Sebaliknya, kepemimpinan otoriter yang minim komunikasi dan keterlibatan bawahan dapat menimbulkan ketegangan dan konflik internal. Perangkat desa mungkin merasa bahwa kebijakan yang diterapkan tidak adil atau tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, sehingga mengurangi efektivitas kerja mereka.
3. Dampak Gaya Kepemimpinan terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Gaya kepemimpinan kepala desa juga berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Dampak ini dapat terlihat dalam berbagai aspek, seperti:
a. Kesejahteraan Ekonomi
Kepala desa yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional atau partisipatif sering kali fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, misalnya melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau peningkatan akses terhadap pelatihan keterampilan. Program-program ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan dan pengurangan kemiskinan di desa.
Sebaliknya, kepemimpinan yang otoriter mungkin lebih sulit dalam mendorong inisiatif ekonomi masyarakat karena kurangnya partisipasi dan pemberdayaan. Akibatnya, kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat stagnan atau bahkan menurun.
b. Kualitas Pelayanan Publik
Gaya kepemimpinan yang partisipatif memungkinkan masyarakat untuk ikut menentukan prioritas pembangunan, sehingga program yang dilaksanakan lebih sesuai dengan kebutuhan nyata. Hal ini meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah desa.
Namun, jika kepala desa menerapkan gaya kepemimpinan otoriter, pelayanan publik dapat terhambat oleh kebijakan yang tidak fleksibel dan tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Masyarakat mungkin merasa kurang puas karena pelayanan yang diberikan tidak efektif atau tidak menyentuh masalah-masalah utama yang dihadapi.
c. Pemberdayaan Sosial dan Pendidikan
Kepemimpinan transformasional sering kali mendorong pemberdayaan sosial dan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat. Kepala desa dapat memfasilitasi program-program pelatihan dan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup tetapi juga membuka lebih banyak peluang kerja bagi warga desa.