Seorang pendidik harus dapat memastikan peserta didiknya paham terlebih dahulu mengenai materi pertama, jika dirasa semua peserta didik telah paham dan mengerti mengenai materi awal, maka pembelajaran bisa dilanjut ke materi yang selanjutnya. Karena, jika peserta didik belum sepenuhnya paham terhadap materi yang awal, dan pendidik sudah melanjutkan materi pembelajaran ke materi yang selanjutnya, itu akan dapat menyulitkan peserta didik dalam memahami materi yang lebih rinci tingkatannya.Â
Dalam penentuan urutan bahan ajar ini, guru harus benar benar bisa mengurutkan serta mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didiknya dari materi yang tingkatannya mudah ke materi yang tingkatannya sulit. Bukan hanya guru yang dituntut untuk bisa memberikan materi secara berjenjang, tetapi setiap peserta didik yang merasa belum paham mengenai materi awal juga dianjurkan untuk bertanya. Materi yang mana yang dirasa belum dipahami, atau mungkin peserta didik lebih paham ketika menggunakan contoh. Ada pepatah yang mengatakan bahwasanya "malu bertanya sesat dijalan".Â
Pepatah tersebut memberikan sebuah motivasi terhadap siapa saja, apabila menemukan sebuah kesulitan dalam hal apapun janganlah malu untuk bertanya, karena tanpa bertanya kita akan berada dalam kebingungan dan terus akan merasa kesulitan. Jadi, peserta didik tidak hanya diam mendengarkan penjelasan materi dari seorang pendidik. Peserta didik dianjurkan untuk bertanya apabila ada beberapa materi yang belum dipahami, sehingga akan tercipta suasana yang interaktif dan juga memudahkan para pendidik dan peserta didik untuk melanjutkan pembahasannya ke materi selanjutnya.
Jadi, penentuan urutan bahan ajar yang tepat juga akan berpengaruh terhadap materi yang yang akan diajarkan oleh pendidik ke peserta didiknya. Membuat bahan ajar yang tepat memanglah harus melewat banyak tahapan atau langkah-langkah, tetapi ketika seorang guru sudah memahami dan mengerti Mengani langkah-langkah sebelum membuat dan merancang bahan ajar, maka seorang pendidik tersebut akan lebih mudah untuk membuat suatu bahan ajar.Â
Seorang pendidik tidak hanya berhenti pada membuat bahan ajar saja, tetapi seorang pendidik juga harus bisa mengembangkan bahan ajar yang sudah ada. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk membuat bahan ajar menarik, membantu peserta didik dalam memahami dan menerima materi pembelajaran, serta dapat membantu mengembangkan kurikulum.Â
Menurut saya, pembelajaran tanpa bahan ajar itu akan menyulitkan dalam berbagai hal, baik itu bagi seorang pendidik maupun bagi peserta didik. Ketika dalan suatu proses pembelajaran tidak ada yang namanya bahan ajar, maka apa yang akan diajarkan oleh seorang pendidik kepada peserta didiknya, jika hanya mendengarkan penjelasan dari seorang pendidik tanpa adanya bantuan bahan ajar (Buku teks, media belajar), maka peserta didik juga akan sulit untuk memahami apa yang mereka dengar.Â
Mungkin sebagian kecil peserta didik dapat memahami dan mengerti tanpa melihat, tapi juga banyak peserta didik yang mereka akan paham apabila mereka dapat melihat dan mendengar. Jika tidak ada bahan ajar, maka pendidik atupun peserta didik akan sempit pengetahuan, karena tidak ada bahan ajar yang nisa mereka baca dan pahami. Jadi, pendidik di sini juga diharuskan dapat membuat bahan ajar yang tepat serta dapat mengembangkan bahan ajar tersebut semenarik mungkin hingga peserta didik dapat mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H