Implementasi kedalam Desain Pembelajaran
Dari generasi baby boomers hingga generasi Z pasti terdapat kesenjangan / gap pada setiap generasinya, hal itu dapat disebabkan karena perbedaan usia, pengalaman, sikap, gaya hidup, komunikasi dan teknologi. Hal ini menimbulkan tantangan. Dalam pendidikan, Gap terlihat dari Guru yang merupakan Digital Immigrant sedangkan murid merupakan Digital Native, yang otomatis adanya pengaruh dalam mendesain pembelajaran yang harus mengikuti zaman, dari cara mengajar, penggunaan media, materi maupun perilaku juga akan otomatis berbeda dengan hadirnya teknologi. Dari kesenjangan inilah membentuk sebuah pengalaman dan harapan untuk lebih banyak program peningkatan skill dalam hal teknologi sebagai penunjang pengajaran, dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada termasuk dalam memilih metode dalam mengajar, serta lebih fleksibel, melakukan komunikasi/kolaborasi dengan orang hebat di belahan negara lainnya. Tidak hanya itu saja, karena generasi yang termasuk Digital Native, lebih melibatkan segala hal melalui gawai, sehingga dalam belajar, mereka dapat mempelajari materi dengan otodidak serta dapat berkomunikasi bertukar pendapat dari siapa saja.
Dari beragam latar belakang generasi termasuk antara Pendidik dan Peserta didik, tentu saja menjadi sebuah tantangan juga peluang. Karakteristik, preferensi dari keragaman generasi mempengaruhi desain pembelajaran. Instructional Design merupakan proses menentukan metode/model/media pembelajaran apa yang cocok untuk mencapai tujuan. Dalam mengembangkan instructional design atau desain pembelajaran dapat dijangkau dari berbagai sisi, baik dari tahap analisis, rancangan, pengembangan, dan evaluasi. Pendidik yang merupakan Digital Immigrant punya tantangan untuk dapat menyesuaikan Pengajaran saat ini, mengintegrasikan teknologi, keterampilan penggunaan teknologi, menyesuaikan karakteristik siswa dikelas, bagaimana memanajemen kelas, dan lain-lain, Kemajuan Teknologi juga menjadi peluang untuk berinovasi, memperbanyak program workshop untuk menunjang skill pendidik maupun peserta didik, mengatasi kesenjangan pendidikan di berbagai wilayah, penggunaan teknologi juga mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, menuntut ilmu yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, dapat berkolaborasi, juga melakukan pertukaran pelajar/pendidik di negara lain agar bisa dijadikan sebagai pacuan agar lebih baik maupun inspirasi untuk diterapkan juga di indonesia.
Strategi Instruksional yang Diusulkan
Dari pemaparan yang telah kita singgung sebelumnya terkait perbedaan karakteristik setiap generasi, terutama dalam hal Pendidikan. Selanjutnya kita akan membahas strategi pembelajaran pada desain pembelajaran yang sesuai dengan setiap generasinya.
 Generasi X (1965 -- 1980) : Â
Sesuai dengan karakteristik generasi x yakni menyukai belajar cepat, fleksibel, serta individu. Kami mengusulkan akan strategi pembelajaran menggunakan model pembelajaran flipped learning. Model ini merupakan perpaduan antara pembelajaran tradisional yang mengharuskan adanya pertemuan antara guru maupun dosen dengan peserta didiknya di kelas dengan pembelajaran berbasis online. Maka pembelajaran di dalam kelas cenderung lebih bersifat student-centered dibanding model pembelajaran lainnya. Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dari gurunya. Sebab, dalam kasus ini guru hanya memotivasi, membimbing dan memberi umpan balik atas kinerja peserta didiknya.
Generasi Y (1981 -- 2000) :
Generasi Y memiliki gaya belajar yang otodidak, lebih suka experiental learning dan menyelesaikan masalah dengan belajar berkelompok dianggap lebih mudah. Kami berpikir bahwa dengan model Project Based Learning melalui kerja proyek, memberikan kesempatan untuk dapat membangun pengetahuan baru, memecahkan masalah, melakukan investigasi dan membuat keputusan dengan berkelompok. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik Generasi milenial yang dikenal 3C yaitu Critical, Creative dan Confidence.
Generasi Z (2000-2010/2012) :
Blended Learning merupakan usulan yang dapat diterapkan pada Generasi Z. Dilatar belakangi oleh karakter Gen Z, yaitu tumbuh dan berkembang pada teknologi digital dan cenderung menyukai sesuatu yang cepat dan praktis, maka juga sesuai dengan karakteristik pada model ini, yaitu adanya perpaduan pembelajaran tatap muka dan virtual yang pelaksanaannya juga menyesuaikan akan kebutuhan siswa.
Â
Kesimpulan
Dari hasil analisis setiap generasi tersebut, maka kita akan mengetahui akan pentingnya pemilihan model / strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik generasi peserta didik. pemilihan model/strategi pembelajaran yang tepat dapat menjadikan lingkungan kelas yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sesuai dengan karakternya, penilaian strategi pembelajaran pada setiap gen berbeda-beda. Gen X memiliki karakteristik belajar cepat, fleksibel, serta individu, dan kami menyarankan menggunakan strategi flipped learning. Sedangkan gen Y bersifat otodidak, lebih suka menyelesaikan masalah dengan belajar berkelompok, dan sama halnya dalam penggunaan strategi project based learning, karena dapat membangun keterampilan 3C (Critical, Creative dan Confidence). Untuk generasi Z sendiri memiliki sifat menyukai sesuatu yang cepat dan praktis, sehingga strategi pembelajaran yang cocok ialah perpaduan pembelajaran tatap muka dan virtual yang pelaksanaannya juga menyesuaikan akan kebutuhan siswa.
Artikel ini dipublish untuk menuntaskan tugas akhir Mata Kuliah Model dan Metode Pembelajaran pada Prodi S1 Teknologi Pendidikan Universitas Surabaya.
Oleh Zulfa Az-Zahroh (21010024022) dan Martha Amelia Rosanty (21010024025)
Refrensi :