"Udah, Bang!" Jawab Mus polos.
"Kalau udah, sekarang kita pulang ke Lampulo. Abi, Ummi, dan Kakak masih belum ditemukan." Sambung Fajar mengajak.
"Iya, bang" jawab Mus dengan raut muka yang gelisah dan sedih.
Akhirnya mereka segera bersiap-siap untuk berangkat
***
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 20 menit.
Tibalah mereka di Lampulo.
Suasana hari itu menyedihkan. Rumah-rumah porak-poranda, sebagian mayit masih tergeletak di sana sini, sebagian terjepit, tersangkut, dan kebanyakan tergeletak di antara puing-puing dengan posisi telungkup. Mereka mulai melangkah bersama-sama menelusuri puing-puing bangunan tersebut. Angker sich. tapi demi mencari orang tua dan kakak mereka yang masih belum ditemukan, selamat atau sudah tiada. Tak ada rasa takut sedikitpun.
Terlihat, semua orang tampak sibuk mencari sanak keluarganya, tak terkecuali Mus dkk. Mereka sibuk mencari, terus berjalan setapak demi setapak mengelilingi kampung tempat tinggal mereka yang sudah luluh lantak diterjang badai besar Tsunami yang terjadi Minggu, 26 Desember 2004, sekitar jam 08.15 Wib.
 ****
Matahari pun mulai tenggelam sedikit demi sedikit. Pertanda malam segera datang. Mereka mulai berhenti mencari. Dan memilih kembali pulang ke tempat pamannya. Tiba dirumah, jam sudah menunjukkan pukul 20.00 Wib. dengan rasa capek dan lelah, mereka langsung menyapa pamannya yang sudah dari tadi menunggu dan berharap berita yang menggembirakan yang didapatnya.