenai sastra agama yang pada hakikatnya telah memberikan aturan dalam bertindak mengakibatkan perilaku melewati batas terjadi di kalangan remaja. Apabila ini dilakukan, mencerminkan bahwa remaja tersebut melanggar salah satu ajaran dari Panca Srada yaitu percaya terhadap adanya hukum Karma Phala. 

Karma Phala adalah hasil perbuatan yang dilakukan manusia semasa hidupnya. Percaya terhadap adanya hukum karma membuat manusia akan cenderung berusaha untuk senantiasa berperilaku baik menurut kemampuannya masing-masing. Apabila remaja melakukan gaya berpacaran yang tidak sehat tentunya secara garis besar sangat melanggar hukum karma. Karma tidak datang secara cepat, namun bisa saja terlambat sesuai dengan kehendak Tuhan yang mengaturnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun