Nama: Olan Lusiana
NIM: 20106040021
Kelas: Biologi A
Mata Kuliah: Peradaban Islam
Oleh : Olan Lusiana
Â
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Â
Mata kuliah Peradaban Islam pada semester 4 masih dilakukan secara daring atau online yang menyebabkan kurang berkesan dalam proses pembelajarannya. Fokus dan konsentrasi sering kali teralihkan kepada hal lain yang kurang penting dikarenakan rasa bosan ataupun mengantuk ketika hanya mendengarkan suara presentasi. Namun, kendati demikian tidak serta merta menghilangkan seluruh semangat dalam mengikuti setiap jam perkuliahan. Materi yang disajikan dalam mata kuliah ini cukup menarik perhatian. Sejarah - sejarah peradaban Islam yang diulik kembali guna menambah wawasan serta ilmu mengenai Islam pada masa lampau. Memberikan pelajaran bahwa setiap hal yang terjadi pasti terdapat hikmah yang dapat dipetik. Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam mampu untuk dijadikan pelajaran dikehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan mempelajari peradaban Islam dapat memberikan wawasan yang lebih mengenai bentuk introspeksi diri dan perilaku yang diambil dari ibrah dalam sejarah - sejarah islam.
Oleh karena itu, dalam mengikuti proses berlangsungnya perkulihan ini harus tetap diikuti dengan baik seperti halnya melakukan proses belajar secara offline atau luring. Agar dalam diri tertanam memiliki perasaan yang bangga dan mencintai terhadap kebudayaan Islam. Dapat juga menjadikan panutan perilaku yang positif pada masa lampau untuk dijadikan pembelajaran pada masa yang akan datang. Selaik hak tersebut, dapat juga menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dan yang pasti dapat mengetahui kisah-kisah pada masa lampau serta memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari hari.Seperti hal tersebut, berikut ini merupakan rangkuman materi peradaban Islam menarik yang telah diajarkan selama setengah semester 4.
Â
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Arab Pada Masa Pra-Islam dan Masa Kenabian
- Peradaban Timur Tengah pra Islam
Masyarakat Arab merupakan salah satu masyarakat di Timur Tengah yang peradabannya dibangun berdasarkan ikatan keluarga, keturunan (nasab) kekerabatan, ikatan etnis, masyarakat pertanian dan perkotaan, perekonomian pasar, kepercayaan monoteistik, dan imperium birokratik. Corak tersebut kemudian berkembang menjadi kerajaan/imperium yang berfungsi mempertahankan peradaban dan merupakan institusi kedewaan.
- Imperium Timur Tengah
- Imperium Assyiria (911-612 SM)
- Imperium Alcheminiyah (550-331 SM)
- Imperuium Persia (226-234 Â SM)
- Imperium Romawi atau Bizantium
- Perkembangan religi di Timur Tengah
Agama alam adalah agama pertama orang-orang Timur Tengah dengan simbol ketuhanan berupa dewa-dewa dan masih mempertahankan ritual lokal. Kemudian terbentuk dewa universal yang diakui secara bersama yang menjadi cikal bakal kepercayaan adanya Tuhan. Keesaan Allah diajarkan oleh sejumlah nabi di zaman kuna.
- Perkembangan agama monothesik
Perkembangan keyakinan universal seperti yudaisme, zoroaster, dan kristen telah menggantikan keyakinan pagan sebelum zaman islam.
- Arabia
Arabia sebelum islam adalah wilayah pinggiran masyarakat imperial Timur Tengah yang hidupnya berkebalikan dari masyarakat imperium. Contohnya masyarakat imperial mempertahankan agrikultural, maka Arabia bertahan sebagai masyarakat penggembala (pastoral).
- Bangsa Arab
Bangsa Arab adalah penduduk asli jazirah arab yang termasuk rumpun bangsa smith. Bangsa arab teridiri dari rumpun Badiah dan Baqiyah. Bangsa arab dibedakan dari segi pemukimannya yang menjadi ahl badwi dan ahl al-hadar.
- Pengaruh peradaban imperium Timur Tengah
Dalam perkembangannya masyarakat Arabia berpindah menjadi penduduk Arab Utara dan Syria. Terjalin pola kebersamaan politik, kesamaan keyakinan, hubungan ekonomi, dan perdamaian dengan masyarakat sekitarnya. Peradaban Timur Tengah yang mempengaruhi masyarakat Arab, antara lain Bizantium dan Sasania, dalam sistem kekuasaan, bidang militer, perdagangan, dan keyakinan monotheistic
- Struktur masyarakat arab
Struktur masyarakat terdiri atas qabilah-qabilah yang didasarkan pada pertalian darah, setiap kabilah dipimpin oleh syaikh al-qabilah. Selain itu, masyarakat nomaden dalam ikatan kerabat membentuk sebuah klan.
- Dewan pemerintahan masa Qusyai
Al Liwa: Pembawa panji-panji dlm peperangan; Al Hijabah : pemegang kunci Ka’bah dan segala urusannya; Ar Rifadah: yg mengurusi makanan bagi jemaah haji; As Siqayah: yg mengurusi minum bagi jemaah haji.
- Keagamaan
Kehidupan agama banyak yang menyimpang dari agama hanif : watsaniyah. Selain itu perantara ibadah menggunakan berhala.
- Kebudayaan Arab
Orang-orang badui dapat digambarkan melalui adanya klan. Beberapa cabang ilmu pengetahuan dan sastra Arab pra Islam mengalami kemajuan tapi moral mereka merosot. Mereka juga memiliki pasar di dekat Mekah seperti Ukadz, Majinnah dan Dzul Majaz
- Posisi Makkah
Pada abad VI M, yakni awal kelahiran Islam, Makkah merupakan pusat tempat suci keagamaan dengan adanya Ka’bah. Quraisy dikenal sebagai warga penguasa Makkah. Kedudukan Makkah dan kemajuan masyarakatnya telah menjadi identitas bangsa Arab menjadi masyarakat hadhari yang membedakannya dari masyarakat badwi.
- Agama orang Arab
Masyarakat Badui Arabia merpuakan masyarakat yang animis dan politheis. Beebrapa kabilah di Makkah seperti Amaliqah, Jurhum, Khizanah, dan Quraisy menyembah berhala.
- Agama-agama Monothesik
Agama-agama dikebalkan oleh propagandis, peddagang keliling, dan tekanan imperium Bizantium. Selain itu, masyarakat mengenal agaama monoteisme yaitu hanif.
- Pertumbuhan Kebudayaan Islam Masa Nabi Muhammad
Agama Islam dibawakan oleh Muhammad. Kehadiran Islam di tanah Arab tidak terlepas dari sistem kebudayaan Arab. Namun, Islam datrang menjadi perubah kebudayaan tersebut sehingga berubah menjadi Masyarakat berkebudayaan Islam khususnya di Makkah dab Madinah.
Nabi muhammad lahir dari aklangan bangsawan Quraisy pada Senin, 12 Rabiul Awal atau 20 April 571 M. Ayahnya yaitu Muhammad bin Abdullah ibn Abd al-Muthalib, dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Masa bayi Muhammad diasuh oleh Tsuwaibah selama tiga hari, kemudian oleh Halimah al-Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d. Setelah itu diasuh oleh ibunya sekitar satu tahun. Ibunya meninggal dunia di Abwa (antara Mekah dan Madinah) setelah berziarah ke makam ayahnya. Kemudian pengasuhan lanjut oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan setelah wafat, Muhammad diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.  Pada usia 12 tahun Muhamad suka ikut berdagang bersama Abu Thalib, salah satunya ke Syria. Di sana sempat diperingatkan seorang pendeta Nasrani, Buhaira, bahwa Muhamad memiliki tanda-tanda kenabian.
Muhammad diangkiat sebagai rasul pada Senin 17 Ramadhan tahun 13 atau 6 Agustus 610 M ksaat berkhalwat di Gua Hira dan mendapat wahyu pertama yaitu surat Al-‘Alaq dari malaikat Jibril.
Rasulullah mulai berdakwah mulai dari keluarga dan sahabat-sahabatnya terlebih dahulu. Saat berdakwah kepada kaum Quraisy mereka membendung sangat kuat dakwah Rasulullah sehingga Rasulullah mengungsi ke Habsyi tahun 615 M.
Setelah perjalanan panjang, Rasulullah hijrah ke Yastrib pada 12 Rabiul Awal atau 24 September 622 M. Yastrib kemudian dikenal sebagai al-Munawwarah dan Rasulullah berdakawah selama 10 tahun. Perjuangan Rasulullah cukup berat dengan menghadapi kaum Yahudi, rongrongan orang-orang munafik, kaum kafir Quraisy dan sekutunya serta perjanjian Hudaibiyah.
Politik nabi mulai sejak 622M saat berhijrah ke Yastrib. Nabi membangun sebuah negara berdasarkan petunjuk kenabianyang dinamakan Madinah (madinat an-nabi). Kedudukan Muhammad di Madinah bukan hanya sebagai pemuka agama, tetapi juga pemuka politik. Madinah pada masanya menampilkan kristalisasi sebagai sebuah keimaman dan sistem sosial-politik. Makkah dikuasai dan suku-suku Arab disatukan ke dalam kesatuan politik, di bawah persemakmuran Arab dengan ideologi yang sama, dan tunduk kepada sebuah hukum di bawah kekuasaan pusat.
Negara yang dipimpin oleh seorang Rasulullah dan pemerintahan Madinah adalah bercorak teokrasi Muhammad saw. Nabi sebagai kepala pemerintahan, tetapi kedaulatan ada di tangan Allah. Pengendalian pemerintahan Madinah, selain sekretariat negara, juga negara terbagi 9 wilayah (propinsi) yang dikepalai wali dan 21 daerah (kabupaten) yang dikepalai seorang ‘amir. Sumber pendapatan negara dalam pemerintahan Nabi, ialah ghanimah, zakat, jizyah, kharaj, dan al-Fay.
Piagam Madinah: Dasar Kehidupan Politik Zaman Nabi . Â Sebanyak 47 pasal dinyatakan dalam Piagam Madinah, yang secara garis besar menyangkut: prinsip keadilan (pasal 1-7), kesetaraan sosial, hukum, dan ekonomi (pasal 8-16), perlindungan negara terhadap warga negara (pasal 17-40), dan hak dan kewajiban warga negara (pasal 41-47).
Islam pada Masa Khulafa ar-Rasyidin
Setelah meninggalnya nabi Muhammad pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 H, bertepatan dengan tanggal 08 Juni 632 MÂ permaslahan siapa pengganti nabi mulai muncul. Lalu dengan musyawarah mereka mencoba menyelesaikan pengganti nabi sebagai pemijmpin masyarakat atau Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rsyidin ada empat, yaitu:
- Abu Bakar as-Shiddiq
Abu bakar as-Shiddik adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan orang dewasa. Dia sangat setia kepada Nabi Muhammad. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah at-Tamimi.Â
Setelah meninggalnya Rasulullah orang-orang di berbagai kalangan mengajukan perwakilan mereka serbagai pengganti nabi, suasana semakin memanas hingga Umar dan Abu Bakar menenangkan mereka. Akhirnya, Umar mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah dengan alasan senioritas dan berasal dari suku Quraisy. Pendapat Umar ini disetujui semua yang hadir di sana.
Usaha yang dilakukan Abu Bakar dalam mengembangkan Islam seperti memerangi kaum yang murtad, memerangi nabi-nabi palsu, dan memerangi orang yang ingkar membayar zakat. Selain itu, dilakukan usaha untuk mengumpulkan al-Qur’an atas usulan Umar bin Khaththab, yang kemudian kumpulan al-Qur’an itu disimpan oleh Hafsah, istri Umar bin Khaththab dan putri Rasulullah.
Setelah menjadi khalifah selama dua tahun lebih sedikit, Abu Bakar sakit, kemudian meninggal dunia.
- Umar bin Khattab
Umar bin Khattab adalah putra dati Nufail al-Quraisy dari suku Adi. Semua dia seorang yang menentang Islam dengan keras, tetapi setelah masuk Islam dia adalah penganut Islam yang setia dan gigih dalam mengembangkan dan menyiarkan Islam.
Umar menjadi khalifah karna ditunjuk oleh Abu Bakar sebelum ia meninggal.  Pada masanya Khulafaur Rasyidin mengalami kejayaan. Usaha yang dilakukan Umar yaitu membentuk departemen-departemen yang disebut dengan diwan, mendirikan baitul mal, menempa mata uang, membentuk tentara untuk menjaga tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim, mengurusi masalah pos, menciptakan tahun hijriah, dan mengadakan hisbah; membentuk pemerintahan yang desentralisasi; membentuk lapisan masyarakat muslim dan nonmuslim; Menetapkan wilayah Jaziyah Arab hanya untuk orang muslim dan mempersilahkan orang-orang non islam memilih menempati wilayah bekas wilayah Byzantium atau Persia; Menetapkan harta ghanimah yang terdiri dari barang tetap senya adalah milik Negara; Pelarangan pemilikan tanah yang luas di Jazirah Arab;  Pencuri tidak di potong tangan, karena mencuri untuk menghilangkan kelaparan;  Mengharamkan nikah mut‟ah (nikah kontrak atau sementara) ; Muallaf tidak lagi diberi zakat.
Setelah  memerintah selama lebih kurang 10 tahun, Umar meniggal karena dibunuh oleh Fairuz yang terkenal dengan nama Abu Lukluk ketika hendak melaksanakan shalat subuh.
- Usman bin Affan
Nama lengkapnya adalah Usman ibn Affan ibn Abil Ash ibn Umayyah. Dia terkenal sebagai orang yang kaya dan dermawan. Dia adalah menantu Nabi yang telah menikah dengan putrinya yang bernama Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Karena menikah dengan dua putri nabi inilah dia mendapat gelar Dzun Nurain (yang mempunyai dua cahaya.
Usman menjadi khalifah melalui pemilihan dari enam orang yang dipilih oleh Umar ibn Khatthab yang menurutnya adalah orang-orang yang terbaik dan diberi khabar gembira oleh Nabi akan masuk surga.
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Usman antara lain: mengangkat keluarfganya sebagai pejabat-pejabat penting; semua tanah rampasan dibagikan agar bisa diolah dengan maksimal; membangun angkatan laut; merenovasi masjid Nabawi dengan batu pualam; membentuk panitia untuk membukukan al-Qur’an.
Setelah 12 tahun mmerintah, Usman wafat karena dibunuh pemberontak dari Mesir yang kemungkinan besar sudah diprofokasi oleh Abdullah ibn Saba, seorang munafik yang berusaha menghancurkan Islam.
Perkembangan kebudayaan Islam Masa Umayyah di Damaskus
Daulah Umayyah didirikan keluarga Umayyah, atas rintisan Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M). Daulah Umayyah merupakan periode ketiga sistem kekuasaan Islam yang menunjukan perubahan sistem kekuasaan dari Democratis ke Monarchis. Daulah Umayyah terdapat dua periode yaitu periode di Damaskus (661-750 M) daan periode di Andalusia (750an – 1031 M).
Daulah Umayyah di Damaskus didirikan oleh Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia menjadi tokoh politik sejak khalifah Usman bin Affan. Kekhalifahan Umayyah dimulai tahun 41/661, satu tahun sejak dibunuhnya Ali bin Abi Thalib. Kebijakan pertamanya yaitu memindahkan ibu kota dari Madinah ke Damaskus. Selama 91 tahun berkuasa Daulah Umayyah telah berganti Khalifah sebanyak 14 kali.
- Sistem pemerintahan
- Birokrasi pemerintahan
Kekhalifahan Daulah Umayyah berbentuk monachi heredetis atau kerajaan turun-temurun; sistem administrasi pemerintahan diubah; Struktur pemerintahan, sebagai berikut:Diwan al-Kitabah (Dewan Sekretaris Negara), adminisrasi pemerintahan di daerah diangkat Amir al-Umara (gubernur Jendral) yang membawahi sejumlah Amir.
Pada masa Abdul Malik ibn Marwan dibentuk departemen pokok yaitu diwan al-kharraj (kementrian pajak tanah), diwan al-khatam (kementrian khatam), diwan ar-Rasail (kementrian surat-menyurat), diwan al-mustagallat (kementrian perpajakan).
- Kebijakan politik
Pada masa ini perkembangan politik fokus pada perluasan wilayah. Mulai dari masa Muawiyah, Wlid I, Muhamad ibn Qasim, dan masa Musa bin Nusyair yang mengadakan ekspansi ke wilayah barat.
- Organisasi militer
Organisasi militer masa ini terdiri atas Angakatan Darat (al-Jund), Angkatan Laut (al-Bahriyah). Dan Angkatan Kepolisian (as-syurtah).
- Perkembangan Ekonomi
Sistem keuangan negara dikelola dengan sistem kharraj dan jizyah serta diberlakukan sistem penggajian bagi tentara terutama orang Arab. Perluasan wilayah berakibat pada lancarnya perdagangan Daulah Umayyah. Lancarnya lalu lintas laut juga mempengaruhi kelancaran negeri timur mencari rempah-rempah, bambu, kasturi, permata, logam mulia, gading, dan bulu-buluan. Keadaan ini menjadi Bashrah dan Aden sebagai kota pelabuhan yan amat ramai untuk lalu lintas dagang ke Syam dan Mesir serta sejumlah kota lain di timur Tengah. Tetapi karena reformasi fiskal diberlakukan perbedaan kewajiban membayar pajak antara muslim Arab, muslimnon-arab, dan non muslim.
- Perkembangan sosial
Masyarakat muslim dibedakan menjadi muslim Arab dan non-Arab (Mawaly), sedangkan non muslim dikelompokkan dalam ahl al-Dimmah atau al-Musta’min. Dinasti Umayyah juga mengembangan Arabisme dengan memberlakukan akte kelahiran bagi masyarakat Arab untuk menjaga keasliannya,  menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara, dan adat istiadat dan sikap hidup mereka juga diharuskan menjadi Arab.
- Perkembangan keagamaan
Muncul ajaran aliran-aliran teologi dan ilmu agama Islam seperti fiqih, tasawuf, dan tafsir al-Quran berkembang.
- Perkembangan Seni Budaya
Perkembangan Seni Budaya berkembang dalam bidang arsitektur yang bergaya perpaduan persia, romawi, dan arab dengan nuansa Islam, kerajinan seperti tiraz (kerajinan bordir), dan bidang seni lukis seperti kaligrafi dan lukisan binatang bergaya Hellenisme.
Â
Perkembangan Kebudayaan Islam Masa Umayyah di Andalusia
Daulah Umayyah II berkuasa di Andalusia mulai 756 M hingga 1031 M. Daulah Umayyah II memberikan pengaruh perkembangan Islam di Benua Eropa.
Bani Umayyah menguasai Andalusia dengan merebutnya dari Ghotia pada masa Khalifah al-Wlid ibn Abdul Malik. Ekspedisi ke Andalusia berlangsung dua kali pada 91 H/ 710 M yang dipimpin Tarif ibn Malik dan 92 H/711 M yang dipimpin oleh Musa bin Nushair dengan 1000 tentara. Ekspedisi ini berhasil menaklukan ibukota Toledo dan daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan tanah Galia hingga seluruh Andalusia dapat ditaklukan.
Pasca ekspedisi Andalusia menjadi provinsi sampai tahun 132 H/ 750 M dan sejak kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbasiyah, maka sekitar enam tahun lamanya Andalusia menjadi propinsi di bawah kekuasaan Daulah Abbasiyah. Kemudian pada tahun 138 H/756 M Abdurrahman ibn Muawiyah, cucu Hisyam ibn Abd Malik memproklamirkan Andalusia sebagai dinasti tersendiri sebagai Daulah Umayyah II (Barat) yang beribukota di Cordova hingga tahun 422 H/1031 M.
- Perkembangan politik
Pendiri Daulah Umayyah di Andalusia yaitu Abdurrahman ibn Muawiyah. Selama kekuasaanya ia menyebut dirinya amir dan bukan khalifah, gelar itupun tetap dipertahankan hingga pemerintahan Abdurrahman III. Abdurrahman III memproklamirkan dirinya sebagai khalifah dan amirul mu’minin, bahkan ditambahkan d belakang namanya gelar al-Nashir.
Daulah Umayyah di Andalusia mengembangkan pemerintahannya selama 275 tahun dalam hitungan Masehi dan 284 tahun dalam hitungan Hijriyah. Di antara pemimpinnya yaitu: Abdurrahman ad-Dakhil,  Abdurrahman II,  Abdurrahman III al-Nashir,  Hakam II al- Mustanshir, Al-Muayyad,  Abd Al-Malik ibn Muhammad, Hisyam III al-Mu’tadi.
Bani Umayyah di Andalusia mencapai puncak kejayaan pada masa khalifah an-Nashir dan bertahan sampai kepemimpinan Hakam II al-Mustanshir (350-366 H/961-976 M) dan mulai mengalami kemunduran masa Hisyam II yang berumur 10/12 tahun diangkat menjadi khalifah dengan gelar al-Muayyad. Pada masa ini yang mengambil alih kekuasaan adalah hakim agung, Muhammad bin Abi Amir al-Qahthani dengan gelar al-Malik al-Manshur billah dan al-Muayyad hanya sebagai boneka.
Bani Umayyah mengalami keruntuhan pada masa n Hisyam III alMu’tadi ibn Muhammad III (418/1027-422/1031). Semenjak itu keturunan Umayyah dianggap tidak ada lagi yang layak diangkat menjadi khalifah, kemudian muncullah babak baru kekuasan Islam di negeri Vandal itu dalam periode Muluk al-Thawaif. Wazir Abu al-Hazm ibn Jahwar memaklumkan penghapusan khilafah untuk selamanya.
- Perkembangan sosial
Penduduk Andalusia terdiri atas keragaman dari Arab, Berber, Spanyol, Yahudi, dan Slavia. Masyarakat Berber banyak menempati pemukiman di daerah-daerah tandus, dan mereka berhadapan dengan masyarakat Nasrani. Sementara itu, masyarakat Spanyol terdiri dari:  kelompok yang memeluk Islam, kelompok yang meniru adat istiadat Arab yang disebut Musta’ribah, dan kelompok asli yang masih memeluk agama Nasrani. Lain halnya dengan golongan Slavia, penduduk ini adalah berasal dari kalangan budak yang semula dijadikan pengawal istana pada masa an-Nashir.
- Perkembangan Budaya
Perkembangan kebudayaan berkembang dalam ilmu pengetahuan dan kekusastraan serta seni bangunan dan kota. Dalam perkembangan ilmu agama, madzhab Maliki memperoleh pengaruh luas di Andalusia, karena itu perhatian muslimin Andalusia terhadap Hadits Rasulullah amat besar. Bidang ilmu agama yang lain memperoleh perhatian pesat adalah ilmu qiraat, yang membahas lafal-lafal al-Quran yang baik dan benar. Selain ilmu agama, filsafat mendapat perhatian muslim Andalusia. Begitu pula ilmu-ilmu lain seperti ilmu pasti, astronomi, kedokteran, dan sejarah. Bahasa Arab pada masa ini menjadi bahasa utama masyarakat Andalusia dan menyertai perkembangan sastra Arab.
Kota Cordova pada masa ini menempati kedudukan yang sejajar dengan Konstantinopel dan Bagdad sebagai pusat peradaban dunia. Pada masa ad-Dakhil, Cordova dijadikan ibukota negara menggantikan Sevilla. Di kota ini dibangun benteng dan istana, danau sumber air bersih, sejumlah masjid, pasar, dan pemandian umum. Seluruh jalan di kota ini telah diperkeras, dan diterangi lampu pada waktu malam. Selain itu, dibangun kota seperti kota satelit al-Zahra dan al-Zahirah.
Â
Kemajuan Kebudayaan Islam Pada Masa Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah termasuk imperium keempat dan berkuasa sekitar lima abad (750-1258) yang diperintah oleh 37 khalifah. Di masa ini kebudayaan Islam mencapai kemajuan di segala bidang . dinasti Abbasiyah juga menunjukan pola pengembangan peradaban yang berbeda dengan Dinasti Umayyah.
Nama Abbasiyah menunjukkan pendirinya berasal dari keturunan al-Abbas, paman nabi Muhammad saw. Pelopor yang sebenarnya yaitu Abul Abbas ibn Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas yang memulai gerakannya dengan melakukan propaganda terhadap masyarakat untuk menentang kekuasaan Umayyah, kemudian ia membentuk tiga fraksi: Hamimah, Kufah, dan Khurasan untuk menumbangkan Bani Umayyah. Propaganda Abbasiyah dilakukan oleh Abu Muslim al-khurasani dengan isu bahwa Abbasiyah adalah Ahl al-Bait. Perjuangan Muhammad bin Ali al-Abbas berakhir setelah wafatnya tahun 743 M dan diteruskan oleh saudaranya Ibrahim sampai tahun 749 M, tetapi tidak lama kemudian Ibrahim menyerahkan kepemimpinanya kepada Abdullah bin Muhammad.
Pendidiran Daulah Abbasiyah dilakuykan secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Gerasan secara sembunyi dipimppin oleh Ali bin Abdullah bin Abbas, Muhammad bin Ali, dan Ibrahim bin Muhammad.
Pusat pemerintahan dan pentusunan rencana Abbasiyah ada di Hamimah. Sedangkan tempat penghubungan kader dari Hamimah dan Khurasan berada di Kufah. Khurasan merupakan tempat penyebaran seruan dan juga pusat kegiatan.
Usaha terang-terangan dilakukan dengan cara berperang. Abu Muslim al-Khurasani adalah salah satu tokoh pemberani yang banyak membantu berdirinya Daulah Abbasiyah. Abu Muslim al-Khurasani berasal dari Khurasan. Dia adalah orang pertama yang mengadakan pemberontakan secara terbuka dengan Daulah Umayyah pada tahun 747 M. Pemberontakan ini dapat dimenangkan oleh Abu Muslim. Kemudian banyak wilayah yang ditaklukkan oleh Daulah Abbasiyah.
Daulah Abbasiyah resmi berdiri di tangan Abdullah bin Muhammad atau Abul Abbas yang kemudian bergelar as-Saffah yang berhasil menumbangkan Marwan dan merebut Damaskus. Faktor-faktor berdirinya Abbasiyah yaitu kelemahan Daulah Umayyah, usaha-usaha gigih yang dilakukan oleh Kalangan Abbasiyah, banyaknya kelompok yang menentang Daulah Umayyah, banyaknya dukungan dari berbagai kelompok terhadap kalangan Abbasiyah.
- Perkembangan politik
Masa kekuasaan Abbasiyah dibagi menjadi tiga periode yaitu periode I (132-232 H/750-847M), periode II (232-552 H/847-1157 M). periode III (1157-1258).
Kebijakan politik Abbasiyah yaitu memindahkan Damaskus ke Bagdad dan memusnahkan Bani Umayyah, para khalifah tetap diambil dari keturunan Arab sementara para menteri, panglima perang, gubernur, dan pegawai lainnya diangkat dari golongan Mawali, sedangkan di pemerintahan pusat sendiri, kendali pemerintahan berada di tangan khalifah, sedangkan menyangkut urusan sipil dipercayakan kepada wazir (menteri), masalah hukum kepada qadi, dan masalah militer kepada amir.
- Perkembangan ekonomi
Pusat perkembangan ekonomi dan kebudayaan lainnya  berada di Bagdad. Perekonomian Abbasiyah terutama bidang keuangan negara dan pertanian mengalami kemajuan. Ekonomi perdagangan dijalankan melalui industri kebutuhan pokok dan mewah dari wilayah timur dan diperdagangkan ke wilayah barat . Industri kain linen di Mesir, sutra di Syiria dan Irak, kertas di samarkand, dan produk pertanian gandum dan kurma, diperdagangkan ke berbagai wilayah. Hubungan dagang dengan Cina, India, Eropa dan Afrika, dan sebaliknya memperlancar sistem perdagangan Abbasiyah.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan ilmu oengetahuan dan teknologi dimulai dengan gerakan penterjemahan dan memperoleh kejayaannya pada masa al-Makmun dan mulai mengalami kemunduran di masa al-Mutawakkil karena pengaruh ulama tradisional yang khawatir mencemari ajaran agama Islam.
Abbasiyah juga membangun pusat pengembangan ilmu pengetahuan berupa perpustakaan yang kemudian diganti menjadi Baitul Hikmah yang difungsikan sebagai pusat kegiatan studi dan riset. Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya ditopang dengan berdirinya lembaga pendidikan dan pengembangan ilmu ke dalam ma’had. Bahkan pada masa Nizhamul Mulk yang memerintah 456-485 H dibuka madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah hingga perguruan tinggi.
- Perkembangan agama
Kebebasan berpikir dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong kemajuan bidang ilmu agama. Khususnya dalam bidang hukum Islam, pada masa ini terlahir banyak karya-karya besar dan banyak didirikan madzhab. Selain bidang fiqh, kemajuan ilmu agama ditunjukkan dengan perkembangan bidang tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi al-ra’yi. demikian untuk metode penafsiran ini digalakkan pengembangan ilmu bahasa, seprti nahwu, sharaf, ma’ani dan bayan.
- Kemunduran Abbasiyah
Periode kemunduran Abbasiyah dimulai tahun 945 M hingga 1258 M sejak masa khalifah al-Mu’ti hingga al-Mu’tashim karena kekuasaaan khgilafah Bani Abbasiyah mulai tercerai-berai dan akhirnya serangan bangsa Mongol atau pasukan Tartar berhasil menghancurkan Dinasti Abbasiyah pada 1258 M.
Mata kuliah ini memberikan banyak sekali pembelajaran penting yang dapat diambil dari kisah sejarah - sejara pada masa lampau. Pentingnyaa gotong royong, kerja sama, mengembangkan ilmu pengetahuan namun tetap beragama, dan lain sebagainya. Oleh karena hal itu, sangat pentingnya ilmu sejarah harus tetap dijaga kebenarannya serta eksistensinya hingga ke generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H