Mohon tunggu...
Taufik Zulhariansyah
Taufik Zulhariansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi Ilmu : Tasawuf Falsafi dan Para Tokohnya

11 September 2015   06:19 Diperbarui: 11 September 2015   07:07 5080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diantara karya yang monumentalnya adalah al-futuhat al-makiyah yang ditulis pada tahunn 1201 M tatkala sedang menunaikan ibadah haji dan juga fushus al-hikam, karya lainya adalah tarjuman al-asyuwaq yang dituliskanya untuk mengenang kecantikan,ketakwaan, dan kepintaran seorang gadis cantik dari keluarga sufi Persia. Dr muhamad yususf musa mengatakan bahwa kitab al-futuhat dan fusus merupakan sumber utama bagi siapa yang ingin mengkaji ajaran tasawuf ibn arabi. Menurut ibn arabi kitabnya fusus al-hikam adalah pemberian dari rasulullah saw.[6]

 

Ajaran-ajaran tasawuf ibnu arabi

  1. Wahdah al-wujud

Ajaran sentral atau ajaran utama ibn arabi adalah tentang wahdah al-wujud (kesatuan wujud) isitilah ini sebenarnya bukan berasal darinya tetapi dari ibnu taimiyah tokoh yang paling keras dalam mengecam dan mengkritik ajaran tersebut, setidaknya lah ia yang mempopulerkan wahdah al-wujud ditengah masyarakat islam semua orang sepakat dengan menggunakan istilah itu sebagai ajaran sentral ibnu arabi tetapi mereka memiliki pendapat yang berbeda dalam memformulasikan pengertianya.

Dalam pemikiran tentang wujud ibn arabi meyakini teori emanasi (pemancaran) yang menganggap bahwa allah menampakan sesuatu dan wujud serta kenyataan. Ibn arabi menafsirkan keberadaan wujud-wujud sebagai “pencitraan (tajalli) tuhan secara terus menerus didalam sesuatu yang tak terhitung jumlah dan bentuk nya disetiap waktu. Oleh karena itu pemikiran ibnu arabi dalam wahdatul al-wujud mengarah pada pengingkaran keberadaan sesuatu yang “mungkin” sebagai bandingan “wajib” yang dimaksudkan dengan mungkin adalah wujud yang bisa berubah dan baru (tidak dahulu). Sekiranya disaat kita melihatnya dari tinjauan dari keberadaan nya sendiri maka ia adalah “adam”(tiada)

al-mukmin(mungkin) adalah sesuatu yang kemunculan wujudnya adalah karena zat lainya  sebab didalamnya mencakup 2 potensi untuk tiada dan ada, walaupun sebagian dari sesuatu yang mungkin “mumkinat” tersebut terdapat sesuatu yan tetap. Sebab sesuatu yang tepat adalah “dharuriat”(pasti).

Dalam pemikiran ibnu arabi ia menyatakan bahwa wujud adalah satu dalam hakikat dan banyak yang tampak hanyalah semu belaka. Dalam hal ini ibnu arabi berkata : kemudian rahasia yang berada di dalam masalah ini bahwa  sesuatu yang mungkin “mukinat: pada dasarnya adalah sesuatu yang tiada. Tidak ada wujud selain al-haq yang telah membentuk sesuatu yang mungkin dari dalam dirinya sendiri  (buku merah 249-250 buku biru 274)

jelaskan hikmah penciptaan dengan cara menafsirkan sebuah hadist qudsi : “aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi yang tak mengetahui diriku sendiri. Kemudian aku menciptakan mahluk dari perbendaharaan tersebut sehingga aku bisa mengetahui diriKU sendiri.   

Hakikat wujud menurut ibn arabi adalah satu perbedaan antara zat dan mukminat hanyalah perbedaan sudut pandang saja akal lemah yang membedakan keduanya dengan perbedaan yang hakiki oleh karena itu ibn arabi berkata :

Terpisah-pisah dari kesatuan adalah hal yang satu

Ia aadalah banyak,tak tetap dan tak berpartikel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun