Mohon tunggu...
Zubaida
Zubaida Mohon Tunggu... Lainnya - Zubaida

Zubaida

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Sekolah bagi Setiap Anak

28 Oktober 2020   19:33 Diperbarui: 28 Oktober 2020   19:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat formal, sekolah yang hadir dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat merupakan lembaga yang memiliki kewajiban memberikan sebuah pelayanan kepada seluruh masyarakat dalam mendidik yang namanya warga negara. Sekolah mendapati peranan penting dalam proses sosialisasi setiap anak, walaupun sekolah hanya merupakan salah satu lembaga dari berbagai lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak akan terlihat mengalami perubahan pola pikir dan juga perilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah dan mendapatkan sebuah didikan serta bimbingan.

Fenomena sosial yang berhubungan dengan proses sosialisasi adalah pembentukan kepribadian atau karakter seseorang. Kepribadian ini merupakan watak seseorang di dalam perilakunya yang cenderung menunjukkan pola-pola yang sama. Misalnya, pemarah, pendiam, atau mudah tersentuh perasaan (sensitif). Perilaku dan kecenderungan ini wajar bagi seseorang, sehingga dapat dilakukan sebagai ciri perilaku diri seseorang yang memilikinya. 

Setiap orang tentu dan pastinya memiliki watak atau karakter yang berbeda, termasuk anak kembar sekalipun. Kepribadian bagi diri seseorang adalah proses interaksi dirinya sendiri dengan berbagai pengalaman yang ada di dalamnya. Pendidikan karakter sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah, karena dengan adanya pendidikan karakter yang diajarkan sejak dini kepada seorang anak akan membantu anak tersebut untuk berkembang menjadi pribadi atau masyarakat yang memiliki kepribadian baik, memiliki watak baik, dan juga mampu bersosialisasi dengan baik di dunia masyarakat. 

Pendidikan karakter ini menurut saya tidak hanya berguna untuk anak muda saja, tetapi semua jenjang usia menurut saya juga harus paham mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter memberikan kita banyak perubahan-perubahan yang bersifat positif. Sebagai seorang individu, manusia, maupun masyarakat, kita diharuskan memiliki tabiat/karakter yang baik supaya hidup kita juga dikelilingi oleh  orang-orang yang memiliki karakter baik, dan semua itu akan kita ketahui dalam pendidikan karakter.

Pendidikan sebagai sebuah lembaga atau institusi yang tidak dapat berdiri sendiri, lembaga pendidikan membutuhkan sebuah hubungan dengan lembaga-lembaga lain yang relevan atau sejalan bagi kinerja sebuah lembaga pendidikan. Lembaga lain ini adalah orang tua, masyarakat, dan negara atau pemerintah. Artinya pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan haruslah mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat atau dari Kementerian Pendidikan sendiri.

C. Sekolah Sebagai Screening Moral

Merosotnya moral pelajar kita sebenarnya terkait juga dengan krisis yang dialami oleh keluarga. Banyak kita temui keluarga yang mengalami disorientasi dan disharmoni, bukan hanya karena masalah faktor keuangan atau ekonomi, tetapi juga karena faktor serbuan globalisasi nilai-nilai dan gaya hidup. Gaya hidup hedonistik dan materialistik sebagaimana banyak dipertontonkan melalui sinetron pada berbagai stasiun televisi Indonesia, hanya mempercepat disorientasi dan dislokasi keluarga dan rumah tangga. Akibatnya, anak-anak menjadi korban dari gaya hidup tersebut. Dalam konteks ini, kita bisa meletakkan pendidikan moral dalam rangka pendidikan karakter. 

Pendidikan moral merupakan dasar bagi sebuah pendidikan karakter. Moralitas merupakan sebuah pemahaman terhadap nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi setiap individu dan juga komunitas agar kebebasan dan keunikan masing-masing yang dimiliki tidak dilanggar, sehingga mereka dapat semakin menghargai kemartabatan dari masing-masing individu. Secara umum, moralitas membahas mengenai bagaimana kita memperlakukan seseorang. 

Pendidikan moral semestinya memberikan pengajaran kepada anak didik yang sedang dalam proses pertumbuhan moral, sebuah pengalaman strukturasi diri yang mendalam. Tahap-tahap tersebut dilalui dengan kesadaran dan lewat pengalaman. Oleh karena itu, pertumbuhan individu dalam kehidupan moral semestinya merupakan sebuah usaha yang sifatnya progresif, bukan regresif atau represif.

Terdapat sebuah perkataan, bahwasannya jika seorang guru ingin semua muridnya memiliki moral yang baik, maka sekolah sendiri harus menjadi institusi yang bermoral. Artinya, dapat dikatakan jika seluruh elemen sekolah harus memiliki moral baik terlebih dulu sebelum menjadikan siswanya memiliki moral yang baik. elemen yang dimaksud di sini, mulai dari kepala sekolah, tenaga usaha, office boy, yayasan, dan pihak yang memiliki hubungan atau bersentuhan langsung dengan siswa di sekolah, baik koperasi, dan lain sebagainya. 

Hal tersebut terjadi karena siswa datang ke sekolah tidak hanya membutuhkan pengetahuan, namun juga membutuhkan contoh atau tauladan yang baik dalam kehidupannya dan sekolah merupakan suatu wadah yang berkontribusi penuh terhadap nilai budaya dan moralitas yang terbangun dalam pribadi setiap siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun