Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulu Ayam

29 Oktober 2020   15:14 Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Imah seorang gadis berusia enam belas tahun, pembantu rumah tangga yang berasal dari desa dan berpenampilan sangat sederhana. Imah sering dipanggil Inem oleh majikannya agar lebih menjual namanya, seperti film yang terkenal dulu.

Rambut lurus sebahu selalu dikucir satu memakai karet gelang bekas tali belanjaan yang terbungkus plastik.

Saking sederhananya, dia ke mana-mana juga hanya memakai sandal jepit yang tidak pernah ganti, kecuali jika sudah lepas japitnya atau bolong sandalnya.

Pakaian favoritnya adalah kaos oblong, katanya biar santai, dan enak jika dipakai untuk bekerja di dapur.

Perilaku Imah kadang terlihat lucu, tapi sering karena kelucuannya membuat majikan salah tafsir dan menjadi marah.

Imah sudah dua tahun bekerja di keluarga cukup kaya yang masih turunan ningrat, dialah Den Darmo.

Menurut cerita, Den Darmo putri, bukan tipe majikan yang mudah dipahami. Perempuan bertubuh tambun ini memang terkenal rewel.

Jadi beberapa kali pembantu rumah tangga yang bekerja padanya hanya berumur sekitar satu tahun.

Beruntung sekali Imah dapat bertahan sampai dua tahun, mungkin karena kepolosannya itulah yang membuat dia tetap survive di keluarga Den Darmo.

Keluarga Den Darmo memiliki perusahaan yang besar dan terkenal, tetapi lebih suka mempekerjakan Inem yang berasal dari desa dan masih lugu, belum berpengalaman.

Inem dibawa oleh satu satu pekerja Den Darmo yang juga berasal dari desa, namanya Nardi. Entah bagaimana Inem mau saja bekerja mengikuti Nardi tetangganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun