Mohon tunggu...
Zulfa Salman
Zulfa Salman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis | Mahasiswa

Senang menjahit kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keadilan Bagi Sang Pengadu

13 April 2024   09:32 Diperbarui: 13 April 2024   09:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau tahu apa yang terjadi sampai-sampai seekor babun diadili untuk dipenggal?" Sebuah suara manis mengalun di telinga Ita. Mata gadis kecil itu masih terpaku pada mata Bona yang berkilau. Apakah itu air mata? Ita bertanya-tanya. Apakah bila ia menatap ke sepasang bola mata itu, ia akan menemukan ketakutan bersinar dari dalamnya? Ita penasaran.

"Aku bertanya padamu," suara itu terdengar lagi. Kini agak memaksa.

"Bona ketahuan mencuri kalung zamrud majikan. Aku yang suruh."

"Kenapa kau tidak ikut dihukum?"

"Sebab aku yang bilang." 

"Hadiah apa yang kau pinta?"

"Mardika."

Suara bilah tajam membelah daging dan tulang memecah obrolan yang sahut-menyahut. Semua orang menahan napas. Kepala Bona menggelinding ke depan panggung. Darah membanjir. Mantan majikan Ita meninggalkan panggung, wajah kuning langsatnya terlihat pucat, jelas sekali ia hendak memuntahkan isi perutnya.

Ita menatap mata Bona yang membelalak, sesaat. Lalu ia menyeka air matanya. Ita mendongak dan mendapati wajah bidadari sedang memandangnya dengan terkejut. Namun, percayalah, Ita jauh lebih terkejut, sebab ia tahu siapa pemilik sepasang mata cantik itu dan si pemilik tidak sedang menghakimi.

"Kau mirip denganku," katanya, seraya mengedipkan matanya berkali-kali. Sinar takjub berpendar dari matanya hingga membasahi wajah Ita.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun