Mohon tunggu...
Zulfa Az Zahroh
Zulfa Az Zahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enthusias to explore more on kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Pendidikan Antar Generasi dan Penerepannya dalam Desain Pembelajaran

19 Desember 2023   00:35 Diperbarui: 19 Desember 2023   11:12 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cobradental.co.id/

Pendahuluan

Faktanya pada 2045 mendatang, umur Indonesia mencapai 100 tahun atau 1 abad. Dan Indonesia memiliki visi untuk menuju Indonesia Emas 2045. Adanya bonus demografi yang dialami indonesia pada periode tersebut, menjadikan tahun 2045 memiliki sumber daya manusia yang mencapai usia produktif. Bonus Demografi adalah kondisi populasi usia produktif lebih banyak dibanding non produktif. Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2022, puncak bonus demografi terjadi pada periode 2020-2030. Dari total 275,36 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 190,83 juta jiwa (69,3 persen) berusia 15-64 tahun, sebagai penduduk berkategori produktif. Itu berarti kesiapan Indonesia Emas 2045 yang dirumuskan oleh Presiden Joko Widodo pada 2016, berada ditangan Generasi Milenial dan Z.

Menurut Mannheim, Generasi adalah kelompok yang terdiri atas individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, dan mengalami peristiwa Sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama. Generasi yang akan dijabarkan kali ini adalah Generasi X, Generasi Y/Milenial dan Generasi Z. Kalian termasuk generasi yang mana? Untuk mengetahui lebih detailnya lagi, kalian bisa baca keseluruhan paper ini ya.

Analisis Generasi

Tiap generasi pasti memiliki karakteristiknya masing-masing, karena dipengaruhi dari faktor Sejarah, kemajuan teknologi, juga sosial dan beberapa faktor lain yang sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut beberapa penjelasan tabel dari beberapa generasi dari hasil perkembangan zaman :

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Digital immigrant and Digital native

Selanjutnya, pada tahun 2001, seorang konsultan pendidikan Marc Prensky melahirkan istilah baru yang juga lahir, bersamaan dengan masa generasi Z. Istilah tersebut ialah Digital Native dan Digital Immigrant. Digital Native : gambaran seseorang yang sejak lahir sudah terpengaruh / terpapar pesatnya perkembangan teknologi. Yang termasuk Digital Native adalah Generasi milenial dan Gen Z. sedangkan Digital Immigrant : Sejak lahir sampai masa dewasanya belum ada perkembangan teknologi. Yang termasuk digital immigrant adalah Generasi Baby Boomer. Awal mula dua istilah muncul, disebabkan karena kegagalan pendidikan terapan di Amerika Serikat dalam memahami siswa modern. Kegagalan tersebut terkait dengan metode dan konsep pembelajaran yang diterapkan dinilai kuno dan sudah ketinggalan zaman. Serta disisi lain terdapat kesenjangan antara siswa dan pendidik dalam menjalin interaksi bersama. Setelah kegagalan tersebut terjadi, solusi yang ditawarkan setelahnya yakni dengan menerapkan media yang mampu mengubah cara siswa dalam berkomunikasi dengan teknologi informasi.

Belajar dari pengalaman kegagalan yang terjadi pada masa Marc Prensky dan masa sebelum Digital Native hadir, kesenjangan digital telah membentuk pengalaman dan harapan mereka terkait teknologi dalam pembelajaran. Pertama, pada generasi Baby Boomers saat ini dalam mempelajari dan beradaptasi dengan teknologi tentunya masih menjunjung tinggi dedikasi, kontribusi, dan loyalitas. Sehingga para Baby Boomers ini akan mempertimbangkan kegunaan yang didapatkan saat menggunakan teknologi. Dengan begitu tugas para millennial yang harus turut ikut membantu memberikan edukasi, dengan dibantu juga media digital yang sudah memiliki keunggulan yakni user friendly sehingga dapat meningkatkan literasi digital para Baby Boomers ini. Kedua, generasi X yang dulunya tumbuh pada perkembangan teknologi dan ditengah maraknya video games dan MTV, pada saat ini mereka juga tidak terlalu gagap akan teknologi yang ada. Menurut riset, generasi X yang ada di Indonesia merupakan pengguna aktif sosial media dalam beberapa platform, sehingga adanya platform tersebut dapat membantu mereka dalam belajar banyak hal. Ketiga, generasi Y atau milenial yang sudah terbiasa mengakses informasi media digital, mereka telah menerapkan teknologi untuk mencari bahan ajar yang mereka pelajari, lalu generasi Y juga menerapkan teknologi sebagai perantara pendidik dan peserta didik. Keempat, pada masa generasi Z, penerapan pendidikan saat ini, kegiatan pembelajaran juga dituntut untuk menggunakan dan menyesuaikan teknologi karena karakteristik generasi Z yang sangat tergantung pada teknologi. Hal ini juga menjadi tantangan bagi pendidik, pendidik harus mengusahakan bagaimana pembelajaran itu menarik dengan mengaitkan teknologi dan media dalam pembelajaran mereka. Instrumen yang diberikan kepada pembelajaran ini, juga sebagai bentuk usaha perbaikan kedepannya, agar dapat melatih keterampilan adaptif  akan meleknya teknologi baik bagi peserta didik maupun pendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun