Mohon tunggu...
Zulva NurulFauziah
Zulva NurulFauziah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Generasi muda yang gemar berhayal

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelukan Terakhir bagi Sang Pahlawan

21 November 2021   21:44 Diperbarui: 21 November 2021   21:48 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pergerakan Yos dan tiga unit kapal KRI lainnya tercium oleh Belanda. Kubu lawan menggunakan tiga kapal perang yang berukuran besar dan persenjataan lebih lengkap. Salah satunya kapal Hr. MS. Evertseen yang dilengkapi torpedo yang bisa menghancurkan buritan kapal lawan. Yos menyadari bahwa ia kalah dalam perlengkapan tempur akhirnya memerintahkan ketiga kapal republik agar putar balik dan mundur sementara.

"Kekuatan lawan lebih besar, mereka menggunakan kapal prang yang lebih besar dan tentunya dengan kekuatan yang lebuh canggih. Kita sangat kalah dalam perlengkapan tempur ini dan tentunya kita tidak bisa melawan dalam kondisi kualitas yang jauh dibawah lawan. Salah satu kapal milik Belanda yaitu kapal Hr. MS. Evertseen dilengkapi dengan torpedo yang bisa menghancurkan buritan kapal kita. Sebaiknya kita putar balik dan mundur untuk sementara waktu sampai batas waktu yang belum ditentukan.", ucap Yos kepada rekan-rekan dan anak buahnya.

Mendapat perintah untuk putar balik, lalu ketiga kapal perang tersebut segera putar balik menuju pelabuhan awal. Kapal Belanda yang mengira pergerakan KRI itu sebuah manuver lalu segera menyerang dengan melepaskan tembakan. Di tengah suasana yang semakin memanas itu Yos harus putar otak agar ada kapal RI yang selamat.

"Duarrr", suara tembakan terdengar lagi dari arah belakang kapal

Di tengah perjalanan untuk putar balik, mendadak mesin kapal KRI Macan Tutul mati. Seluruh kru kapal segera mencari penyebab matinya kapal tersebut.

"Bagaimana komandan mesin kapal tiba-tiba mati dan sepertinya kita tidak akan sempat untuk memperbaikinya. Kapal Belanda semakin dekat dan akan segera menghancurkan kapal ini.", ucap salah satu anak buah Yos.

Dengan tenang Yos menjawab, "Apakah kamu benar-benar tulus mengabdi untuk negeri ini? Jika kamu benar-benar tulus dan ikhlas mengabdi untuk negeri ini maka kau tidak akan takut kehilangan nyawa demi untuk menyelamatkan negara."

Seluruh kru terdiam mendengar ucapan Yos tersebut. Mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka lakukan. Sementara kedua kapal lainnya, yaitu KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau menyadari bahwa KRI Macan Tutul tertinggal jauh di belakang. Mereka segera menghubungi Yos dan menanyakan apa yang terjadi.

"Komandan, mengapa KRI Macan Tutul berhenti sebelum sampai di pelabuhan, apakah ada perubahan untuk tidak putar balik?", tanya pemimpin KRI Macan Kumbang

"Terjadi kesalahan pada mesin kapal, mesin kapal tiba-tiba mati. Namun kalian tidak perlu merisaukan kami, segera pergi menjauh dari Laut Aru dan selamatkan diri kalian."

Suasana malam yang hening di Laut Aru tidak membuat ketegangan di dalam kapal Macan Tutul berkurang. Mereka semakin gelisah dan khawatir. Mereka hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun