Seperti biasanya malam ini, sama dengan malam sebelumnya. Bahkan, tak berbeda dengan malam ketika Vera mengenal Frank untuk pertamakalinya.Â
Ruangan itu sangat khusus. Warna dan dekorasinya dipilih dengan selera tingkat tinggi. Untuk hal ini, Vera sangat ahli.Â
Lukisan bunga Magnolia dalam ukuran besar dengan megahnya menghias dinding, tepat di atas tempat tidur. Dua buah lampu sorot dengan warna khas menerangi lukisan, menambah suasana ruangan demikian magis dan romantis.
Tempat tidur dengan ukuran yang besar dan super luxe memiliki banyak bantal warna-warni. Alas tempat tidur sama seperti lukisan pada dinding, bermotif bunga Magnolia dalam ukuran besar.
Di sebelah kiri terdapat lemari terbuka, aneka kostum aneh tergantung komplet dengan aksesorisnya.
Tak pernah ada orang yang masuk ke dalam ruangan ini, bahkan Kato kucingpun tak pernah. Hanya Vera.Â
Pada meja di seberang tempat tidur, terdapat tiga layar monitor komputer dengan ukuran besar. Masing-masing monitor memiliki Webcam. Alat ini siap menjalankan tugasnya, sama seperti tugas rutin pada malam sebelumnya.
Monitor bekerja tanpa batas. Tak jadi soal hari libur atau hari raya, hari kematian atau hari kelahiran, hari keceriaan karena jatuh cinta atau patah hati nelangsa merana.
Satukali layar monitor menyala, maka dunia di luar sana tertutup. Yang ada hanyalah monitor dengan profil misterius. Tak ada wajah, yang terdengar hanyalah suara, memohon!
‘’Sedikit buka, … yah … oh, lihat, iya … ah … ke bawah sedikit,  ‘’ desah suara tak sabar lewat layar Webcam.
Dengan suara yang manja Vera mengulur waktu, membuat desah suara semakin meninggi.Â