Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Rumah Kuno

14 Desember 2020   09:07 Diperbarui: 14 Desember 2020   09:16 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun Wina akhirnya banyak mengeluh atas peristiwa yang sering dilihatnya. Mau tidak mau hal tersebut mengganggu pikirannya.

"Mas, kok lama-lama mengganggu kehidupan kita juga ya, yang mereka lakukan," keluh Wina padaku.

"Aku sendiri juga merasakan hal yang sama, Win. Apa nggak lebih baik kita minta tolong ya pada orang yang ahli, mengetahui makhluk-makhluk itu."

"Harus Mas. Aku jadi nggak betah jika terus-menerus diganggu."

Aku  akhirnya meminta bantuan seorang ahli berdasar informasi dari Anto, teman kerjaku.

Pak Hadi, seorang paranormal yang mampu berkomunikasi dengan makhluk astral datang ke rumahku. Rumahku pun diterawang.   Wina dan aku  terlihat cemas menunggu hasil penerawangan.

"Gini, Bapak, Ibu, dari hasil penerawangan, rumah ini dulu pernah digunakan untuk bunuh diri seorang perempuan sekitar umur dua puluh tahun. Menurutnya, dulu ada seorang tentara Belanda yang memperkosanya, karena rasa malu pada keluarga dan lingkungan, akhirnya dia pun bunuh diri di kamar."

"Ih, ngeri, masyaallah, astagfirullah!" bisik Wina terkejut.

"Makanya, keluarga ingin menghapuskan jejak dengan menjual rumah ini," jelas Pak Hadi yang matanya nampak memerah.

Aku  hanya mengangguk pelan, menyadari beberapa kejadian di rumah  banyak dibayangi seorang perempuan.

"Bapak dapat membantu menghilangkan dia, Pak? Aduh setiap hari saya melihat sosok perempuan berbaju putih itu, Pak. Jika malam Jumat tiba, suara rintihan seorang perempuan pasti muncul," kataku panjang lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun