Mohon tunggu...
zm
zm Mohon Tunggu... Lainnya - -

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena El Nino yang Mulai Menerjang Indonesia Tahun 2023

14 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 15 November 2024   10:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Haii sobat Kompasiana, semoga dalam keadaan sehat dan bersemangat ya. Lamanya waktu sedari kita kecil sampai saat ini, rasanya tahun ke tahun cuaca semakin tidak menentu saja yah. Entah saat munsim penghujan ataupun kemarau, hujan lebat dan panas terik bisa terjadi diwaktu yang berdekatan. Baru-baru ini pun di pertengahan tahun 2023, telah terjadi cuaca yang sangat panas tidak seperti biasanya dengan suhu maksimum berkisar antara 33-36,1 derajat celcius dan terjadi pemburukan kualitas udara karena polusi sangat parah yang mengkhawatirkan di beberapa Negara seperti New York dan Indonesia khususnya di Jabodetabek. Dampak langsung dari tidak sehatnya kualitas udara sangat dirasakan Jakarta dengan meningkatnya ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dan Pneumonia yang akut kebanyakan dialami balita dan para lansia, serta menyebabkan mudah lelah bagi para usia produktif dalam beraktifitas.

Dikutip dari kompas.com, Deputi Bidang Meteorologi BMKG ternyata cuaca terik sangat panas yang kita rasakan di bulan Mei lalu disebabkan salah satunya karena posisi semu matahari sudah berada di wilayah utara ekuator pertanda sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau. Dua musim yang terjadi di Indoensia yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Oktober -- Maret dan musim hujan yang terjadi pada bulan April -- September menurut BMKG Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan langsung meminta semua pihak termasuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk belajar dari pengalaman tahun 2015 dan sekarang bersiap melakukan upaya mitigasi menghadapi El Nino yang diprediksi terjadi pada Agustus 2023 mendatang.

Terlihat bagaimana besarnya pengaruh El Nino disegala bidang di Indonesia dengan himbauan tegas dari Pak Luhut. Mari kita pahami bersama, apa itu El Nino serta dampaknya, dan apa sih yang harus kita lakukan serta persiapkan untuk menghadapi El Nino yang akan melanda di tahun 2023 sekarang ini sebagai rakyat Indonesia.

Pengertian El Nino 

Sir Gilbert Thomas Walker seorang ilmuan ahli matematika yang menemukan tiga osilasi tekanna permukaan yang berperan dalam variabilitas iklim bumi pada abad ke-20. Tahun 1969 (11 tahun setelah kematian Sir Gilbert T. Walker), Jacob Bjerknes seorang fisikawan dan ahli meteorologi Norwegia menunjukkan bagaimana adanya interaksi yang kompleks antara variasi suhu permukaan laut di Samudera Pasifik ekuator dan atmosfer di atasnya yang menghasilkan Southern Oscillation, lalu pemanasan Samudera Pasifik Timur dikenal sebagai El Nino dengan fluktuasi tekanan atmosfer yang tidak dapat dijelaskan oleh Gilbert T. Walker sebelumnya. Berasal dari bahasa Spanyol, kata El Nino berarti anak lelaki. Secara terminologi El Nino digunakan untuk sebutan iklim oleh nelayan kawasan Pantai Ekuador, Amerika Serikat bagian  barat laut dengan maksud menunjukkan bahwa terdapat arus panas muncul yang menyebabkan turunnya jumlah ikan sehingga nelayan kesulitan untuk mendapatkan ikan saat El Nino terjadi yang biasanya muncul sekitar waktu Natal sampai beberapa bulan berikutnya.

ENSO (El Nino Southern Oscillation) kondisi peningkatan atau penurunan suhu permukaan air laut di wilayah Samudera Pasifik, dapat mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik, berdampak pergeseran musim hujan di wilayah Indonesia. ENSO mengalami tiga fase: 1) El Nino fase ENSO hangat, 2) La Nina fase ENSO dingin, dan 3) Netral. Meteorologi menerangkan, El Nino sebagai fenomena dalam skala global yang pengaruhnya sampai ribuan kilometer. El Nino tidak terjadi setiap tahun, kemunculan El Nino dapat terjadi dengan frekuensi umumnya rata-rata 2-7 tahun dengan siklus 4 tahunan, dan sekali terjadi dapat berlangsung selama 9-12 bulan lamanya. Sejarah keilmuan manusia berasil mencatat setidaknya telah terjadi fenomena El Nino sebanyak 23 kali. Sedangkan fenomena La Nina diprediksi siklus yang pernah terjadi sebanyak 15 kali dengan rentan periode sekitar 6 -- 7 tahun sekali.

El Nino memicu kondisi kekeringan pada wilayah Indonesia secara umum, karena El Nino salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu yang tidak normal pada permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tegah dan timur dengan suhu rata-rata minimal 0,5 derajat celcius, menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah sehingga suhu permukaan air laut wilayah Indonesia berada di bawah normal dan mengurangi curah hujan di wilayah Indoensia yang menyebabkan kemarau.

Kemunculan EL Nino dalam tiga intensitas jenisnya: 1) El Nino Lemah dengan penyimpangan kenaikan suhu sekitar 0,5 -- 1.0 derajat celcius minimal selama 3 bulan secara berturut-turut di perairan Pasifik, 2) El Nino Sedang dengan penyimpangan kenaikan suhi sekitar 1.1 -- 1.5 derajat celcius minimal selama 3 bulan secara berturut-turut terjadi di perairan Pasifik, dan 3) El Nino Kuat dengan penyimpangan kenaikan suhu sekitar lebih dari 1.5 derajat celcius minimal terjadi selama 3 bulan dari kejadian pertama. Sedangkan La Nina kebalikan dari fenomena El Nino, La Nina membuat suhu permukaan laut Samudera Pasifik Tropis bagian tengah dan timur di bawah normal atau lebih dingin dari biasanya, menyebabkan kurangnya potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum karena suhu permukaan laut perairan indonesia berada diatas normal.

El Nino Tahun 2023 di Indonesia

Para ilmuwan telah memperkirakan tahun 2023 menjadi awal iklim El Nino yang kuat akan dimulai dan terjadi sampai awal di tahun 2024 nanti, 80% diperkirakan kita akan mengalami El Nino mulai bulan Juli 2023 dengan 66% kemungkinan El Nino membuat dunia akan mengalami kenaikan suhu global sekitar lebih dari 1.5 derajat celcius. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Dartmouth College, Hanover, New Hampshire, perkiraan kerugian ekonomi global karena iklim El Nino mencapai sebesar Rp. 50.876 triliun yang berdampak sampai lima tahun berikutnya. Untuk Negara tropis terutama Peru dan Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan PDB sebesar 10% jika dilihat dari pembelajaran sejarah terjadinya fenomena iklim El Nino di tahun-tahun sebelumnya, yang mungkin akan menjadi ketegangan dari kondisi ekonomi yang baru pulih dari Pandemi Covid-19.

Berdasarkan informasi yang diberikan Direktur Copernicus Climate Service pada Uni Eropa, Carlo Buontempo menerangkan fenomena El Nino tahun 2023 sekarang akan mencapai puncak terpanas pada tahun 2024. Sedangkan data yang diambil dari Konferensi Pers BMKG pada 6 Juni 2023 lalu, menjelaskan bahwa Indonesia akan mengalami kondisi yang lebih kering karena terjadinya dua fenomena secara bersamaan yaitu El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang mana keduanya saling menguatkan dalam kondisi kekeringan yang akan dialami Indonesia. La Nina sudah berakhir pada Februari, Maret -- April lalu merupakan kondisi Netral ENSO, dan Mei sampai sekarang bulan Juni sudah masuk pada El Nino lemah menuju moderat atau berarti El Nino semakin menguat. Sehingga ENSO Netral sedang menuju fase El Nino 80%, El Nino yang dikontrol suhu muka air laut di Samudera Pasifik dan IOD di control oleh suhu muka air laut di wilayah Samudera Hindia menuju arah positif kuat mulai bulan Juli - Oktober.

Jadi pada pertengahan tahun 2023 bulan Juni sekarang Indonesia sudah memasuki musim kemarau, perkiraan cuaca hujan berkurang paling besar di bulan Agustus- Oktober. Kekeringan karena tingginya suhu ini menimbulkan Hotspot yang ekstrim di sebagian titik di Indonesia yang paling banyak terjadi pada bulan September - Oktober dalam kategori moderat atau menengah panas yang terjadi, lalu di November sudah mulai melemah dua fenomena penyimpangan iklim yang terjadi secara bersamaan dalam kekeringan dengan curah hujan yang mulai menuju normal.

Terjadinya El Nino banyak menimbulkan dampak bencana alam paling besar di Amerika Serikat dengan banyaknya banjir dan longsor karena curah hujan yang tinggi atau di atas normal, sebaliknya saat El Nino terjadi, wilayah Indonesia cenderung menjadi kering sehingga curah hujan berkurang dari biasanya. Selain kerugian ekonomi global dan ancaman bencana alam yang diperkirakan, El Nino juga sekaligus mempengaruhi penularan penyakit yang berasal dari serangga dan hama pengerat.

Hasil penelitian studi oleh Universitas of Exeter di Inggris menerangkan bahwa sejak dini kita harus membatasi pemanasan global jangka panjang untuk menyelamatkan miliaran manusia dari panas berbahaya selain dampak kerugin materiil juga kerugian kesehatan yang dapat mengancam manusia disebabkan panas yang berbahaya seperti keguguran dan gangguan fungsi otak, karena adanya kekhawatiran emisi karbon akan terus meningkat sehingga fenomena El Nino di masa mendatang akan semakin panas dan sering membuat suhu global di atas ambang batas sekitar 1.5 derajat celcius.

El Nino di Indonesia pernah terjadi dalam level lemah, sedang atau moderat dan tinggi atau kuat. El Nino level lemah pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1951, 1963, 1968, 1969, 1976, 1977, 2004, dan 2006. El Nino level sedang yang pernah melanda Indonesia pada tahun 1986, 1987, 1994, 2002 dan 2019. Dan El Nino level kuat yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1965, 1972, 1982, 1991, 1997, 2007, 2009, dan 2015.

Dampak Kekeringan Indonesia Tahun 2023

Belajar dari masa lalu terhadap fenomena-fenomena iklim yang dialami Indonesia, kekeringan yang akan dialami Indonesia karena adanya kombinasi penyimpangan iklim antara El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2023 akhir ini. Sehingga kementerian, lembaga dan badan pemerintahan di Indonesia saling bekerjasama membantu dan mengingatkan untuk mempersiapkan segala hal dalam menghadapi kekeringan yang akan dialami Indonesia mendatang dari sedini mungkin.

Naiknya suhu panas yang menyebabkan kekeringan sehingga makin berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia selama periode musim kemarau yang diperkirakan saat puncak kekeringan tahun 2023 terjadi pada bulan Agustus -- Oktober prediksi curah hujan sangat rendah di bawah normal atau menjadi lebih kering dari kondisi normalnya saat musim kemarau karena dampak penyimpangan iklim El Nino dan IOD. Saat puncak kekeringan terjadi wilayah-wilayah yang sangat terpengaruh yaitu Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi hanya akan mengalami hujan sekitar kurang dari 20 mm/bulan yang bahkan terancam tidak turun hujan.

Bahan pokok utama atau kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yang dituntut agar selalu tersedia dengan kualitas, kuantitas, keamanan, gizi yang baik serta dapat dijangkau oleh masyarakat kecil disamping tuntutan kebutuhan yang semkain meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk yang berdampak pula pada kebutuhan lahan pertanian dan tempat tinggal. Kekhawatiran mengenai bahan pangan di tambah dengan musim kemarau yang memunculkan kekeringan.

Food and Agriculture of the United Nations (FAO) merupakan organisasi pangan dan pertanian PBB mengklaim kemungkinan cuaca panas karena El Nino sangat berdampak negatif bagi pertanian yang memunculkan penyakit dan hama saat musim kemarau pada tanaman sehingga kualitas tanaman menurun yang menyebabkan panen kurang maksimal karena kekeringan sehingga gagal panen pada komoditas tanaman bahan pangan yang membutuhkan banyak air seperti padi, bawang merah, dan cabai, dapat menyebabkan kurangnya pasokan bahan pangan berujung pada krisis pangan, ketidakstabilan pasar, bencana kelaparan serta kerugian bagi masyarakat. Suhu panas yang tinggi pula sangat mudah menyebabkan karhutla (kebakan hutan dan lahan) dengan perkiraan kejadian karhutla 30% yang dapat terjadi entah secara alami, buatan dan kombinasi antara alami dan buatan. Bencana alam kekeringan yang disebabkan El Nino pun dapat memunculkan penyakit seperti demam berdarah (DBD), flu, ISPA akut dampai penyakit kulit.

Mitigasi Bencana Kekeringan

Mitigasi bencana telah diatur dalam UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana serta PP No. 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Mitigasi bencana merupakan segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana dengan melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, agar pengurangan kerugian bencana mendatang dilakuakn dengan mudah dan maksimal dengan persiapannya yang telah matang. Sementara itu kekeringa ialah kondisi dengan ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan perekonomian serta kebutuhan lingkuangn.

Mitigasi Bencana Kekeringan oleh Pemerintah sebagai Pelayan Publik

Diawali dengan langkah pemerintah dengan menyusun peraturan daerah yang menetapkan skala prioritas penggunaan air, pembentukan posko kekeringan di tingkat pusat serta daerah, dan pengembangan jaringan pengamatan iklim di kawasan rawan kekeringan. Lalu dala kekeringan yang terjadi di tahun 2023 sekarang, lembaga pemerintah serta badan-badan sudah terlihat bekerjasama mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi El Nino berupa:

  • Penyebaran informasi BMKG dalam melakukan konferensi pers secara online dengan mengajak audiens yang berasal dari berbagai bidang usaha terutama pertanian dan perkebunan yang banyak membutuhkan air.
  • Dorongan membuat sistem irigasi atau pengairan baru bagi pemerintah daerah termasuk masyarakat agar saat musim kemarau datang, ketersediaan air masih cukup untuk kebutuhan terutama bagi sektor pertanian.
  • Pemerintah membangun infrastruktur waduk atau embung yang disesuaikan dengan keadaan lingkuangnnya, yang mana dalam proyek raksasa Presiden Jokowi salah satunya ialah pembangunan waduk dengan total 65 waduk yang tersebar di nusantara agar dapat mengoptimalkan irigasi untuk mengairi lahan.
  • Sejak awal Maret 2023 lalu Kementerian PUPR telah mengatur volume air pada infrastruktur bendungan di seluruh wilyah Indonesia.
  • Bagian Info BMKG yang terus gencar memberi up date perkembangan musim dan telah mengeluarkan pernyataan bahwa musim kemarau nanti akan lebih kering di banding tiga tahun lalu.
  • Melakukan langkah persiapan terhadap adanya karhutla berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau 2023.
  • (BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan yang melakukan kerjasama dengan BMKG untuk modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino yang di atur agar hujan di jatuhkan di waduk, laut, lahan gambut untuk disimpan yang hanya bisa dilakukan saat masih ada turun hujan atau dekat sebelum musim kemarau datang dan tidak akan menimbulkan banjir.
  • Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menyampaikan bahwa Bapanas telah mengantisipasi cadangan pangan nasional dengan cara memastikan stok beras sebanyak 362 ribu ton di Indonesia aman melalui Bulog, sampai pemberian stimulasi bantuan pangan untuk menghadapi El Nino. Stok beras sebanyak 200 ribu ton hasil panen dalam negeri dan sisanya sebanyak 162 ribu ton impor.
  • Informasi terhadap petani agar menanam jenis padi Varietas Inpago 13 Fortiz atau padi Gogo, yang mampu beradaptasi tumbuh saat musim kering.
  • Penyuluhan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mulai mendorong para petani Indonesia menjadi negara paling kuat dalam menghadapi ancaman El Nino maupun ancaman krisis global, dengan para jajaran Mentan di lapangan yang membantu petani untuk mempersiapkan sehala kebutuhan menghadapi El Nino.

Mulai dari masyarakat sampai pihak pemerintah harus saling membantu dan mengetahui apa saja rencana mitigasi yang dilakukan agar dapat saling bekerjasama, terutama bagi masyarakat dari segala latar belakang bidang yang dapat terkena dampak musim kemarau yang akan lebih nantinya. Berikut merupakan mitigasi bencana kekeringan yang dapat dilakukan yang terdiri dari mitigasi bencana sebelum saat dan setelah kekeringan melanda.

Mitigasi sebelum Bencana Kekeringan atau Antisipasi:

  • Masyarakat yang harus teredukasi terlebih dahulu dengan informasi yang akurat sehingga memahami keadaan yang akan terjadi nantinya.
  • Edukasi mengenai kesehatan untuk menghadapi musim kemarau yang panas dengan banyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi, membiasakan rutin sejak dini memakai sunscreen SPF 50 PA+++ untuk menjaga kulit dari sinar UV dan penempelan polusi udara diluar ruangan dan mengatur pola makan yang baik yang menentukn kondisi tubuh menghadapi kondisi musim yang sedang terjadi.
  • Masyarakat harus bisa memanfaatkan sumber air yang ada secara efektif serta efisien dengan memiliki tempat menampung air bisa dengan memperdalam sumur air bawah tanah atau membuat bak di dalam tanah.
  • Menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan sekitar selain dapat menampung dan menyimpan air tanah secara alami juga diperuntukan menyejukkan suhu saat panas musim kemarau.
  • Memperluas resapan air dengan tidak menutupi permukaan dengan semen atau ubin keramik.
  • Pemerintah membangun infrastruktur waduk atau embung yang disesuaikan dengan keadaan lingkuangnnya.
  • Memberi perlindungan sumber air yang tersedia untuk keperluan air baku dan air bersih dengan pemeliharaan dan mempertahanan fungsi resapan air, pengendalian pemanfaatan sumber air dengan izin dan pelarangan yang ketat, pengaturan sarana dan prasarana sanitasi serta pengelolaan air limbah dan persampahannya.
  • Mempersiapkan serta merencanakan jadwal tanam komoditas tanaman yang tahan kekeringan seperti jagung, ubi kayu yang ditanam sela pada bulan Agustus -- September dengan kebutuhan air tidak banyak.
  • Melakukan langkah persiapan terhadap adanya karhutla berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau 2023.

Mitigasi saat Bencana Kekeringan:

  • Menyimak informasi terbaru melalui media social, radio, televisi dan pastikan bahwa informasi tersebut resmi dari pemerintah.
  • Melakuan sumur pantek atau sumu bor untuk mendapatkan air.
  • Melapor dan meminta bantuan air bersih pada pihak yang berwenang, seperti pemerintah daerah yang menyediakan air bersih bagi daerah-daerah yang kesulitan air bersih dengan mobil tangki yang disediakan dinas terkait.
  • Menyediakan pompa air.
  • Melakukan penyemaian hujan buatan (TMC) Teknologi Modifikasi Cuaca di daerah tangkapan hujan.
  • Melakukan pemberian air di bidang pertanian dengan darurat secara gilir giring.

Mitigasi Sesudah Bencana Kekeringan:

  • Membuat sumur resapan atau biopori untuk perssiapan menghadapi kemarau yang akan datang.
  • Pembangunan sumur bagi masyarakat kategori perekonomian rendah.
  • Membangun rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi agar tidak kering yang menuju pada waduk atau bendungan sebagai upaya menjaga tampungan air saat musim hujan.
  • Penyuluhan pada masyarakat terutama di desa-desa yang masih kurang teredukasi mengenai pengelolaan sumber daya air, agar masyarakat terutama di desa dapat optimal mengelola lahan kering setelahnya.

Kelebihan El Nino bagi Indonesia yang berdampak Positif

Namun adanya fenomena El Nino tidak selalu merugikan dan berdampak negatif bagi Indonesia, sebagai berikut:

  • Keuntungan yang dapat dimanfaatkan khusunya bagi sektor perikanan yang menjadi salah satu penopang perekonomian rakyat Indonesia dengan adanya El Nino maka lautan wilayah Indonesia akan mengalami pendinginan sehingga potensi panen ikan akan melimpah.
  • Saat El Nino terjadi suhu permukaan air laut di Indonesia menurun berakibat pada berkurangnya pembentukan awan sehingga curah hujan rendah, hal ini dapat menyebabkan kandungan krolofil-a sebagai pasokan makanan alami di lautan Indonesia meningkat karena hujan tidak turun dan kandunagn klorofil-a yang melimpah membuat jumlah ikan di sekiat perairan Indonesia meningkat.
  • Produksi garam di pesisir Indonesia menjadi lebih panjang masanya sehingga pendapatan petani garam menjadi lebih dari biasanya. Dan tambak yang menjadi kering dapat dimanfaatkan untuk produksi garam.
  • Air rawa yang surut dapat dimanfaatkan untuk menanam padi.

Penutup

Kembali lagi bagaimana kita selaku manusia menentukan pilihan bagi hidup dan lingkungan kita sendiri, kemunculan El Nino sama halnya dengan adanya efek rumah kaca yang muncul karena hal-hal yang telah manusia lakukan dalam waktu yang lama sehingga mempengaruhi lingkuangan dan alam yang dapat membawa manfaat serta kerugian magi manusia. Dengan perubahan iklim yang memunculkan El Nino sekaligus membawa peristiwa yang menjadi permasalahan bagi kita sebagai manusia, iklim El Nino telah ikut berpengaruh dalam bencana yang dapat terjadi seperti karhutla karena panas dan kekeringan dalam waktu yang lama, menyebabkan gagal panen sampai ketakutan ancaman kelaparan serta asap tebal yang timbul dalam waktu lama berdampak pada kesehatan atau memunculkan penyakit pernafasan dan pandangan mata terganggu.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, ucap syukur kepasa Tuhan Yang Maha Esa. Tulisan ini dipersembahkan untuk Mata Kuliah Manajemen Bencana semester 6 dengan Dosen Pengampu Drs. Hasuri Waseh, M.Si. Penulis menyadari bahwa artikel ini tidaklah sempurna oleh karena itu penulis memohon maaf serta saran dan masukan yang membangun, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca.

Zuliati Mufidah mahasiswi Program Studi Administrasi Publik tahun 2020, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Daftar Pustaka

Bang, Day. 2018. "Memahami Fenomena ENSO, El Nino Dan La Nina Serta Pengaruhnya Terhadap Iklim Di Indonesia." Climate4life.

BMKG, Info. 2023. KONFERENSI PERS: KONDISI EL NINO DI INDONESIA.

Indonesia, BBC. 2023. "Perubahan Cuaca, Ekonomi, Sampai Kesehatan - Bagaimana El Nio Memengaruhi Kondisi Dunia?" BBC.Com.

Kita, Rimba. 2019. "El Nino & La Nina -- Pengertian, Siklus, Waktu, Proses & Dampak." Rimbakita.

Kovats, Jonathan A. Patz dan R. Sari. 2002. "Hotspots in Climate Change and Human Health." PMC PubMed Central. doi: 10.1136/bmj.325.7372.1094.

Lie, Michael WilliamAlfrits Komansilan, dan Setyano W. Mongan. 2020. "View of PENGARUH INDEX EL NINO TERHADAP CURAH HUJAN DI BANDARA MELONGUANE KABUPATEN TALAUD." FISTA:Fisika Dan Terapannya 1.

M., Avirista. 2023. "Siap Hadapi El Nino, Ini Strategi Pemerintah Jaga Kestabilan Pangan." Idxchannel.

Pertanian, Kementerian. 2023. "PENYULUH DAN PETANI SIAP HADAPI CUACA EKSTRIM EL NINO." Cybex.Pertanian.Go.Id.

Rio, Leo, Ependi Malau, Khoiru Rizqy Rambe, Nur A. Ulya, Arly G. Purba, Pusat Riset, Ekonomi Perilaku, Badan Riset, Nasional Brin, Pusat Riset, Ekonomi Industri, Badan Riset, and Nasional Brin. n.d. "Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi Tanaman Pangan Di Indonesia The Impact Of Climate Change On Food Crop Production In Indonesia." Penelitian Pertanian Terapan 23(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun