Mohon tunggu...
Zubaida
Zubaida Mohon Tunggu... Lainnya - Zubaida

Zubaida

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Sekolah bagi Setiap Anak

28 Oktober 2020   19:33 Diperbarui: 28 Oktober 2020   19:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Makna Sekolah

Sekolah merupakan suatu tempat atau wadah bagi semua orang untuk menuntut ilmu. Sekolah juga bisa dikatakan sebagai secondary group atau kelompok kedua. Yang artinya, sekolah merupakan tempat kedua untuk memperoleh sebuah pendidikan setelah kita atau seseorang mendapatkan pendidikan pertama di lingkungan keluarga. 

Kata sekolah dulunya diartikan sebagai waktu senggang atau luang. Dimana, ketika itu sekolah adalah kegiatan yang dilakukan di waktu luang anak-anak, di tengah-tengah kesibukan mereka, seperti bermain, dan menghabiskan waktu masa anak-anak mereka, karena usia 5 tahun ke atas merupakan waktu senang-senangnya bermain bagi seorang anak. Namun, saat ini sekolah sudah menjadi sebuah institusi atau lembaga untuk proses belajar dan mengajar. Sekolah memberikan kita pendidikan yang tidak kita dapatkan dari orang tua dalam lingkungan keluarga. Kebanyakan dari kita mengetahui lagu kebangsaan, lagu daerah, pemerintah yang ada, itu dari sekolah. Artinya, sekolah memberikan kita pembelajaran yang bersifat umum, seperti pendidikan kewarganegaraan, ilmu alam, ilmu sosial, dan lain sebagainya.

Sekolah dapat dikatakan unggul ketika sekolah tersebut merupakan sekolah yang mampu optimal serta maksimal kepada seluruh anak atau semua siswanya dengan berbagai macam perbedaan bakat, minat, kebutuhan belajar. Sekolah yang dapat dan mampu meningkatkan secara signifikan atau continue kemampuan (skill) yang dimiliki oleh setiap anak didik, serta sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian anak yang kuat, kokoh, dan mantap dalam diri siswa.  

Sekolah juga dapat membantu anak untuk menjadi aktif, menjadi mandiri, dan juga kreatif. Selain mendapatkan banyak ilmu, di sekolah seorang anak juga akan mendapatkan banyak pengalaman, sehingga seorang anak belajar untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Sekolah banyak memberikan kita pengajaran, dari yang bersifat umum, agama, maupun sosial, semua itu bisa kita dapatkan dalam lembaga pendidikan sekolah. Guru yang berada serta mengajar di sekolah juga memiliki tanggung jawab besar dalam hal pengawasan, perubahan tingkah laku, dan juga prestasi yang kita peroleh. Jadi, sekolah adalah rumah kedua kita, dan guru adalah orang tua kedua kita setelah keluarga serta ayah dan ibu di rumah.

B. Sekolah Sebagai Lembaga Sosialisasi dan Pembentukan Karakter

Bersosialisasi sangat penting untuk diajarkan kepada seorang anak sejak usia dini. Pendidikan sosial merupakan salah satu cara untuk mengenalkan kepada seorang anak, bahwa ia tidaklah hidup sendiri, dunianya tidak hanya orang tua dan anggota keluarga lainnya. Kehidupan itu luas dan ada banyak sekali ribuan orang di luar sana, namun bukan hanya ribuan orang yang akan kita temui jika berhubungan dengan yang namanya sosialisasi, tetapi kita juga kaan menemukan berbagai macam kebiasaan, ras, adat, suku, warna, kulit, dan lain sebagainya. Semua itu ada ilmunya, termasuk ilmu untuk bersosialisasi, karena kita juga harus memperhatikan tutur kata kita saat berbicara, memperhatikan dengan siapa kita berbicara, supaya apa yang kita ucapkan tidak membuat hati orang lain sakit atau tidak membuat orang yang berinteraksi dengan kita tersinggung.

Orang tua bisa memberikan pembelajaran sosial kepada si anak, misalnya dengan cara bertamu, bertemu, dan ikut kegiatan positif lainnya yang di adakan oleh masyarakat sekitar. Anak akan diperkenalkan pada dunia sosial yang lebih luas, ia bisa mempraktikkan atau mengimplementasikan ajaran dan contoh perilaku baik yang selama ini didapatkannya dari lingkungan keluarga. Ia bisa belajar untuk menghormati orang lain, belajar mengobrol dengan anak seusianya, belajar untuk melihat bagaimana orang lain berinteraksi, dan lain sebaginya. Biasanya, anak tidak akan merasa cepat bosan dan akan merasa senang ketika mereka berinteraksi dengan orang yang seumuran atau teman yang sebaya dengan mereka. 

Teman sebaya atau  biasanya yang kita kenal dengan teman yang seumuran merupakan kelompok sosial yang anggotanya terdiri dari orang yang memiliki usia sebaya, baik anak-anak, orang dewasa, orang tua, maupun mereka yang termasuk dalam lanjut usia. Mereka memiliki kesamaan dalam berpikir, bertindak, dan juga berangan-angan, mereka disatukan dengan kesamaan-kesamaan tersebut. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan dengan teman sebaya mereka. Kelompok ini diperkirakan menjadi kelompok yang memiliki peranan penting dalam hubungan sosialisasi diantara mereka.

Sekolah juga bisa disebut sebagai lembaga sosialisasi. Apa yang dipelajari setiap anak saat berada di sekolah dan di dalam ruangan kelas tidak hanya sebuah pembelajaran yang berguna untuk semata-mata dalam kelas itu sendiri, melainkan juga menjadi sebuah sarana persiapan untuk memasuki dunia luas. Pemahaman seorang anak terhadap lingkungan sekitar sangat diperlukan, karena setiap orang tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau tanpa bersosialisasi dengan orang lain. Di sekolah, anak juga akan melakukan sosialisasi, baik itu dengan temannya atau bahkan dengan gurunya. 

Sosialisasi di sekolah dapat dilakukan, misalnya dengan cara berdiskusi, membentuk kelompok presentasi, bertanya kepada guru, dan lain sebagainya. Dari pembelajaran seperti itulah, seorang anak akan terlatih dan terbiasa untuk bersosialisasi dengan baik. Selain itu, anak akan mendapatkan wawasan mengenai bahasa yang baku dan juga sopan untuk digunakan ketika bersosialisasi. Salah satu fungsi dari lembaga pendidikan dalam kehidupan masyarakat khususnya, menjadi salah satu agen sosialisasi bagi individu. 

Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat formal, sekolah yang hadir dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat merupakan lembaga yang memiliki kewajiban memberikan sebuah pelayanan kepada seluruh masyarakat dalam mendidik yang namanya warga negara. Sekolah mendapati peranan penting dalam proses sosialisasi setiap anak, walaupun sekolah hanya merupakan salah satu lembaga dari berbagai lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak akan terlihat mengalami perubahan pola pikir dan juga perilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah dan mendapatkan sebuah didikan serta bimbingan.

Fenomena sosial yang berhubungan dengan proses sosialisasi adalah pembentukan kepribadian atau karakter seseorang. Kepribadian ini merupakan watak seseorang di dalam perilakunya yang cenderung menunjukkan pola-pola yang sama. Misalnya, pemarah, pendiam, atau mudah tersentuh perasaan (sensitif). Perilaku dan kecenderungan ini wajar bagi seseorang, sehingga dapat dilakukan sebagai ciri perilaku diri seseorang yang memilikinya. 

Setiap orang tentu dan pastinya memiliki watak atau karakter yang berbeda, termasuk anak kembar sekalipun. Kepribadian bagi diri seseorang adalah proses interaksi dirinya sendiri dengan berbagai pengalaman yang ada di dalamnya. Pendidikan karakter sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah, karena dengan adanya pendidikan karakter yang diajarkan sejak dini kepada seorang anak akan membantu anak tersebut untuk berkembang menjadi pribadi atau masyarakat yang memiliki kepribadian baik, memiliki watak baik, dan juga mampu bersosialisasi dengan baik di dunia masyarakat. 

Pendidikan karakter ini menurut saya tidak hanya berguna untuk anak muda saja, tetapi semua jenjang usia menurut saya juga harus paham mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter memberikan kita banyak perubahan-perubahan yang bersifat positif. Sebagai seorang individu, manusia, maupun masyarakat, kita diharuskan memiliki tabiat/karakter yang baik supaya hidup kita juga dikelilingi oleh  orang-orang yang memiliki karakter baik, dan semua itu akan kita ketahui dalam pendidikan karakter.

Pendidikan sebagai sebuah lembaga atau institusi yang tidak dapat berdiri sendiri, lembaga pendidikan membutuhkan sebuah hubungan dengan lembaga-lembaga lain yang relevan atau sejalan bagi kinerja sebuah lembaga pendidikan. Lembaga lain ini adalah orang tua, masyarakat, dan negara atau pemerintah. Artinya pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan haruslah mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat atau dari Kementerian Pendidikan sendiri.

C. Sekolah Sebagai Screening Moral

Merosotnya moral pelajar kita sebenarnya terkait juga dengan krisis yang dialami oleh keluarga. Banyak kita temui keluarga yang mengalami disorientasi dan disharmoni, bukan hanya karena masalah faktor keuangan atau ekonomi, tetapi juga karena faktor serbuan globalisasi nilai-nilai dan gaya hidup. Gaya hidup hedonistik dan materialistik sebagaimana banyak dipertontonkan melalui sinetron pada berbagai stasiun televisi Indonesia, hanya mempercepat disorientasi dan dislokasi keluarga dan rumah tangga. Akibatnya, anak-anak menjadi korban dari gaya hidup tersebut. Dalam konteks ini, kita bisa meletakkan pendidikan moral dalam rangka pendidikan karakter. 

Pendidikan moral merupakan dasar bagi sebuah pendidikan karakter. Moralitas merupakan sebuah pemahaman terhadap nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi setiap individu dan juga komunitas agar kebebasan dan keunikan masing-masing yang dimiliki tidak dilanggar, sehingga mereka dapat semakin menghargai kemartabatan dari masing-masing individu. Secara umum, moralitas membahas mengenai bagaimana kita memperlakukan seseorang. 

Pendidikan moral semestinya memberikan pengajaran kepada anak didik yang sedang dalam proses pertumbuhan moral, sebuah pengalaman strukturasi diri yang mendalam. Tahap-tahap tersebut dilalui dengan kesadaran dan lewat pengalaman. Oleh karena itu, pertumbuhan individu dalam kehidupan moral semestinya merupakan sebuah usaha yang sifatnya progresif, bukan regresif atau represif.

Terdapat sebuah perkataan, bahwasannya jika seorang guru ingin semua muridnya memiliki moral yang baik, maka sekolah sendiri harus menjadi institusi yang bermoral. Artinya, dapat dikatakan jika seluruh elemen sekolah harus memiliki moral baik terlebih dulu sebelum menjadikan siswanya memiliki moral yang baik. elemen yang dimaksud di sini, mulai dari kepala sekolah, tenaga usaha, office boy, yayasan, dan pihak yang memiliki hubungan atau bersentuhan langsung dengan siswa di sekolah, baik koperasi, dan lain sebagainya. 

Hal tersebut terjadi karena siswa datang ke sekolah tidak hanya membutuhkan pengetahuan, namun juga membutuhkan contoh atau tauladan yang baik dalam kehidupannya dan sekolah merupakan suatu wadah yang berkontribusi penuh terhadap nilai budaya dan moralitas yang terbangun dalam pribadi setiap siswa.

Moral merupakan cerminan diri untuk setiap orang. Setiap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang akan selalu mendapat perhatian dari orang lain. Ketika seseorang memiliki moral yang baik, maka otomatis seseorang tersebut akan mendapat sempel atau pandangan yang baik dari orang lain. 

Tidak perlu melakukan sesuatu yang luar biasa untuk bisa dikenal baik oleh masyarakat luas, tetapi cukup bersikaplah ramah dan sopan pada tempatnya. Yang pertama kali orang akan lihat untuk memberikan pemikirannya tentang kita adalah tingkah laku kita. Begitupun sebaliknya, jika kita melakukan sesuatu yang kurang baik atau bahkan sudah jelas dilarang dalam sebuah masyarakat, maka seseorang tersebut juga akan mendapatkan pandangan yang buruk dari masyarakat.

D. Sekolah Sebagai Pembentukan Kepribadian

Kepribadian (personality) terbentuk atau terjadi oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan sebuah kecenderungan atau kebiasaan dari psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku tertentu yang berbentuk sosial, baik itu berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun berbuat. 

Kepribadian tersebut sebenarnya adalah komplikasi dari suatu hal yang bersifat psikologis, kejiwaan, dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian anak juga dapat terbentuk oleh pengarah lingkungan terhadap perilaku anak dari waktu secara terus-menerus. Termasuk sekolah sebagai lingkungan atau rumah kedua bagi seorang anak untuk melakukan interaksi dan tempat untuk mengembangkan setiap kemampuannya. Guru juga sebagai orang tua kedua yang berada di sekolah dan memiliki peranan utama dalam hal membentuk kepribadian setiap  anak atau siswanya.

Seorang anak selalu mengikuti atau meniru sesuatu yang ada di lingkungannya, dan ayah ibu atau orang tua di rumah merupakan lingkungan sosial pertama ditemui oleh seorang anak. Sebagai lingkungan pertama, orang tua haruslah memberikan contoh atau tauladan yang positif atau baik terhadap anak supaya anak kedepannya akan memiliki kepribadian yang baik. 

Peranan sekolah sangat besar sebagai sarana tukar pikiran atau sarana untuk mengembangkan pola pikir diantara peserta didik, dan juga guru harus terus berupaya agar pelajaran yang setiap hari diberikan dalam proses pembelajaran cukup untuk menarik rasa suka dan minat anak, sebab kebanyakan anak menganggap suatu pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya tidak menarik atau bahkan tidak bermanfaat. Guru juga harus mendidik, yaitu membina setiap peserta didik untuk menjadi manusia dewasa serta generasi muda yang bertanggung jawab. Dengan cara tersebut, maka semua aspek kepribadian seorang anak dapat berkembang.

Guru dapat melakukan berbagai cara atau memberikan sebuah bimbingan yang menyenangkan kepada seorang anak dalam rangka menumbuhkan kepribadian positif anak tersebut. Guru harus membantu semua anak didiknya dalam menentukan sasaran keberhasilan sesuai dengan kemampuannya agar prestasi yang akan dicapai oleh anak tersebut tidak beresiko frustasi. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengekspresikan dirinya dan dalam mengambil dan membuat suatu keputusan. Seperti mengekspresikan hobinya dan memilih ekstrakurikuler yang disenanginya. 

Artinya, guru juga dapat membantu mengembangkan bakat terpendam yang dimiliki seorang anak, sehingga dari bakat tersebut dapat menimbulkan kepribadian yang positif. Guru haruslah memliki kepribadian yang selalu bersemangat dalam menuntaskan atau menyelesaikan hal-hal yang menjadi keinginannya. Guru sebaiknya selalu mengajak anak didik untuk mengamati keberhasilan dan menghadirkan semangat juang dari orang-orang atau teman-temannya yang telah berhasil. Guru juga harus mengusahakan dan menempatkan anak didiknya untuk berada di lingkungan yang penuh semangat, supaya anak didik tersebut juga ikut senang dan semangat dalam melakukan proses pembelajaran.

Banyak sekali contoh kegiatan siswa di lingkungan sekolah yang dapat membantu untuk membentuk kepribadian seorang siswa tersebut. Kewajiban memakai seragam saat di sekolah merupakan salah satu contoh dalam pembentukan kepribadian. Siswa yang memakai seragam ketika di sekolah menunjukkan sebuah persamaan derajat dan tujuan, yaitu menuntut ilmu, menciptakan rasa kebersamaan dan keharmonisan antar siswa. Selain itu, sistem belajar diskusi juga dapat membentuk kepribadian siswa. Dengan sering berinteraksi dengan temannya, maka juga akan banyak sekali pendapat atau wawasan yang akan diterimanya. Sistem belajar diskusi ini banyak sekali memberikan hasil yang positif, seperti memiliki teman banyak, mengerti berbagai bahasa, memiliki wawasan luas, dapat saling bertukar pikiran, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, kepribadian siswa itu dapat terbentuk sesuai dengan lingkungan yang dekat dengan mereka atau yang mereka tinggali. Kebanyakan anak yang memiliki kepribadian buruk dikarenakan mereka tinggal di lingkungan yang kurang baik, sehingga menyebabkan seorang anak juga memiliki kepribadian yang buruk. Sebaliknya, jika seorang anak tinggal di lingkungan yang bisa dikatakan baik, maka seorang anak itu juga akan memiliki kepribadian yang baik. Jadi, sudah seharusnya orang tua memberikan contoh dan juga lingkungan yang baik juga harmonis kepada anaknya. Kemudian, kepribadian itu akan dikembangkan oleh anak dalam lembaga pendidikan yang suatu saat kepribadian itu akan di bawa dalam masyarakat luas.

E. Pengaruh Keluarga-Sekolah Terhadap Individu

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Alasannya, karena keluarga merupakan lingkungan sosial dan lingkungan awal terjadinya sebuah interaksi baik itu antara pihak orang tua dan anak, antara anak dengan saudara kandung, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan yang pertama kali dilihat dan dilakukan adalah di lingkungan keluarga. 

Oleh karena itu, tidak heran jika keluarga memberikan banyak peran dalam mengembangkan pendidikan. Bimbingan serta arahan yang telah diberikan oleh orang tua akan mempengaruhi terhadap tahap perkembangan anak yang dilaluinya. Untuk itu, orang tua harus bisa paham dan mengerti serta peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan dari anaknya. Setiap tahap pertumbuhannya, seorang anak harus melewati sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Interaksi yang terjadi diantara orang tua dan anak sangat diperlukan supaya di dalam keluarga tersebut terjalin hubungan yang harmonis. Orang tua harus bisa membimbing dan mengarahkan anaknya agar kedepannya bisa menjadi anak yang bertanggung jawab, disiplin, dan beretika sesuai dengan norma dan keyakinan dalam keluarganya.

Lingkungan masyarakat merupakan tempat berbaurnya atau berkumpulnya semua komponen yang ada dalam sebuah masyarakat, baik dari agama, etnis keturunan, status ekonomi, maupun status sosial. Pengaruh lingkungan yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi diri anak terhadap dunia pendidikan. Masyarakat merupakan sebuah lingkungan yang sangat luas dengan segala ketentuan dan peraturan yang diterapkannya. 

Dengan demikian, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan lepas dengan yang namanya masyarakat, pergaulan atau pertemanan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain, selain itu di dalam masyarakat pasti ada yang setaraf atau seumuran dan ada yang lebih dewasa dalam bidang tertentu. Dalam berteman atau bergaul, anak harus bisa memilah dan memilih teman yang dapat dan positif untuk diajak berteman, jangan sampai salah dalam memilih teman yang tidak beretika atau tidak sopan dan tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat yang akan berdampak buruk terhadap diri sendiri.

Lembaga pendidikan atau sekolah juga menjadi sebuah wadah yang tepat bagi seorang anak dalam menuntut ilmu. Lingkungan sekolah adalah suatu lingkungan atau tempat anak-anak belajar untuk mendapatkan, mengembangkan, serta menggunakan sumber-sumber atau objek  dari keadaan di sekitarnya. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan juga ikut serta dalam memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak. Orang tua banyak yang menyerahkan tanggung jawab anaknya kepada guru yang ada di sekolah.  Sehingga dapat dikatakan jika guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kita di rumah. 

Sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Bagaimana berlangsungnya sebuah proses pendidikan di suatu sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh masyarakat. Pengaruh masyarakat yang dimaksud, yaitu pengaruh sosial, budaya dan partisipasinya. Pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya dapat tercermin di dalam proses belajar mengajar baik yang menyangkut pola aktivitas pendidik (guru) maupun anak didik dalam proses pendidikan. 

Nilai sosial budaya di dalam masyarakat bisa menjadi penghambat atau pendukung terhadap proses pendidikan yang dipandang baik di dalam literatur pendidikan. Oleh karena itu, usaha-usaha pembaruan terhadap proses pendidikan di sekolah, haruslah memperhatikan pula pengaruh sosial budaya dari lingkungan masyarakatnya. Semakin luas penyebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, dengan tingkat kualitas yang memadai, tentu produk persekolahan tersebut membawa pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat yang bersangkutan.

Lembaga pendidikan yang berada di lingkungan suatu masyarakat tertentu diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang bertanggung jawab, yang memiliki integritas tinggi. Masyarakat memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada lembaga pendidikan atau guru-guru yang berada di sekolah. Masyarakat menyekolahkan anaknya tidak lain adalah ingin anaknya bisa menjadi orang yang berpengetahuan luas, yang memiliki banyak wawasan, sehingga kedepannya dapat mengubah kehidupan keluarga mereka. 

Masyarakat mempercayakan kepada sekolah mengenai perkembangan potensi anak, karena tidak sedikit masyarakat atau orang tua yang tidak memiliki pendidikan memadai, sehingga mereka tidak bisa membimbing anaknya dalam hal pengetahuan umum. Dengan kata lain, lembaga pendidikan atau sekolah bertanggung jawab membimbing dan mengembangkan potensi anak sampai mereka dapat mengembangkan potensi mereka dengan baik. 

Masyarakat atau orang tua pastilah menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk terbaik dalam hal pendidikan. Masyarakat atau orang tua akan tertarik untuk menyekolahkan anaknya dalam suatu lembaga pendidikan ketika mereka mengetahui kualitas dari sekolah tersebut. Sekolah yang berkualitas merupakan sekolah yang mampu menghasilkan peserta didik yang unggul, intelektual, dan berpengetahuan luas. Tidak jarang orang tua rela membayar mahal untuk masalah pendidikan anak, karena orang tua tidak ingin salah dalam memilih lembaga pendidikan. Fenomena seperti itu haruslah dipahami oleh suatu lembaga pendidikan. 

Sekolah juga harus membuktikan kepercayaan yang telah masyarakat berikan kepada lembaga pendidikan tersebut. Guru yang mengajar di sekolah juga sudah seharusnya konsisten saat mengajar, konsisten dalam proses belajar mengajar. Orang tua anak ketika di sekolah bukanlah ayah ibu, melainkan adalah guru. Guru merupakan seseorang yang "digugu dan ditiru" sudah seharusnya guru harus bisa bijak dalam bertindak dan berkata. Ketika menginginkan peserta didik yang unggul, maka juga diperlukan guru yang berkualitas, guru yang mampu mengajak peserta didiknya untuk maju. Dapat disimpulkan, bahwa semua komponen yang ada di keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan haruslah saling mendukung satu sama lain dalam membentuk kepribadian anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun