"Ya, Pak. Sebentar lagi, saya masih kangen dengan Ibu sebenarnya, tapi ...."
"Besuk lagi kita masih bisa ke sini, Nduk. Sekarang kita pulang dulu."
"Ya, sudahlah, Pak.
Bapak menggandeng tanganku keluar makam. Dalam hati aku berjanji akan selalu mengunjungi makam Ibu untuk mengurai rasa kangen yang selalu mendera.
Maafkan aku, Bu jika kurang mempedulikanmu. Kini kusadari, bahwa hadirmu lebih berarti bagiku walau hanya dalam mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H