Mohon tunggu...
Zulfadli Kawom
Zulfadli Kawom Mohon Tunggu... -

Ada banyak penyair yang senang berkutat dikamar; berakrobat dengan kata-kata dengan berpatokan pada pada referensi ribuan buku yang dibacanya. Aku lebih memilih berpetualang; menceburkan diri kedalam kehidupan yang keras dengan melihat langsung, merasakan, mengalami, menemukan dan menuliskannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Microphone di Kampung Kami

31 Juli 2013   13:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:47 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua hadirin terdiam sambil memanggut-manggut. Sesekali bunyi suara korek api warga yang membakar rokok daun. Asap rokok mengepul dan keluar secara perlahan dari celah-celah jendela. Begitu juga para pecandu sirih, mereka sesekali meludah air sirih dari mulutnya melalui celah-lantai papan meunasah.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.30. Nyala Lampu Petromak mulai mengecil, biasanya kalau dinyalakan selapsa mangrib. Minyeuk Gah (Minyak Tanah) akan bertahan sampai pukul 00.00. kalau sudah lewat pukul ini, Bang Tafa seorang petugas yang ditunjuk melalui rapat kampung untuk menjaga, memelihara lampu petromak

“Sial. Kita kehabisan Minyak” kata Apa Tafa tiba-tiba bersuara diantara orang-orang yang mulai berisik lagi.

“Kalau bisa cepat-cepat diambil keptusan rapat malam ini, karena tidak mungkin pada jam ini juga saya mengayuh sepeda ke Ibukota Kecamatan, Krueng Mane yang jaraknya satu Kilometer dari sini.

Lalu tak dalam sekejap, bluup, lampu petromak mati

Semua hadirian rapat malam itu sibuk, ada yang menyalakan kroek api, senter dan penerang ainnya.

“Benar Bapak Kepala Desa)” jawab Apa Tafa singkat.

“Coba jangan rebut dulu sebentar..! sergah Geuchik Din pada hadirin rapat semua.

“Apakah Tengku-teungku semua yang hadir dalam rapat malam ini setuju dengan pendapat geuchik Ben?”

“Setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuu” jawab hadirin semua bagai paduan suara.

“Baik, kalau sudah setuju semua rapat saya tutup, sebetulnya malam ini juga kita kita pilih orang yang akan membeli Microphone, kita beli dimana? dan mereknya apa?”

Untuk masalah kita beli dimana, dan siapa yang akan belihampir delapan puluh persen masayarakat yang hadir dalam rapat tersebut mempercayakan geuchiek dan tetua kampung untuk menunjukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun