Dengan kata lain, langkah ini mungkin lebih merupakan langkah strategi politik daripada usaha tulus untuk mengatasi permasalahan transportasi Balikpapan. Sebuah 'manuver kancil', tentu, namun apa yang akan kita hadapi setelah Pilkada? Itu masih menjadi tanda tanya.Â
Tapi sebagai warga negara yang budiman, baiknya tidak perlu ber-suudzon pada pemimpin. Sebab akibat kegagalan sebuah pemerintah, tetap warga yang dituntut menanggung akibatnya. Tak jarang, kita pula yang disuruh ikut memikirkan solusinya--padahal urusan perut saja belum tuntas. Bukan begitu, Cak?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!