Mohon tunggu...
Taufik Zulhariansyah
Taufik Zulhariansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi Ilmu : Tasawuf Falsafi dan Para Tokohnya

11 September 2015   06:19 Diperbarui: 11 September 2015   07:07 5080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

berdasarkan karakteristik tersebut tasawuf falsafi berbeda dengan tasawuf sunni. Menurut ibnu khaldun dalam karyanya muqaddimah,yang menyimpulkan bahwa ada empat objek utama yang berbeda  dengan tasawuf sunni dan menjadi objek perhatian para sufi falsafi antara lain sebagai berikut

pertama, latihan rohaniah dengan rasa intuisi dan intropeksi diri. Mengenal latihan rohaniah baik dengan tahapan (maqam),keadaan (hal),dan rasa (dzauq), atau biasa dikenal dengan mujahadah (memerangi hawa nafsu ) dan segala sesuatu yang dihasilkan intuisi,naluri perasaan,kontrol jiwa  dalam setiap perbuatan. para sufi falsafi cenderung sependapat dengan para sufi sunni sebab masalah tersebut menurut ibnu khaldun merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak oleh siapapun

kedua,iluminasi (Istilah lain dari iluminasi adalah kasf) atau hakikat yang tersingkap  dari alam ghaib,seperti sang pencipta,sifat-sifatnya, arsy,kursi,malaikat,wahyu,kenabian,roh,dan hakikat realitas. Dapat disimpulkan hakikat-hakikat segala sesuatu yang wujud baik yang tampak dan tampak,tatanan alam dalam kemunculannya dari zat yang mewujudkan dan membentuknya,Mengenal iluminasi atau kasf ini para sufi falsafi melakukan latihan rohaniah dengan mematikan keukatan syahwat  dan menggairahkan roh dengan jalan menggiatkan dzikir. Menurut mereka dzikir membuat jiwa dapat memahami hakikat realitas

ketiga,khawariqul adah yaitu otoritas terhadap alam melalui berbagi bentuk karomah atau dapat di pahami dengan istilah peristiwa-peristiwa dalam alam yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan

Keempat,penciptaan ungkapan yang pengertianya sepintas samar-samar (syatahiyyat). Hal ini memunculkan reaksi masyarakat yang beragam baik mengingkari,menyetujui,maupun mengintepretasikannya dengan intepretasi yang berbeda-beda

Dari tinjauan mujahadah dan intuisi yang dihasilkan darinya seperti maqom(tigkatan) dan ahwal (kondisi) merupakan titik temu antara mereka  dengan sufi-sufi lainya sebagaimana yang dikatakan oleh ibnu khaldun “segala sesuatu yang tidak dipersoalkan  oleh seseorang pun intuisi mereka dalam tasawuf adalah benar dan menhghasilkan sebuah kebahagiaan”

Sedangkan tentang hakikat kasf hakikat-hakikat wujud yang ditemukannya, ibnu khaldun mengatakan bahwa : “sufi-sufi falsafi melakukan olah diri dengan cara mematikan kekuatan indera dan menyirami ruh yang berakal dengan zikir sehingga jiwa mampu menemukan hakikat-hakikat tersebut dari zat jiwanya. Jika mampu menemukan itu mereka beranggapan bahwa segala wujud tercakup dalam temuanya tersebut mereka telah menguak isi keseluruhan hakikat-hakikat wujud” kemudian ibnu khaldun berkata : “kasf semacam itu muncul dari sebuah kelurusan yang bagi jiwa merupakan keterbukaan cermin yang senantia selaras dengan berbagai macam kondisi”[3]

Tasawuf falsafi juga memiliki  karaktersitik khusus yang membedakan dengan  tasawuf lainya diantaranya sebagai berikut.

Pertama, tasawuf falsafi banyak mengonsepsikan pemahaman ajaranya dengan menggabungkan antara pemikiran rasional filosofis dan perasaan (dzauq) kendatipun dengan demikian tasawuf jenis ini juga sering mendasarkan pemikiranya dengan mengambil sumber-sumber naqliyah, tetapi dengan intepretasi dan ungkapan yang samar-samar serta sulit dipahami dengan orang lain. Intepretasi tersebut cenderung kurang tepat dan dan lebih bersifat subjektif

Kedua, seperti halnya tasawuf jenis lain , tasawuf falsafi didasarkan pada latihan-latihan rohaniah (riyadhah) yang dimaksudkan sebagai peningkatan moral dan mencapai kebahagiaan

Ketiga, tasawuf falsafi memandang iluminasi sebagai metode untuk mengetahui berbagai hakikat realitas yang menurut penganutnya dapat dicapai dengan fana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun