Mohon tunggu...
zm
zm Mohon Tunggu... Lainnya - -

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena El Nino yang Mulai Menerjang Indonesia Tahun 2023

14 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 15 November 2024   10:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jadi pada pertengahan tahun 2023 bulan Juni sekarang Indonesia sudah memasuki musim kemarau, perkiraan cuaca hujan berkurang paling besar di bulan Agustus- Oktober. Kekeringan karena tingginya suhu ini menimbulkan Hotspot yang ekstrim di sebagian titik di Indonesia yang paling banyak terjadi pada bulan September - Oktober dalam kategori moderat atau menengah panas yang terjadi, lalu di November sudah mulai melemah dua fenomena penyimpangan iklim yang terjadi secara bersamaan dalam kekeringan dengan curah hujan yang mulai menuju normal.

Terjadinya El Nino banyak menimbulkan dampak bencana alam paling besar di Amerika Serikat dengan banyaknya banjir dan longsor karena curah hujan yang tinggi atau di atas normal, sebaliknya saat El Nino terjadi, wilayah Indonesia cenderung menjadi kering sehingga curah hujan berkurang dari biasanya. Selain kerugian ekonomi global dan ancaman bencana alam yang diperkirakan, El Nino juga sekaligus mempengaruhi penularan penyakit yang berasal dari serangga dan hama pengerat.

Hasil penelitian studi oleh Universitas of Exeter di Inggris menerangkan bahwa sejak dini kita harus membatasi pemanasan global jangka panjang untuk menyelamatkan miliaran manusia dari panas berbahaya selain dampak kerugin materiil juga kerugian kesehatan yang dapat mengancam manusia disebabkan panas yang berbahaya seperti keguguran dan gangguan fungsi otak, karena adanya kekhawatiran emisi karbon akan terus meningkat sehingga fenomena El Nino di masa mendatang akan semakin panas dan sering membuat suhu global di atas ambang batas sekitar 1.5 derajat celcius.

El Nino di Indonesia pernah terjadi dalam level lemah, sedang atau moderat dan tinggi atau kuat. El Nino level lemah pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1951, 1963, 1968, 1969, 1976, 1977, 2004, dan 2006. El Nino level sedang yang pernah melanda Indonesia pada tahun 1986, 1987, 1994, 2002 dan 2019. Dan El Nino level kuat yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1965, 1972, 1982, 1991, 1997, 2007, 2009, dan 2015.

Dampak Kekeringan Indonesia Tahun 2023

Belajar dari masa lalu terhadap fenomena-fenomena iklim yang dialami Indonesia, kekeringan yang akan dialami Indonesia karena adanya kombinasi penyimpangan iklim antara El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2023 akhir ini. Sehingga kementerian, lembaga dan badan pemerintahan di Indonesia saling bekerjasama membantu dan mengingatkan untuk mempersiapkan segala hal dalam menghadapi kekeringan yang akan dialami Indonesia mendatang dari sedini mungkin.

Naiknya suhu panas yang menyebabkan kekeringan sehingga makin berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia selama periode musim kemarau yang diperkirakan saat puncak kekeringan tahun 2023 terjadi pada bulan Agustus -- Oktober prediksi curah hujan sangat rendah di bawah normal atau menjadi lebih kering dari kondisi normalnya saat musim kemarau karena dampak penyimpangan iklim El Nino dan IOD. Saat puncak kekeringan terjadi wilayah-wilayah yang sangat terpengaruh yaitu Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi hanya akan mengalami hujan sekitar kurang dari 20 mm/bulan yang bahkan terancam tidak turun hujan.

Bahan pokok utama atau kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yang dituntut agar selalu tersedia dengan kualitas, kuantitas, keamanan, gizi yang baik serta dapat dijangkau oleh masyarakat kecil disamping tuntutan kebutuhan yang semkain meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk yang berdampak pula pada kebutuhan lahan pertanian dan tempat tinggal. Kekhawatiran mengenai bahan pangan di tambah dengan musim kemarau yang memunculkan kekeringan.

Food and Agriculture of the United Nations (FAO) merupakan organisasi pangan dan pertanian PBB mengklaim kemungkinan cuaca panas karena El Nino sangat berdampak negatif bagi pertanian yang memunculkan penyakit dan hama saat musim kemarau pada tanaman sehingga kualitas tanaman menurun yang menyebabkan panen kurang maksimal karena kekeringan sehingga gagal panen pada komoditas tanaman bahan pangan yang membutuhkan banyak air seperti padi, bawang merah, dan cabai, dapat menyebabkan kurangnya pasokan bahan pangan berujung pada krisis pangan, ketidakstabilan pasar, bencana kelaparan serta kerugian bagi masyarakat. Suhu panas yang tinggi pula sangat mudah menyebabkan karhutla (kebakan hutan dan lahan) dengan perkiraan kejadian karhutla 30% yang dapat terjadi entah secara alami, buatan dan kombinasi antara alami dan buatan. Bencana alam kekeringan yang disebabkan El Nino pun dapat memunculkan penyakit seperti demam berdarah (DBD), flu, ISPA akut dampai penyakit kulit.

Mitigasi Bencana Kekeringan

Mitigasi bencana telah diatur dalam UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana serta PP No. 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Mitigasi bencana merupakan segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana dengan melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, agar pengurangan kerugian bencana mendatang dilakuakn dengan mudah dan maksimal dengan persiapannya yang telah matang. Sementara itu kekeringa ialah kondisi dengan ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan perekonomian serta kebutuhan lingkuangn.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun