‘’Ceritakan!’’ pinta polisi Steve.
‘’Saya sudah sampaikan nama alamat tempat tinggal saya untuk pria dan wanita yang kendaraannya saya tumpangi. Mereka bilang pada saya, Okay nanti kita antarkan.’’
‘’Tapi, tidak diantarkan, malah kesasar sampai di sini,’’ sambung Eric sambil menyipitkan pandanagan matanya pada Elona.
‘’Ya, saya tertidur, jadi saya tidak memperhatikan jalan apa yang mereka tempuh,’’ bela Elona.
‘’Anda tau dimana anda sekarang ini?’’ tanya Eric.
‘’Tidak!’’ timpal Elona. ‘’Justru waktu kami bertiga membaca peta pada papan informasi di pinggir jalan di seberang sana, tidak ada nama daerah tempat tinggal saya.’’ Elona melanjutkan.
‘’Apa nama daerah tempat tinggal anda?’’ ulang Eric.
‘’Weert,’’ pendek Elona menjawab.
Steve dan Eric bertukar pandangan, dan kembali bertanya pada Elona apakah Elona memiliki tanda identitas diri yang sekiranya dapat membimbing ditemukannya alamat dimana tempat tinggalnya.
Elona memberitahu bahwa dimana barang-barangnya dia juga tidak tahu.
Polisi Steve beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju arah meja resepsionis. Di sana ia berbincang dengan salah satu karyawan, tak lama kemudian muncul Eduard. Belum sampai lima menit Eduard muncul dengan membawa barang-barang Elona dan menyerahkannya pada Steve.Â