Mohon tunggu...
Penggemar Rahasia
Penggemar Rahasia Mohon Tunggu... Auditor - Seorang ayah

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tuhan, Kenapa KAU Pilih Aku

8 Januari 2025   05:02 Diperbarui: 8 Januari 2025   05:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku yang memulai, cukup aku (sumber : arsip pribadi/galeri fotoku)

Aku kini terlarang dan haram bertemu dengannya, bahkan untuk bertukar sapa pun aku tak diizinkan. Aku tak tau, bagaimana putusan itu akhirnya ditetapkan. Saut saut lewat angin aku dengar, aku telah ditetapkan sebagai terdakwa meski tanpa persidangan dihadapan hakim.

Aku dijatuhi hukuman yang aku sendiri tak tau pasti bagaimana harus menjalaninya. Aku tertuduh walau aku belum bicara. Aku tercampakkan meski aku belum dijumpai.

Di hadapan persidangan yang aku tak hadir, aku divonis bersalah, salah berat. Yang aku tak tau siapa siapa pastinya mereka yang memvonisku. Aku hanya bisa menerima, katanya aku sudah terdakwa.

Namun, dengan segala hukuman dan larangan yang harus aku jalani, aku merasa selalu punya harapan untuk membuktikan. Menunjukkan kepada mereka yang telah memvonisku tanpa ampun.

Pundaku berat sekali rasanya. Dadaku bergetar kencang, telapak kakiku dingin. Aku hampir jatuh pada lobang yang dulu aku tutup. Untungnya, dia ada dihadapanku, tepat didepanku, tangannya bisa kusentuh, suaranya bisa ku dengar. Meski aku tak tau sejatinya dimana, sedang apa.

Aku hanya bertanya kepada Tuhanku, Allah SWT yang menurunkan Muhammad sebagai teladan. Duhai Allah, Engkau maha tau, bantu aku, jelaskan kepadaku kenapa aku yang kau pilih melewati ini.

Duhai Tuhanku Yang Maha Agung. Kenala Engkau pilih aku dan dia untuk cobaan seberat ini. Apa yang Engkau siapkan untukku dan dia disana? Apakah ini rangkaian khusus kepadaku dan dia?

Tapi Tuhanku, sekiranya boleh? Cukup aku yang kau pilih. Karena sebelum-sebelumnya juga hanya aku yang menjalaninya sendirian. Kau tau itu ya Tuhanku. Kau sendiri ya Tuhanku yang membuatku menangis bertahun tahun. Lalu Engkau sendiri yang membuatku tersenyum empat bulan lalu.

Semuanya bermula dari do'a ku. Maka ya Tuhanku, Rabbku. Pilih aku saja seperti biasanya. Aku tak mau melihat dia ikut menangis membiru matanya karena ujianMU. Ya Rabbku, Enhkau tau lukanya banyak dan beberapa belum sembuh. Biarlah dulu lukanya sembuh. Sementara ini, cukup aku ya Allah.

Aku yang memulai, cukup aku (sumber : arsip pribadi/galeri fotoku)
Aku yang memulai, cukup aku (sumber : arsip pribadi/galeri fotoku)

Dia memang bukan gadis biasa, aku dan Engkau sudah tau itu. Tapi tetap ya Allah, dia tak patit menerima terpaan badai tornado bertubi-tubi. Ia memang sangat kuat, tapi biarlah dulu kekuatannya terkumpul dan tergunakan pada ekspresi cinta untukMu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun