Mohon tunggu...
052_Nur Hidayati
052_Nur Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Nur Hidayati, Mahasiswa UNESA, BK 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia

29 November 2021   11:55 Diperbarui: 29 November 2021   12:06 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

       RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

                         Nur Hidayati

Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Email : nur.21052@mhs.unesa.ac.id

 

ABSTRAK

Pendidikan pastinya sering kita dengar bahkan sangat penting dalam kehidupan kita, namun siapa sangka ternyata pendidikan juga berpengaruh kepada bangsa dan masa depan negara. Adapun fungsi pendidikan menurut David Popenoe, ada empat macam yakni sebagai berikut : 

(1) Transmisi (pemindahan) kebudayaan, (2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial, (3) Menjamin integrasi sosial, (4) Sekolah mengajarkan corak kepribadian, (5) Sumber inovasi sosial. Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks yang membuat mutu pendidikan di Indonesia terbilang rendah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data dari buku, jurnal, internet, ataupun dari ahli pakar. Hasil dari penelitian ini, faktanya mutu pendidikan di Indonesia sangatlah terbilang rendah. 

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia : (1) Faktor ekonomi, (2) Faktor geografis atau letak sekolah, (3) Faktor lingkungan sosial, (4) Rendahnya Sarana dan Prasarana, (5) Rendahnya Kualitas Guru dan Prestasi Siswa, (6) Faktor Perubahan Kurikulum, (7) Ketidakmerataan Tenaga Pendidik. 

Dapat dilihat jika beberapa faktor diatas ialah membuat mutu pendidikan di Indonesia menjadi rendah dan hal itu juga membuat pendidikan yang didapat oleh peserta didik kini tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan di masyarakat. Hal ini yang sebenarnya sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan yang berlaku saat ini memperlihatkan keterlambatan dalam mengikuti tuntutan zaman yang semakin berkembang.

Kata Kunci : Pendidikan, Mutu, Pendidikan Indonesia

PENDAHULUAN 

        Pendidikan menurut Wikipedia adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti "menuntun, mengarahkan, atau memimpin" dan awalan e, berarti "keluar". Jadi, pendidikan berarti kegiatan "menuntun ke luar". Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.

        Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Menurut Undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

Adapun fungsi pendidikan menurut David Popenoe, ada empat macam yakni sebagai berikut:

1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.

2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.

3. Menjamin integrasi sosial.

4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.

5. Sumber inovasi sosial.

       Dapat dilihat dari pengertian serta fungsi dari pendidikan tersebut dapat diartikan jika pendidikan itu sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bangsa dimasa mendatang. Maka dari itu, pendidikan yang berkualitas dan bermutu dapat memajukan bangsa. Perkembangan teknologi di zaman ini mempunyai pengaruh kuat terhadap kehidupan, tak terkecuali terhadap pendidikan. Pendidikan selalu saja mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, sehingga menuntutnya ada selalu perbaikan secara terus menenrus. Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, masyarakat, orang tua, dan juga guru, agar pendidikan berlangsung meningkat sesuai yang diharapkan.

       Faktanya, mutu pendidikan di Indonesia sangatlah terbilang rendah. Banyak realita di lapangan yang menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia sebagai sumber daya yang potensial masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi akibat rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Anies Baswedan, menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia berada dalam posisi gawat darurat. Beberapa kasus yang menggambarkan kondisi tersebut diantaranya adalah:  (1) rendahnya layanan pendidikan di Indonesia, (2) rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, (3) rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia, (4) rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia. Maka dapat dilihat jika mutu pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa di masa depan.

 

METODE

       Dalam penelitian ini, konsep yang digunakan untuk menyusun data adalah metode kualitatif melalui konsep pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan, membaca, mencatat, mengolah dan menganalisis dari buku, jurnal, internet, maupun pendapat para ahli dari penyebab serta dampak dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dan disimpulkan dalam pola pemikiran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya Pendidikan Bagi Bangsa

       Perkembangan dan kemajuan suatu negara ditentukan oleh mutu dari warga negaranya atau rakyatnya. Dengan adanya pendidikan yang bermutu maka akan dapat memperbaiki perkembangan dan kemajuan dari negara tersebut agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan. Indonesia yang pada dasarnya adalah negara yang berkembang, namun mutu pendidikan di Indonesia dapat dibilang rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini yang dapat membuat Indonesia menjadi tertinggal dengan negara-negara lainnya. Menurut penelitian tidak ada suatu negara maju di dunia ini yang tidak menitikberatkan sektor pendidikan dalam membangun negara dan bangsanya.

       Negara-negara maju telah membuktikan bahwa, pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsanya. Pendidikan merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa, karena dengan melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut dapat ditingkatkan. Dengan demikian, peningkatan kualitas bangsa sesungguhnya bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya, dan hanya akan dapat dicapai salah satunya melalui penekanan pada pentingnya pendidikan. 

Pendidikan yang dimaksud adalah didasarkan pada sistem pendidikan yang lebih berkualitas. Maka dapat diketahui jika pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa yaitu dengan mencerdaskan atau membangun SDM yang berkualitas atau bermutu dengan memperoleh pendidikan yang berkualitas dan bermutu pula. Namun, dapat kita lihat kembali jika Indonesia saat ini masih memiliki mutu pendidikan yang terbilang rendah, hal ini dapat mengancam perkembangan bangsa di masa depan.

Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia

       Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia :

1)         Faktor ekonomi

       Dapat dilihat jika tidak semua orang memiliki kondisi ekonomi yang sama, mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Maka banyak pula siswa yang putus sekolah demi membantu orang tuanya untuk menyambung hidup, dan karena hal ini yang membuat pendidikan tidak merata.

2)         Faktor geografis atau letak sekolah

       Sekolah tidak semua berletakkan dalam konsidi geografis yang bagus. Dalam hal ini kita dapat melakukan perbandingan sekolah yang berada di tengah kota dengan sekolah yang berada di daerah perdasaan dekat gunung yang biasanya untuk pergi kesekolah memerlukan waktu perjalanan yang panjang dan terkadang para siswa melewati sungai bahakan jembatan yang sudah rusak.

3)         Faktor lingkungan sosial

       Dapat dilihat dari 2 faktor diatas yang apabila ada siswa yang lingkungannya tidak mendukung, apabila di lingkungannya banyak anak seusianya yang putus sekolah dan lebih memilih bekerja, maka besar kemungkinan pula siswa tersebut tidak bersekolah karena tidak ada rasa gengsi jika tidak bersekolah.

4)         Rendahnya Sarana dan Prasarana

       Bisa kita amati bahwa masih sangat banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana. Seperti halnya, gedung sekolah banyak yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar sangat rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standard, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan apabila terdapat sekolah yang tidak memiliki komputer atau teknologi yang canggih akan membuat siswa tersebut tidak dapat memandang luas dunia yang bahkan menjadi ancaman Indonesia untuk maju.

5)         Rendahnya Kualitas Guru dan Prestasi Siswa

       Masih banyak guru yang seenaknya dalam menjalankan tugas, seperti : terlambat masuk kelas, lebih banyak bercerita dibanding menjelaskan pelajaran, kurang memahami konsep materi yang akan diajarkan, kurang memahami karakter siswa bahkan masuk ke dalam kelas hanya untuk memberikan tugas lalu pergi meninggalkan kelas. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru (Purnamasari, 2012). Maka apabila profesional guru itu rendah membuat pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.

6)         Faktor Perubahan Kurikulum

       Di Indonesia, terhitung sudah mengalami 10 hingga 11 kali perubahan kurikulum sejak Indonesia merdeka. Tentu perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi dapat membingungkan, terutama bagi pendidik, peserta didik, dan bahkan orang tua. Hal ini sangat berdampak pada pendidik dan peserta didik. Peserta didik akan terbebani dengan sejumlah materi yang harus dikuasainya. 

Sehingga, sulit bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan potensi dalam dirinya yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka serta pendidik yang terbebani dengan tugas yang banyak untuk mempelajari materi-materi dan tugas mengajari muridnya dengan materi yang banyak. 

Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survei ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu "goal" apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. 

Apabila siswa tidak memiliki tujuan disekolah lalu kurikulum selalu berubah dan sangat tidak memikuti perkembangan zaman dikedepannya maka akan mencetak siswa yang memiliki nilai atau ijazah saja dan tidak memiliki kemampuan kompetensi yang pastinya hal ini malah membuat tingkat pengangguran semakin tinggi di Indonesia.

7)         Ketidakmerataan Tenaga Pendidik

       Indonesia ialah negara ke 3 yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah penduduk: 273.523615 jiwa. Namun, tenaga pendidik sangat banyak yang berada dikota, dan pastinya hal ini membuat pelajar di desa sangat kurang tenaga pendidik. Hal ini karena banyak tenaga pendidik yang memilih bekerja di kota, dan sangat sedikit tenaga pendidik yang memiliki keinginan untuk meratakan pendidikan di Indonesia ini.

      Menurut P.H Combs (1968), ada beberapa masalah pokok dalam pendidikan saat ini. Contohnya adalah :

1)         Semakin banyaknya peserta didik yang tidak sebanding dengan ketersediaan sarana pendidikan yang bermutu. Di Indonesia dicanangkan akan terjadi lonjakan penduduk muda yang disebut generasi emas pada tahun 2045. Dimana pada tahun tersebut akan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif. Jika kualitas pendidikan di Indonesia tidak diperbaiki, maka hal yang diharapkan dari generasi emas pada tahun 2045 nanti, akan menjadi sebuah angan-angan saja. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.

2)         Langkanya sarana dan juga dana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Keberlangsungan proses pendidikan tentu didukung oleh sarana yang memadai dan juga dana yang cukup untuk memenuhi segala kebutuhan pendukung proses pembelajaran seperti buku, gedung, tenaga pengajar, dan lain-lain.

3)         Mahalnya biaya pendidikan. Dapat kita rasakan, bahwa semakin maju perkembangan zaman semakin mahal pula biaya untuk hidup termasuk biaya pendidikan. Penghilangan biaya pendidikan biasanya hanya ada di sekolah-sekolah negeri yang letaknya di kota-kota besar saja. Hal ini juga menyebabkan adanya kesenjangan pendidikan.

4)         Ketidaktepatan hasil pendidikan. Hasil pendidikan yang didapat oleh peserta didik kini tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan di masyarakat. Banyak orang yang tidak bisa menerapkan ilmu yang telah ia dapat selama menempuh jenjang pendidikan di masyarakat. Hal ini yang sebenarnya sangat memprihatinkan.

5)         Ketidakefisienan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang berlaku saat ini memperlihatkan keterlambatan dalam mengikuti tuntutan zaman yang semakin berkembang. Sehingga terdapat tidak keselarasan antara sistem pendidikan yang berlaku dan juga tuntutan zaman yang semakin meningkat.

      Dari beberapa faktor diatas dapat disimpulkan jika sebagian besar pemerintah memiliki peranan besar dalam menentukan mutu pendidikan di Indonesia. Meskipun pemerintah sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan di Indonesia, tetapi sedikit orang yang berada di bangku pemerintah melihat atau bahkan memperhatikan kondisi rakyatnya. Hal ini yang membuat kondisi mutu pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan. Jika pendidikan di Indonesia tidak dapat berkembang atau lebih berkualitas maka Indonesia di kedepannya akan sangat kalah saing dengan negara-negara maju lainnya, yang itu bahkan akan membuat Indonesia menjadi negara yang terbelakang.

 

SIMPULAN

A.        Simpulan

       Indonesia menjadi salah satu negara yang berkembang, namun mutu pendidikan di Indonesia dapat dibilang rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini yang dapat membuat Indonesia menjadi tertinggal dengan negara-negara lainnya. Negara-negara maju telah membuktikan bahwa, pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsanya. Pendidikan yang dimaksud adalah didasarkan pada sistem pendidikan yang lebih berkualitas.

       Namun, dapat dilihat jika tidak semua orang memiliki kondisi ekonomi yang sama, mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. 

Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru. Tentu perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi dapat membingungkan, terutama bagi pendidik, peserta didik, dan bahkan orang tua. Peserta didik akan terbebani dengan sejumlah materi yang harus dikuasainya. 

Penghilangan biaya pendidikan biasanya hanya ada di sekolah-sekolah negeri yang letaknya di kota-kota besar saja. Hasil pendidikan yang didapat oleh peserta didik kini tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan di masyarakat. Hal ini yang sebenarnya sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan yang berlaku saat ini memperlihatkan keterlambatan dalam mengikuti tuntutan zaman yang semakin berkembang.

 

B.        Saran

       Meskipun penulis menginginkan kesempurnaandalam penyusunan artikel ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

UCAPAN TERIMA KASIH/PENGAKUAN

       Terima kasih kepada Perpustakaan Universitas Negeri Surabaya yang telah menyediakan e-resoucses untuk penyusunan artikel ilmiah dengan menggunakan metode komulatif dengan memanfaatkan jurnal artikel, e-book, dan kami ucapkan terimakasih kepada pendapat para ahli yang telah membantu kami dalam penyusunan artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Robiah S. Keterampilan Abad 21 dalam Kurikulum Pendidikan Nasional. Pros SNTP.2018;1.

Zulkarnaen & Dwi Handoyo, Ari. ( 2019 ). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENDIDIKAN TIDAK MERATA DI INDONESIA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL "MENJADI MAHASISWA YANG UNGGUL DI ERA INDUSTRI 4.0 DAN SOCIETY 5.0

Widodo, Heri. (2015). POTRET PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN KESIAPANNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASIA (MEA). Cendekia, 13 ( 2 )

Kurniawati, Fitria N. A. (2021). MENINJAU PERMASALAHAN RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN SOLUSI. Academy of Education Journal, 13 ( 1 )

Suryana, S. (2020). PERMASALAHAN MUTU PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PENDIDIKAN. Journal UNNES

Fitri, Siti F.N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5 ( 1 ), 1617-1620

Sarmi, Lia dkk. (2012). MENURUNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Muhardi. (2004).KONTRIBUSI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BANGSA INDONESIA. Jurnal UNISBA, 10 ( 4 ), 478 -- 492

Salim, Kalbin dan Sari, Mira Puspa. (2014).PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN.

Asri B. (2008). Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Faizah, F. (2009). Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), (http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127),

Munir. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota IKPI.

Surya, M. (2002). Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

Januar, I. (2006). Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online), (www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid=340151),

Wardoyo, C. (2007). Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i)

Fajri, Ihsanul . (2019).FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Adi Wibawa, W. (2013). Rendahnya Kualitas Pendidikan di Negara Indonesia. Retrieved from wiare.blogspot.com/2013/02/rendahnya-kualitas-pendidikan-di-negara.html

Chotijah, S. (2015). Masalah Pendidikan di Indonesia. Retrieved from sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internet-desing/artikel-masalahpendidikan-di-indonesia/

Purnamasari, I. S. (2012). Faktor-Faktor Penyebab Rendanya Kualitas Pendidikan di Indonesia. Retrieved from ikasp.wordpress.com/2012/12/28/faktor-faktor-penyebab-rendahnyakualitas-pendidikan-di-indonesia/

Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

Hidayat, Edi. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU SEKOLAH (PENGARUH DARI FAKTOR KINERJA MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR). Jurnal Administrasi Pendidikan, 21 (1)

Kulsum, Umi. (2013). Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia. Retrieved from jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/rendahnya-kualitas-pendidikan-di_29

Wikipedia. (2021). Pendidikan. Retrieved from id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Zulfikar, Fahri. (2021).10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?, Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5703755/10-negara-dengan-jumlah-penduduk-terbesar-di-dunia-indonesia-nomor-berapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun