Mohon tunggu...
Zulfikar AliSPM
Zulfikar AliSPM Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa program studi Administrasi Publik

Menyukai apa yang disukai

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Pemerintahan Daerah Kota Batu

6 Januari 2025   14:05 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

2.   Lingkungan Pemerintahan Daerah di Kota Batu

1.  Sejarah  
Sejarah kota Batu sejak abad ke-10 telah dikenal sebagai tempat peristirahatan Bagi kalangan keluarga Kerajaan, karena wilayahnya adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan pada waktu pemerintahan Kerajaan Medang di bawah Raja Sindok, seorang petinggi kerajaan bernama Mpu Soepo diperintah Raja untuk membangun tempat peristirahatan Keluarga Kerajaan di pegunungan yang di dekatnya terdapat mata air. Akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai wisata Songgoriti. Berdasarkan kisah orang tua maupun dokumen yang ada sampai saat itu belum diketahui kepastiannya tentang nama batu mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan wisata tersebut Namun dari beberapa pemuka masyarakat setempat pernah mengisahkan bahwa sebutan batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Gonain atau disebut sebagai Kyai gubuk angin yang selanjutnya masyarakat setempat menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat sebutan nama seseorang yang terlalu panjang maka dipanggillah dengan nama Mbahtu atau batu sebagai sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur akhirnya banyak penduduk dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.

2.   Kebudayaan
Kebudayaan di Kota Batu menjadi identitas daerah untuk menonjolkan hiburan, pameran kesenian, festival dan ajang lainnya yang ingin diperkenalkan di Kota Batu. Kebudayaan Kota Batu ada beragam, seperti ritual yang berkaitan dengan pertanian yang masih berlaku hingga saat  ini, seperti suroan, slametan desa, dan ritual metik hasil panen. Adapun sejumlah kesenian yang ditampilkan mulai dari ritual suguh, pecutan, pencak, tarungan obor, monyetan, macan belehan, hingga gumbingan. Kemudian dilanjutkan dengan jaran kepang dan berbagai pertunjukan lainnya. Walikota Batu juga ikut berperan menjunjung kebudayaan sebagai identitas yang akan menjadikan warisan bagi generasi baru agar tidak hilang tergerus zaman.

3.   Keagamaan
Kota Batu, yang terletak di Jawa Timur, dikenal dengan kekayaan tradisi keagamaan yang mencerminkan keragaman budaya dan toleransi antarumat beragama. Adapun beberapa tradisi keagamaan yang dilestarikan dan didukung oleh pemerintah daerah Kota Batu seperti :
1.   Tradisi Tusuk Bumi dan Resik Dandang dilaksanakan oleh warga Desa Pesanggrahan, tradisi ini dimulai dengan ritual "tusuk bumi", di mana seorang warga menorehkan ujung keris ke ujung jalan dan menariknya menuju pohon beringin tua. Selanjutnya, dilakukan "resik dandang" atau membersihkan peralatan masak sebagai simbol membersihkan diri dan lingkungan. Tradisi ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.

2.   Tradisi Pindapata dilaksanakan saat menjelang Hari Raya Waisak, umat Buddha di Kota Batu melaksanakan tradisi Pindapata, yaitu memberikan sedekah kepada para biksu. Tradisi ini juga diikuti oleh umat Muslim sebagai bentuk toleransi dan penghormatan antarumat beragama, menunjukkan kerukunan yang harmonis di Kota Batu.

Pemerintah Kota Batu aktif mendukung dan melestarikan tradisi-tradisi keagamaan ini sebagai bagian dari upaya menjaga kerukunan dan memperkuat identitas budaya lokal. Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pemerintah daerah berperan dalam pengembangan potensi wisata berbasis budaya dan keagamaan, sehingga tradisi-tradisi tersebut dapat terus dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, pemerintah daerah juga berperan dalam memfasilitasi kegiatan sosial antarumat beragama dan mendukung kegiatan yang mempromosikan toleransi serta moderasi beragama di Kota Batu.

4.   Geografi dan Demografi
1.   Geografi wilayah Kota Batu terletak di kaki dan lereng pegunungan dan berada pada ketinggian rata – rata 700 sampai 1.800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara 11-22 derajat celsius banyak memiliki kandungan tanah yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi. Sebagai wilayah pegunungan yang subur dan beriklim sejuk, Kota Batu memiliki panorama yang indah, kondisi geografis ini  menarik minat masyarakat lain untuk berkunjung dan menikmati  kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Pada Abad ke-19 Batu menjadi daerah tujuan wisata khususnya orang Belanda yang membangun tempat peristirahatan seperti villa dan pemukiman di Batu. Bangunan – bangunan peninggalan Belanda menjadi aset dan kunjungan wisata hingga saat ini. Selain menjadi tempat destinasi wisata, Kota Batu  menjadikan daerah yang ideal untuk pertanian dan perkebunan seperti menanam apel, sayuran, tanaman hias dan sebagainya sehingga kota Batu dijuluki sebagai kota Apel.

2.   Lingkungan demografi Kota Batu mencerminkan dinamika penduduk yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lokasi geografis, struktur penduduk, kegiatan ekonomi, serta keberadaan Kota Batu sebagai daerah wisata. Pemerintah daerah berperan aktif dalam mengelola lingkungan demografi ini untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Karakteristik demografi kota Batu.

5.   Politik
Secara administrasi, pemerintahan Kota Batu dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi desa dan kelurahan yang dikepalai oleh seorang kepala desa dan seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota, sedangkan kepala desa dipilih oleh setiap warga desa setiap periode tertentu dan memiliki sebuah pemerintahan desa yang mandiri. Sejak 2007, wali kota Batu dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kota.
6.   Kondisi Ekonomi
Perekonomian Kota Batu banyak ditunjang dari sektor pariwisata dan pertanian. Letak Kota Batu yang berada di wilayah pegunungan dan pembangunan pariwisata yang pesat membuat sebagian besar pertumbuhan PDB Kota Batu ditunjang dari sektor ini. Meskipun sektor pariwisata dan pertanian menjadi pilar utama ekonomi, pemerintah Kota Batu juga berupaya menarik investasi dan memperluas sektor perindustrian untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah.

7.   Kondisi Sosial
Kota Batu memiliki populasi yang beragam dengan berbagai latar belakang budaya dan etnis. Keberagaman ini menciptakan dinamika sosial yang unik di mana toleransi dan kerukunan antarwarga menjadi hal yang penting. Pemerintah Kota Batu fokus pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pembangunan sekolah, peningkatan kualitas guru, dan program-program pendidikan yang mendukung peningkatan akses dan kualitas belajar bagi semua lapisan masyarakat. Kesehatan masyarakat menjadi prioritas dengan adanya fasilitas kesehatan yang memadai seperti puskesmas, rumah sakit, dan program-program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan penduduk.

3.   Urusan Pemerintahan Daerah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun