Mohon tunggu...
Zulfadli Kawom
Zulfadli Kawom Mohon Tunggu... -

Ada banyak penyair yang senang berkutat dikamar; berakrobat dengan kata-kata dengan berpatokan pada pada referensi ribuan buku yang dibacanya. Aku lebih memilih berpetualang; menceburkan diri kedalam kehidupan yang keras dengan melihat langsung, merasakan, mengalami, menemukan dan menuliskannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Microphone di Kampung Kami

31 Juli 2013   13:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:47 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baiklah kalua begitu rapat saya akhiri, akhir kalam saya mengucapkan terimakasih kepada semua bapak-bapak yang telah menyempatkan waktu hadir malam ini dan telah mau berdiskusi dan mencari solusi bersama-sama.

“wassalamu’alaikum warhamtullahhiwabaraaaaaaktuuuh…!”

Teungku Din mengekhiri dengan ucapan wassalam sambil memukul lantai Meunasah tiga kali dan mengucapkan wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun