Mohon tunggu...
Fz
Fz Mohon Tunggu... Buruh - Adventurer

The greatest pleasure in life is doing something that people say you can't do it, believe in yourself and Allah because we're who we chose to be.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Manila Undercover

28 Januari 2019   20:58 Diperbarui: 28 Januari 2019   21:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu,
Jalanan Quezon Boulevard, Quiapo nampak sepi. Jam tangan menunjukkan angka hampir pukul 9 malam. Ah, jika saja pulang lebih awal pasti berjumpa dengan mereka. Bersyukurnya masih tersisa 1 - 2 bocah yang lalu lalang. Dengan iming-iming snack yang menggelantung di tangan. Mereka pun memanggil squad nya. Laaarrrrr, la kok se-RT yang dateng . Gpp, seadanya ya dek ! Kita party-party malam ini. Hahahahaha.

Saya tidak tahu identitas pasti mereka, pun dengan mereka karena Saya hanyalah orang asing. Kami tidak mengerti bahasa apa yang seharusnya kami gunakan, karena tidak ada kesamaan antara Inggris dan Tagalog.

Se-happy itukah?
Entahlah, . . .
Yang jelas di tengah keterasingan dan keterbatasan ini, kami terhubung dengan senyuman dan sesekali tawa renyah serta pemanis dari permen dan snack ringan. Their smile tell and teach me a lot of things.

We complain so much what we sometimes don't see how great it is, and how thankful we should be

Paling gemay kalau ada yang complain soal food, pengen nyubit pipinya dehhhh. So, buat anak-anak apalagi yang mulai mendewasa (*g enak kan kalau ngomong menua ), pesan sederhana yang ingin Saya sampaikan dari perjumpaan singkat Saya dengan streetkid di Manila di malam bolong itu adalah there are many things to appreciate and say "Alhamdulillah", just open ur eyes and ur heart to see them.

Be a good rang - orang atau nak-kanak yaaa !

Part 5

"Hero"


Mbelgedes itu ketika bikin caption "travelling turns me into storyteller" tp kenyataan bikin cerita undercover manila aja nggak sampek 5 series 😂. Ya kira-kira beginilah trend kehidupan jaman sekarang, kebanyakan teori tanpa aksi, akhirnya tulisan numpuk di draft. Biar nggak ada pencitraan diantara kita, ini part dari serangkaian cerita undercover Manila yang terakhir ya, keburu kesusul sama jadwal trip yg akan dateng.

Sesekali boleh lah, bahas soal tokoh pahlawan. Hmmm, Filipina identik dengan Jose Rizal, national hero of the Philippines, ikonik bangetlah, bahkan patungnya saja di Rizal Park dijaga anggota polisi berseragam lengkap. Lokasi dimana dia dieksekusi regu tembak atas tuduhan keterlibatannya dalam Revolusi Filipina.

Jose Rizal, pria kharismatik dgn kekuatan intelektual yg luar biasa di berbagai bidang. Dia seorang pejuang, revolusioner, dokter, arsitek, pendidik, ekonom, etnolog, ahli pertanian, sejarahwan, jurnalis, pemusik, mitologiwan, internasionalis, naturalis, dokter mata, sosiolog, pematung, penyair, penulis drama, novelis, dan menguasai 22 bahasa. Nggak salah sih jika beberapa orang ada yang berpendapat ini manusia setengah dewa. Kisah hidupnya menarique untuk diselami, apalagi romance-nya, menikah 2 jam sebelum eksekusi hukuman mati, no drama tapi legitttt ya 😅. Dan semua itu bisa dibaca dengan bebas di internet. So, Saya nggak akan mengulas banyak. Yang jelas, di Indonesia saja ada Jl. Jose Rizal, tepatnya di Medan, deket kok sama Istana Maimun. Langsung deh, buka google maps.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun