"Kesimpulanku. Bahwa Beliau sudah siap menghadapi apa yang bertentangan olehnya 2018 silam. Bahwa saat itu, beliau memang tidak keliru. Tetapi sebagai pribadi dan seorang yang mewakili partai politik tertentu, Saat ini di 2020, Ajied seolah menegaskan kesiapannya itu.
"Katanya pada saya bahwa kalau seorang memilih jalan jujur, hidupnya akan berat sekali. Dia akan kesepian, dijauhi kawan dan dibenci banyak orang. Mungkin sampai kita mati, kita akan terus seperti ini. Beranikah kita berdiri sendiri? Kalau kita berani, majulah menuju dataran yang sepi dan kering. Tetapi di sana ada kejujuran. Sebagai Pemuda kadang  saya takut sekali. Tetapi selama saya bisa mengatasi ketakutan itu, saya akan maju terus. Sampai akhirnya saya patah"
Pada akhirnya, saya mengambil jalan yang sama dengan mu. Saya seolah telah menempati suatu "wilayah" yang pernah ditunjukan sang adik dalam sebuah puisi yang ditulisnya, Kepada Pejuang-Pejuang Lama:
Tempat kita, petualang-petualang masa depan dan pemberontak-pemberontak rakyat
Di sana...
Di tengah rakyat, membina kapal-kapal baru untuk menempuh gelombang baru...
"Bung Ajied, kamu tak sendirian," bisikku di dalam hati .
Ya, orang-orang sepertimu (sebenarnya) tidak akan pernah sendirian. Orang - orang sepertimu akan selalu hadir, memenuhi panggilan zaman.
Terima kasih untuk malam ini. Dan untuk semua yang menginspirasi perjalanan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H