Mohon tunggu...
Zumaroh
Zumaroh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar adalah panggilan hati bagaimana kita dapat berbagi kebaikan, mengajarkan kebaikan terhadap orang lain. "Sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada sesama'.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

12 September 2024   06:30 Diperbarui: 12 September 2024   06:31 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.3.a.8

Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

CGP. Angkatan 10

By: Zumaroh

Pengalaman pembelajaran yang baru saya peroleh 

Setelah berapa pada modul 3.3

Pada modul 3.3 yaitu pengelolaan program yang berdampak pada murid. Membuat saya semakin memahami apa yang harus saya terapkan dalam proses pembelajaran. Pengalaman belajar bareng bersama fasilitator, pendamping praktek dan CGP Lainnnya, juga belajar Mulai dari, saya banyak literasi, diskusi, berkolaborasi, sharing sama teman sejawat semakin menambah wawasan dan keilmuan dalam mewujudkan kepemimpinan murid (student agency) saya semakin tahu dan sadar bahwa tugas guru adalah membimbing dan menuntun murid agar mereka mampu memimpin proses belajarnya sendiri sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid yang mengajak para guru untuk berefleksi dan melihat kembali perspektif atau cara pandang kita tentang program yang berdampak positif pada murid. Program-program sekolah, baik program intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstra kurikuler dapat mendorong kepemimpinan murid (student agency).

 Kepemimpinan murid dalam program sekolah tidak hanya murid belajar menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, berdaya, dan kontributif tetapi juga memiliki pengalaman dan kebermaknaan diperoleh dari proses belajar selama mengikuti program-program sekolah. Hal ini akan memberikan bekal murid menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat berdampak positif dari proses belajar yang dmulai dan tentunya akan dapat terus dirasakan oleh murid di sepanjang hidupnya.

Perasaan saya setelah mempelajari modul ini saya merasa bersyukur karena mendapat kesempatan yang sangat luar biasa sehingga banyak pelajaran yang dapat saya ambil membuka pengalaman dan wawasan yang baru untuk melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah untuk mewujudkan kepemimpinanan pembelajaran. Saya juga merasa tertantang untuk membuat program dengan memanfaatkan potensi atau aset yang ada di sekolah dengan baik salah satu upaya untuk mewujudkan kepemimpinan pembelajaran.

Hal baik yang saya lakukan.

Setelah mengikuti kegiatan PGP tentunya pemahaman dan pengalaman semakin meningkat. Terkait dengan filosofi pendidikan dan Paradigama pembelajaran juga berubah. Sebagai pemimpin pembelajaran saya selalu mencoba mengimplentasikan praktek baik, budaya positif, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid sehingga terwujudnya student agency. Walaupun belum maksimal. Pada setiap membelajaran saya mencoba dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik, kelas yang bagaiamana yang mereka inginkan. Pembelajaran model apa yang mereka sukai, membuat kesepakatan kelas hal apa saja yang membuat mereka termotivasi. Menjadi Pendengar bagi murid dan juga membangun relasi kemitraaan Murid. Sehingga membuat murid mulai berubah dalam mempetanggunjawabkan kegiatannya sendiri. Dan saya berusaha menjadi fasilitator yang baik bagi mereka walaupun untuk saat saat ini masih belum maksimal.

Hal yang perlu diperbaiki

Selama ini hal yang masih perlu saya tingkatkan yaitu, dalam menyusun program dengan paradigma berfikir positif memaksimalkan dalam pemanfaatan seluruh aset yang ada di sekolah. Selama ini saya hanya fokus pada beberapa aaet yang berkaitan dengan sarana prasarana saja, misalnya murid, ruang kelas, halaman dan perpustakaan, latop, infokus dan lain-lain., padahal selain sarana prasarana ternyata ekosistem biotik yang ada di sekolah juga termasuk aset ,saya bisa mengajak rekan sejawat berkolaborasi, bahkan mengajak murid kelas lain untuk saling berbagai, sehingga selain menambah pengalaman murid juga akan meningkatkan student agency dan interaksi sosial murid.

Implikasi terhadap Kompetensi Diri

Melalui Modul 3.3 saya menjadi yakin bahwa setiap program yang kita rancang harus bertujuan memberikan dampak positif bagi murid, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Program bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar murid, ataupun lebih memaksimalkan apa yang sudah ada, dengan melibatkan seluruh aset yang ada di sekolah. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus bisa menciptkan lingkungan belajar yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, dengan melibatkan murid dalam setiap program, untuk itu kita harus senantiasa mendorong murid untuk mengeluarkan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam setiap kegiatan, kita harus bisa memberikan ruang, motivasi dan kesempatan kepada murid untuk 3 hal ini.

Analisis untuk Implementasi

Pertanyaan Kritis terkait konsep materi

Program kegiatan seperti apa yang mampu menumbuh kembangkan kepimimpinan murid (voice, choice, dan ownership) yang menarik dan menantang bagi murid, dan bisa dilaksanakan di sekolah sesuai dengan aset yang ada?

Insight Baru

Guru harus bisa merancang program kegiatan yang berdampak positif bagi murid dengan memanfaatkan aset yang ada disekolah. Program yang dipilih harus melibatkan anggota komunitas, memberikan manfaat dan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan merupakan salah satu kegiatan mewujudkan visi sekolah.

Tantangan

  • Pola pikir yang berbeda, antara rekan sejawat dan wali murid.
  • Minat murid yang kadang kurang tertarik dengan program yang disusun.
  • Kurang konsisten dalam melaksanakan program.
  • Terbatasanya waktu yang tersedia, karena adanya tugas lain (bagi guru)

Alternatif Solusi terhadap tantangan

Menyamakan pola pikir, melalui diskusi bersama, menganalisis manfaat dan mengidentifikasi kebutuhan untuk pelaksanaan program, sehingga akan terbentuk kolaborasi yang positif sesama guru.

Memberikan informasi kepada murid dan wali murid manfaat program yang akan dilaksanakan, dengan menunjukkan video-video tentang manfaat program yang di rencanakan. Video ini diambil dari youtube, misalnya jika program yang kita susun sudah pernah diterapkan atau hampir sama dengan program di Sekolah lain.

Merancang program semanarik mungkin sesuai minat, bakat, dan kemauan murid. Jika memungkinkan pelaksanaan program dikemas berbeda dengan pembelajaran di kelas, sehingga murid akan tertarik.

Menyusun jadwal yang terorganisir serta menunjuk penanggung jawab setiap kegiatan.

Membagi tugas dengan rekan guru yang lainnya, sehingga kegiatan tetap berjalan karena adanya kerjasama dan pembagian tugas yang jelas.

Rencana Implementasi

Saya akan menerapkan kegiatan yang memberikan dampak positif pada murid, antara lain di kelas, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, mengajak menghias kelas di awal tahun pelajaran, bersama murid menyusun kesepakatan kelas, melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid dan memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih model pembelajaran dan target penyelesaian tugas. Memberikan kebebasan murid dalam menyelesaikan tugas sesuai minat mereka, namun tetap memberikan bimbingan dan arahan.

Di luar kelas, merancang dan melaksanakan satu program yang berdampak pada murid satu sekolah, yaitu Latihan Rutin Kepramukaan, pencak silat, menari, meanari, bulu tangkis, futsal tahfidz. Melalui kegiatan ini akan melatih kemandirian dan interaksi sosial sesama murid dalam menyelesaikan suatu masalah. Memberikan kesempatan kepada murid untuk berkreasi di luar tugas intrakurikuler. Sehingga murid merasakan kepemilikan dalam menentukan beberapa kegiatan sesuai keinginan mereka.

Membuat Keterhubungan

Koneksi dengan Pengalaman Masa Lalu

Jika dulu ketika menyusun program, kesiapan guru, dan keterlaksanaan program tanpa memikirkan bagaimana minat murid terhadap program. Selain itu dulu, ketika menyusun suatu program lebih berorientasi pada pola pikir saya sendiri, bahwa murid harus mengikuti sesuai dengan kehendak saya, tanpa saya memikirkan dampak dan manfaat program ini bagi murid. Jika dulu dalam menata kelas, menyusun peraturan, memberikan tugas saya lebih dominan, ternyata hal tersebut kurang tepat karena fokus utama suatu program harus memberikan dampak positif bagi murid.

Penerapan di masa mendatang.

Setelah mempelajari modul 3.3 ini, saya akan berupaya untuk menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak positif bagi murid. Kegiatan ini, baik intrakurikuler, Kokurikuler dan ekstrakurikuler. Semampu saya, ketika dalam pembelajaran di kelas, saya akan menciptakan lingkungan belajar yang mampu menumbuhkembangkan jika kepemimpinan murid (student agency), sehingga murid bisa mimiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam merancang dan melaksanakan program sekolah saya akan memanfaatkan semua aset yang ada di sekolah. Mengajak semua pihak untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi. Menjalin komunikasi positif dengan pihak-pihak di luar sekolah, seperti komite sekolah, wali murid, tokoh masyarakat dan juga masyarakat sekitar sekolah.

Koneksi dengan Modul sebelumnya

Sesuai dengan Modul 1.1 filosofis KHD maka dalam mengelola program yang berdampak murid guru harus berperan sebagai penuntun kodrat anak, menjalankan sistem among dan memberikan kemerdekaan kepada murid untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid.

Modul 1.3 Visi guru penggerak. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Modul 1.4. Budaya Positif. Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.

Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial. Guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik. Coaching sebagai teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Pengembangan sekolah dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki sekolah. Yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah.

Informasi di luar bahan ajar PGP

Setelah memahami materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, saya berupaya untuk mencari literatur tentang program-program yang bisa saya terapkan di sekolah saya melalui internet (youtube, googlesheet,  dll), bertanya kepada rekan guru dari sekolah lain yang sudah menerapkan program yang serupa, berdiskusi dengan Pengajar Praktik terkait langkah-langkah pelaksanaan program dan juga tantangan serta solusi yang bisa diterapkan. Mengambil pelajaran dari program-program terdahulu yang pernah dilaksanakan, baik yang berhasil maupun belum berhasil.

Salam Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun