Akibatnya, dimensi praksis rasio hanya dimengerti sebagai aplikasi teknis yang merupakan implementasi sains dan rasionalitas. Hal ini yang memunculkan bentuk kontrol teknis terhadap alam, sehingga tujuan utama pencerahan (emansipasi sosial) terabaikan.
Ilmu pengetahuan lantas dimengerti hanya sebagai cara bagaimana mengontrol dan menguasai alam hingga masyarakat modern tenggelam dan terarahkan oleh dimensi teknis dari pengetahuan (Hartanto, 2013).
Realisme instrumental
Refleksi atas peranan instrumentasi, menurut Ihde adalah wilayah pertemuan antara filsafat sains dan filsafat teknologi. Realitas yang ditampilkan oleh perwujudan sains dalam teknologi adalah realisme instrumental.
Mengenai hubungan manusia dan teknologi, Ihde membaginya dalam empat jenis hubungan, yaitu hubungan kebertubuhan (embodiment relations), hubungan hermeneutis (hermeneutic relations), hubungan keberlainan (alterity relations), dan hubungan latar belakang (background relations).
Dalam ketiga jenis hubungan yang pertama, alat berperan utama. Sementara dalam background relations, alat memainkan peranan di latar belakang. Ihde juga mengatakan bahwa teknologi tertanam dalam budaya, sebab teknologi mengambil peranan penting dalam hubungan manusia dengan dunianya dan juga budayanya.
Ihde menolak pandangan bahwa alat teknologi netral dan hanya berupa alat-alat sederhana dengan tujuan dan sarana yang jelas. Interpretasi semata-mata instrumental terhadap teknologi ditolak oleh Ihde, sebab ada kecenderungan latent telic pada alat (Lim, 2008).
Refleksi: Manusia, teknologi, dan lingkungan
Kerusakan lingkungan akibat penggunaan teknologi masih belum digarap dengan totalitas. Polusi udara dan air, erosi tanah, penggundulan hutan, dan lainnya telah mengancam sumber daya alam yang krusial bagi kehidupan.
Masalah lingkungan memengaruhi hidup semua orang di bumi. Keutuhan lingkungan dalam ekosistem bumi harus dipertahankan, salah satunya untuk generasi mendatang. Kerusakan lingkungan merupakan gejala dari problem yang lebih mendalam, yakni cara pandang terhadap manusia, teknologi, dan lingkungan.
Oleh sebab itu, manusia mesti mengembangkan teknologi yang bermanfaat bagi lingkungan dan dirinya serta menolak dampak negatif dari teknologi. Persoalan moralitas yang menyangkut aktivitas hidup manusia khususnya soal etika dalam teknologi juga hal yang tidak bisa dipisahkan dalam hal ini.