"Roy, Roy Devara Gildan" dia mengulurkan tangannya, kami bersalaman kemudian ia juga tersenyum manis.
Setelah itu kami mengobrol sebentar, ternyata ia bukan warga setempat, ia kemari ingin mencari ibunya yang sempat tinggal di sini, ia juga meminta data korban jika ada. Aku memberi kartu namaku agar Roy bisa menghubungiku nanti, untuk mengirimkan data yang ia minta. Setelahnya ia memutuskan untuk pamit, mengembalikan kucing yang sudah berada di gendongannya.
"Sekali lagi terima kasih dokter Olive cantik, saya pamit dulu sampai bertemu kembali."
Astaga berani sekali memuji dengan lancar, Anda pikir Anda siapa? Membuat pipi saya memerah.
"Iyaaa sama-sama Roy."
Ku tatap punggung lebar itu  yang semakin menjauh.
Singkat cerita, Roy menghubungiku kuberikan data para korban yang ia minta, ternyata ibunya bukan korban, entah bagaimana selanjutnya aku tidak tahu. Keesokannya, Roy mengunjungi tendaku lagi, ia mengatakan ingin menjadi relawan juga.
"Sepertinya saya ingin menjadi relawan di sini juga, bagaimana menurutmu?"
Aku menanggapi dengan antusias, ini hal baik, tentu saja.
"Bagus sekali, biar saya daftarkan, jadi nanti kamu bisa dapat arahan dan tugas-tugas dari pimpinan."
Roy tersenyum semringah, senyum miliknya benar-benar meneduhkan.