Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjanjian Keramat

9 Mei 2021   22:23 Diperbarui: 9 Mei 2021   22:24 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Susan yang penampilannya cukup aduhai memang sangat menarik bagiku. Wajah cantik, kulit putih  mulus, tinggi semampai, dan body aduhai pasti menjadi incaran semua lelaki.

"Mas, ngantor pukul berapa?" tanya Susan sambil membetulkan letak kerah bajuku.

"Biasalah, sebelum pukul delapan. Memang ada apa, mau dibelikan apa? Nanti pulang kerja aku carikan."

"Nggak, Mas. Aku mau arisan dengan teman-teman nanti siang. Mungkin agak sore pulangnya."

"Oh begitu, ya hati-hati, saja. Uangnya masih cukup?"

"Nanti jika kurang saya telpon saja, Mas."

Susan menggelayut di pundakku dengan manja.

***

Siang yang cukup panas. Tiba-tiba aku teringat Susan, untuk segera memberikan pesan singkat  padanya lewat aplikasi WhatsApp.

[Sayang, aku harus keluar kota beberapa hari, ada urusan kantor. Jaga diri baik-baik ya.]

Susan pun membaca dan menjawab pesanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun