Mohon tunggu...
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - https://ngalirspace.wordpress.com/
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Filsafat Teknologi: Sebuah Pengantar

25 Desember 2021   13:50 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:39 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan tentang hakikat teknologi sebenarnya sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno hingga berlanjut pada masa para filsuf. Beberapa filsuf tersebut adalah Martin Heidegger, Jurgen Habermas, Jacques Ellul, dan Don Ihde. Pada sub-bab ini, dipaparkan sekilas pandangan Heidder mengenai hakikat Teknologi.

Martin Heidegger dalam Die Frage nach der Technik (Pertanyaan mengenai Hakekat Teknik), sebuah makalah yang disajikan dalam seminar "Seni dalam Zaman Teknologis" di Munchen tahun 1953 mencoba menjawab pertanyaan mengenai hakikat teknologi.

Dalam gagasannya, teknologi adalah sarana untuk mencapai suatu tujuan. Gagasan instrumentalisme tentang teknologi berguna untuk memahami perkembangan teknologi dan masyarakat penggunanya. Misalnya, dalam perkembangan teknologi perang di mana teknologi menjadi instrumen untuk mempertahankan diri sekaligus mengancam lawan.

Contoh lainnya, perkembangan teknologi mesin pada masa pengembangan industri manufaktur sebelum dan sesudah revolusi industri. Tetapi, Heidegger juga memandang bahwa dalam pendekatan instrumental, manusia tergoda menumbuhkan kehendak untuk menguasai. Artinya, teknologi juga sebagai sarana untuk menangani masalah teknis dan sosial yang dihadapai manusia.

Bagi Heidegger, fakta bahwa teknologi memiliki kebenaran tersendiri tidak harus dibatasi oleh logika instrumental. Konsep teknologi sebagai alat sudah menjadi salah satu pokok pikirannya dalam Being and Time yang terbit pertama kali pada tahun 1927.

Dalam analisisnya Hedidegger menegaskan bahwa bukan mustahil benda menjadi alat, karena benda menjadi "sesuatu untuk" sesuatu yang lain. Namun, konsep alat dalam hal ini tidak berarti bahwa teknologi yang digunakan menjadi sesuatu yang berada dalam rencana dan kontrol manusia. Sebaliknya, teknologi membawa akibat tertentu bahkan yang tidak pernah diduga sebelumnya.

Dalam pandangan Heidegger, teknologi memiliki kebenarannya sendiri yang dapat mengungkapkan dirinya sendiri kepada manusia atau menjadi konteks agar manusia mengenali dunianya dengan lebih jelas.

Ia juga menegaskan, pandangan instrumental mengenai teknologi mengandaikan pandangan yang lebih mendasar mengenai kausalitas dan prinsip kausalitasnya yang mendasari seluruh kebenaran mengenai teknologi.

Misalnya, piring perak yang biasa dipakai saat perayaan Liturgis, oleh Heidegger diterangkan empat kausalitas yang memungkinkan piring perak tersebut menjadi benda yang siap digunakan saat pelayanan liturgis ditinjau dari causa materialis, causa formalis, causa finalis, dan *causa efficiens-*nya (Dua, 2011).

Neoluddite dan Technophilia

Pada masa modern filsafat teknologi, tidak hanya membahas techne, poiesis, dan kaitannya dengan dunia kehidupan saja. Tetapi, juga artefak atau teknofak yang pasti memengaruhi kehidupan dan kesadaran. Refleksi filosofi tentang teknologi telah menarik respons yang berbeda tentang teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun