Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ascaris lumbricoides adalah salah satu parasit yang paling umum menginfeksi manusia di seluruh dunia. Infeksi ini paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih. Para ahli menyebutkan bahwa sekitar 25% dari populasi dunia terinfeksi Ascaris, dengan prevalensi yang tertinggi pada anak-anak, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk.
Data juga menunjukkan bahwa meskipun kasus askariasis semakin jarang di negara-negara maju, infeksi ini masih sangat umum di daerah tropis dan subtropis. Negara-negara seperti India, Indonesia, dan beberapa negara di Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara memiliki angka infeksi yang sangat tinggi. Selain itu, seiring dengan meningkatnya perjalanan internasional dan mobilitas penduduk, kasus askariasis mulai ditemukan di luar wilayah endemik tradisional.
Patofisiologi Askariasis yang Mengarah ke Pankreatitis
Infeksi Ascaris lumbricoides yang tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius. Salah satu komplikasi yang lebih jarang namun berbahaya adalah pankreatitis. Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pankreas dan gangguan fungsi pankreas, yang sering kali berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Pankreatitis yang disebabkan oleh askariasis terjadi ketika cacing dewasa berpindah dari saluran pencernaan ke organ-organ tubuh lain, seperti saluran empedu, pankreas, dan bahkan hati. Migrasi ini dapat mengganggu aliran empedu atau saluran pankreas, menyebabkan penyumbatan atau obstruksi mekanik. Cacing yang terjebak dalam saluran empedu atau pankreas dapat menyebabkan peradangan dan infeksi yang mengarah pada pankreatitis.
Patofisiologi  pankreatitis pada pasien dengan askariasis terkait erat dengan proses migrasi cacing dewasa. Setelah larva Ascaris memasuki tubuh, mereka melakukan perjalanan melalui hati dan paru-paru sebelum akhirnya mencapai usus kecil. Namun, dalam beberapa kasus, cacing dewasa dapat bergerak melampaui saluran pencernaan dan memasuki saluran empedu atau pankreas, menyumbat saluran tersebut dan menyebabkan peradangan.Â
Infeksi Ascaris dapat menyebabkan pankreatitis melalui beberapa mekanisme. Salah satunya adalah ascariasis pankreas, di mana cacing Ascaris langsung menginvasi saluran pankreas. Selain itu, ascariasis bilier juga dapat terjadi, di mana cacing menginvasi orifice ampullari (tempat pertemuan saluran empedu dan pankreas), masuk ke saluran empedu, dan menghalangi orifice saluran pankreas. Sedangkan pada ascariasis bilier dan pankreas, cacing menginvasi baik saluran empedu maupun saluran pankreas.
Meskipun ascariasis bilier sudah dikenal sebagai penyebab pankreatitis, ascariasis pankreas sendiri sangat jarang terjadi, seperti yang tercermin dari hanya beberapa laporan terisolasi dalam literatur medis. Pengetahuan saat ini mengenai pankreatitis akut yang disebabkan oleh Ascaris masih sangat terbatas, dan deskripsi lengkap mengenai perkembangan klinis dan hasil dari penyakit ini masih belum ada. Gambar dibawah menunjukkan nekrotik pada pankreas akibat ascariasis pankreas.
Komplikasi Askariasis pada Saluran Empedu dan Pankreas
Pankreatitis yang disebabkan oleh askariasis biasanya terjadi akibat migrasi cacing dewasa ke saluran pankreas, yang menghalangi aliran enzim pankreas dan menyebabkan peradangan. Hal ini dapat memperburuk kondisi yang ada, menyebabkan gejala seperti nyeri perut yang parah, mual, muntah, dan gejala gastrointestinal lainnya. Selain pankreatitis, migrasi cacing ke saluran empedu juga dapat menyebabkan masalah serius lainnya, seperti kolangitis, kolesistitis, atau penyumbatan saluran empedu (obstruksi bilier).