Mohon tunggu...
Zul Majjaga
Zul Majjaga Mohon Tunggu... Politisi - Kalolona Syamsul B Majjaga

Belajar itu menulis apapun yang memungkinkan untuk di sempurnakan oleh orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jalan Pemuda Sahrudin Said

11 Agustus 2020   04:51 Diperbarui: 11 Agustus 2020   06:13 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Bung Ajied kamu tidak sendirian..." (Zul Majjaga berucap dalam hati setelah malam yang membawanya mengenal pemuda yang bernama lengkap Saharudin Said)

Sahrudin Said. Oleh Banyak orang,  senang dan akrab memanggilnya  Bung Ajied Said. Saya baru saja berpisah beberapa jam yang lalu, sebuah pertemuan dengan wacana yang mengulik  sisi lain yang tak nampak dirinya. bersama dan berbincang hingga malam larut membuat obrolan semakin berlarut, membawa diriku menemu kenali jalan menggenapi perspektifku.

“Bincang banyak dengan Pemuda, yang juga bertugas sebagai anggota DPRD kota Makassar.” 

Saya tidak ingin mengulas cerita umum, seputar bagaimana beliau begitu mencintai dan berharap amanah dengan posisinya saat ini. Bagaimanapun. Di  periode pertamanya sebagai  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Makassar, Sebagai Anak Muda, banyak langkah dan detak visionalnya yang mencoba menerjemahkan aspirasi suara pemuda, seperti apa itu. Dan bagaimana ia  bergerak lebih aspiratif, terutama terkait untuk kehidupan masyarakat pesisir. Masyarakat Kota Makasar, tentulah jauh lebih tahu soal itu dari saya. 

Jika setiap orang  memuji se seorang di  orde reformasi ini. Artinya, dalam dirinya, memang terdapat  sesuatu yang memang pantas untuk di teladani, bagi ku,  tampil sebagai salah seorang pemuda  dengan Ceritera yang cukup kontoversi ," bagiku, cukup untuk membuatku tersadar bahwa pemuda di depanku adalah seorang Bung Ajied Said. Pemuda dengan potret DNA Politik cukup  menarik untuk dipuji.

Kuceritakan, tentang bagaimana saya mendengar  Sosoknya, antara Tahun 2011 - 2012.  Hadir sebagai pribadi yang di tandai dengan menempatkan namanya sebagai sarang untuk mengekspresikan  keunggulan sentimental kelompok  dan pribadi pemuda di kota makassar. Meski,  Bung  Ajied, tidak begitu gerah dari membanjirnya poros oposan yang mengatasnamakan  gerakan "Pemuda  penjaga tradisi  ", melakukan aksi per lawanan di hampir semua arena kompetisi yang melibatkan namanya.

Kenapa? "Disetiap ruas  jalan politik, dimana nuansa menuju puncak kompetisi begitu hidup dengan isseu dan gosip sentimen dalam perjalan kariernya. Dan kenapa sampai  perlakuan tersebut tidak menjadikan Sahruddin Said kecewa?  Malah, kemudian menjadikan situasi tersebut sebagai momentum untuk terus bersuara keras terhadap segala macam upaya penyelewengan atas cita paradigma idelitas pemuda. Ada apa, lalu “How The Next Bro” ! 

Tentu, sebagai Anggota DPRD, dirinya kerap kali terlibat dalam situasi  dimana Bung Ajied Said berada pada titik dilema pilihan. Antara kehendak mayoritas masyarakat dengan selera partai. Sejarah mencacat. Beliau adalah aktor politisi pemuda  Kota Makassar yang bersikap tegas menentang pilihan usungan partai di pemilukada Kota Makassar 2018 dengan memilih pasangan calon lain yang di yakininya adalah kehendak mayoritas.

"Pilihan itu Integritas bro". Saya yang memilih berbeda dengan pilihan partai di Pilwali 2018, dan bersiap dengan segala konsekwensinya. Faktanya, Alhamudillah, di pemilu DPRD Kota Makassar, saya kembali dipercaya masyarakat dan terpilih untuk periode ke dua.”  Ujar Sahruddin Said .

Mungkin itulah jawawan, dan penjelasan singkat dari pertanyaan - pertanyaan di kalimat sebelumnya. Sebuah perjalanan  yang membuat pribadi seorang Sahruddin Said menjadi begitu keras, keras pada hal yang ditentangnya? Bung  Ajied  adalah pribadi yang  lebih cenderung santai dan berlaku layaknya seorang pemuda dengan pribadinya yang sederhana. Tegas Konsisten, dan Keras Pada Nilai yang ada pada sendiri sebagai Pemuda Makassar!

"Ajied Said kamu tidak sendirian..." ( Catatan penting dari Pertemuan malam ini

Entah kenapa, tiba-tiba saya melihat sebuah gambaran yang menimbulkan pelbagai macam perasaan di dalam diri saya. Ketidakadilan bisa merajalela, tapi bagi seorang yang secara jujur dan berani untuk berusaha melawan semua ini, (Saharudin Said) kehadirannya di panggung parlemen pemuda  mendapat dukungan tanpa suara dariku,".

Memang,  sangat sulit bagiku untuk menjelaskan seberapa besar hadirnya mempengaruhi keputusan di Dewan Perwakilan Rakyat Kota Makassar, di dalam mengambil dan menyuarakan perannya  sebagai perwakilan  aktif di DPRD kota Makassar terkait setting kebijakan - kebijakan dengan menentang segala bentuk penyelewengan terhadap warga masyarakat Kota Makassar.

Pastinya. Tanpa referensi dari hal tersebut. "Saya  jelas sangat terpukul dengan keterbatasanku tentang jejak dirinya, sekaligus bangga dengan keteguhannya berbicara terus terang mengenai isu-isu politik yang ganjil dan sensitif," pada titik ini saya menyebut dirinya: Politisi tanpa ketergantungan publisitas media. Beliau adalah Politisi Muda dengan Pergulatan Nurani Melawan hegemoni pemikiran dan perilaku diluar dirinya.

Yang jelas, sebelum berbicara sedekat ini, Saya dan Ajied tidak pernah  bertegur sapa selama kurang lebih sepuluh tahun. Dan malam ini, Entah kenapa, begiku, tidak begitu jelas apa yang menjadi sebab awal pertemuan yang memicu perbincangan dan sharing pengalaman lebih jauh dengannya,  hingga obrolan kami pun memasuki fase yang tak biasa: " Ajied yang katanya adalah Putera pengusaha, bagiku, beliau tetaplah pemuda yang  lahir dari rahim seorang yang biasa. Jelas, kehadirannya dalam banyak ruang dan dialektika politik di kota makassar dengan cara yang tak biasa.

Ya, masalah obrolan kami, sebenarnya adalah sesuatu yang remeh temeh, terkait soal-soal anak muda, misalnya: Saya mengenal Nama Pemuda  Ajied setelah saya masuk berhimpun di organisasi pemuda, bagi banyak orang seperti ku, mungkin sebenarnya beliau pribadi yang biasa - biasa, tapi itu tidak bagiku. Karena itu  kewajiban imajinatif ku berharap suatu saat waktu mempertemukanku untuk belajar sesuatu tentang kearifan menjaga nilai, juga tentang mental tarung dalam arena kompetisi". 

Karena itu, walau tak ada kata "resmi" dari mulutku, namun sejak saat saya berdialektika aktif bersamanya. Beberapa jam, cukup bagiku untuk menguatkan kesimpulanku. Bahwa dalam organisasi kepemudaan dan Politik. Saya  bersama Dirinya merasa memiliki kesamaan sikap.


Itupula, yang pada akhirnya membuatku memilihnya sebagai "sahabat dekat". (Baca: Imajimer). Bersama segalanya, saya  hari ini yang secara  tak sadar menaruh hormat  dalam gerak langkah dan sikap politik yang di lakoninya. 

"Kehadirannya adalah  mengenai gerakan politik Pemuda sebagai kekuatan moral."

Bung Ajied, Bagiku adalah seorang moralis yang bebas, beliau adalah seorang Pemuda pejuang yang sendirian. Dan mungkin, selalu akan seperti itu. .

"Kesimpulanku. Bahwa Beliau sudah siap menghadapi apa yang bertentangan olehnya 2018 silam. Bahwa saat itu, beliau memang tidak keliru. Tetapi sebagai pribadi dan seorang yang mewakili partai politik tertentu, Saat ini di 2020, Ajied seolah menegaskan kesiapannya itu.

"Katanya pada saya bahwa kalau seorang memilih jalan jujur, hidupnya akan berat sekali. Dia akan kesepian, dijauhi kawan dan dibenci banyak orang. Mungkin sampai kita mati, kita akan terus seperti ini. Beranikah kita berdiri sendiri? Kalau kita berani, majulah menuju dataran yang sepi dan kering. Tetapi di sana ada kejujuran. Sebagai Pemuda kadang  saya takut sekali. Tetapi selama saya bisa mengatasi ketakutan itu, saya akan maju terus. Sampai akhirnya saya patah"

Pada akhirnya, saya mengambil jalan yang sama dengan mu. Saya seolah telah menempati suatu "wilayah" yang pernah ditunjukan sang adik dalam sebuah puisi yang ditulisnya, Kepada Pejuang-Pejuang Lama:

Tempat kita, petualang-petualang masa depan dan pemberontak-pemberontak rakyat

Di sana...

Di tengah rakyat, membina kapal-kapal baru untuk menempuh gelombang baru...

"Bung Ajied, kamu tak sendirian," bisikku di dalam hati .

Ya, orang-orang sepertimu (sebenarnya) tidak akan pernah sendirian. Orang - orang sepertimu akan selalu hadir, memenuhi panggilan zaman.

Terima kasih untuk malam ini. Dan untuk semua yang menginspirasi perjalanan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun